Alisa Diculik Orang Tak Dikenal
Alisa Diculik Orang Tak Dikenal
"Sering-sering main ke sini, Sa. Aku ga ada temen nih. Jangan sungkan," ujar Melati padanya.
"Baiklah, Mel. Aku akan sering ke sini untuk menemuimu. Aku pulang dulu ya."
Melati pun mengantar Alisa sampai depan kontrakan. Ia meminta pada sang sahabat untuk masuk saja kembali. Namun, Melati menolak karena ingin memastikan dirinya dalam keadaan baik-baik saja.
Alisa merogoh tas selempangnya dan mencari ponsel. Ia menghubungi anak buah Saga untuk menjemputnya di sini. Karena urusannya sudah beres di kontrakan Melati. Alisa tak ingin berlama-lama di sini, karena sudah berjanji pada sang suami hanya keluar sebentar saja.
"Masuklah, Mel. Aku sudah menyuruh salah satu anak buah suamiku untuk menjemputku di sini. Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Masuklah." Alisa tetap keukeuh untuk menyuruhnya masuk. Mau tak mau, Melati melangkah ke dalam.
Sang sahabat melambai-lambaikan tangan ke arah Alisa sebelum masuk. Alhasil, Melati sudah berada di dalam kontrakannya.
Sambil menunggu anak buah Saga datang menjemput, Alisa pun ingin berjalan-jalan di sekitar kontrakan ini. Tanpa disadari, ada beberapa orang di dalam mobil yang sedang memantaunya.
Saat Alisa asyik berjalan kaki dan agak lengah, mobil itu semakin mendekat. Ditambah suasana kontrakan sekitar sini memang lengang. Tak ada orang yang hilir mudik.
Alisa menoleh ke arah kanan jalan. Tiba-tiba, ada sebuah mobil tengah berhenti di depannya. Siap siaga, ia pun memundurkan langkah dan mulai ambil ancang-ancang tuk berlari.
Namun, langkahnya kalah gesit karena dihadang oleh beberapa orang pria yang memakai masker. Tangan Alisa ditarik paksa untuk masuk ke dalam mobil.
"Tolong ...!" Alisa mencoba berteriak dengan kencang. Namun, tangannya masih ditarik oleh pria berbadan kekar.
Salah satu pria menarik tangannya, satunya lagi mendorong badannya hingga Alisa masuk ke dalam mobil. Melati yang mendengar teriakan Alisa, kemudian keluar dari kontrakan. Namun, nihil sudah karena wanita itu sudah masuk ke dalam dan mobil sudah melaju pergi.
"Alisaaa ...."
Melati melihat Alisa di dalam mobil tersebut. Sahabatnya diculik oleh orang yang tak dikenal.
"Duh, gimana nih? Kasian Alisa." Melati terlihat bingung harus meminta pertolongan dengan siapa.
Tak lama, terlihat sebuah mobil yang mendekat ke depan kontrakannya. Seorang pria tengah memakai jas tengah keluar dari mobil.
"Mana Nyonya Alisa?" tanyanya langsung dan jelas.
"A–Alisa ...."
"Mana?"
"Alisa diculik. Ada beberapa orang tadi membawa masuk Alisa dengan paksa. Aku bingung harus minta tolong dengan siapa di sini."
Anak buah Saga langsung terlihat cemas. Ia pun buru-buru masuk ke dalam mobil.
"Tunggu!" teriak Melati hingga membuat pria itu berhenti.
"Kenapa?"
"Tolong temukan Alisa dengan cepat ya. Aku mohon."
Pria itu mengangguk dan dengan cepat masuk ke dalam mobil. Melati terlihat begitu panik. Ia pun mencoba untuk menghubungi ponsel Alisa, tetapi tak aktif lagi.
"Ya Tuhan, semoga Alisa cepat ketemu."
***
Alisa masih di dalam mobil. Tubuhnya terhimpit oleh dua pria yang ada di sisi kanan dan kiri. Tak tahu sama sekali dengan orang-orang ini.
"Kalian siapa?! Kenapa kalian menculikku hah?!" Alisa berteriak di dalam mobil. Entah apa salahnya, ia pun tak tahu.
Keadaan sekarang membuatnya tak bisa apa-apa. Untuk mengambil ponsel saja di dalam tas, Alisa tak bisa. Ia mencoba mendorong kedua pria tersebut agar memberinya sedikit ruang.
"Aku ada di mana sekarang?"
Makin ke sini, jalanan makin terasa sunyi. Alisa semakin takut, entah mereka akan membawa dirinya ke mana. Ia jadi teringat dengan kejadian itu, saat kedua orang tua Saga membawanya ke rumah kosong. Ia pun mencoba untuk berontak lagi.
Karena melihat Alisa berontak terus menerus, membuat salah satu di antara mereka mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celana. Sebuah kain yang sudah diberi oleh obat bius. Pria itu langsung membekap mulut serta hidung Alisa. Tak lama kemudian, istri Saga itu pingsan.
"Akhirnya sudah aman. Wanita ini memang liar. Kita harus cepat-cepat membawanya ke tempat itu."
Mobil mereka terus melaju ke sebuah tempat yang sudah disuruh oleh seseorang. Orang tersebut memang berniat menyuruh mereka untuk mengawasi Alisa dan menculiknya.
Karena sudah berhasil menakhlukkan Alisa, maka salah satu dari mereka terlihat sedang memanggil seseorang. Tak lama kemudian, panggilannya pun direspons.
"Bos, wanita ini sudah bersama dengan kami. Dan, sebentar lagi kami akan segera sampai di sana," ujarnya.
"Bagus. Segera bawa Alisa ke sini. Aku sudah tak sabar lagi ingin bertemu dengannya," balas seseorang dari seberang sana.
Orang itu menjanjikan mereka dengan uang yang banyak. Maka dari itu, mereka semua semangat untuk melakukannya.
***
Alisa kini masih tak sadarkan diri. Kedua tangannya diikat oleh tali, di belakang kursi. Beberapa pria terlihat mengawasi di sekitar, memastikan supaya Alisa tak berniat untuk kabur ke mana pun.
Bos mereka kini telah datang untuk menyambut kehadiran Alisa. Mereka semua terlihat menundukkan kepala. Terlihat seorang wanita melangkah mendekat menuju Alisa yang masih dalam keadaan pingsan.
"Alisa, Alisa. Kasian sekali nasibmu," ujar wanita itu sambil berkacak pinggang. Sesekali dirinya tertawa puas melihat kesengsaraan yang dialami oleh Alisa kini.
"Ini uang untuk kalian semua." Wanita itu menyodorkan uang yang banyak pada mereka. Dengan cepat mereka lantas mengambilnya. "Aku akan membayar kalian lagi, apabila kalian semua menjaganya dengan baik di sini. Karena wanita ini bisa kabur kapan saja. Kalian awasi terus pokoknya."
"Baik, Nyonya. Kami akan melakukan semua perintahmu. Tenang saja. Wanita ini tak akan bisa kabur dari kami semua."
"Bagus! Aku percaya dengan kalian semua. Jangan buat aku kecewa."
Wanita itu memberi perintah pada mereka, agar tetap berjaga di sini saja dan tak ke mana-mana. Alisa sewaktu-waktu bisa saja kabur dari tempat ini, karena memang ia adalah orang yang cukup cerdik.
Ia tersenyum puas melihat keadaan Alisa sekarang. Wanita itu masih dalam keadaan pingsan dan belum sadarkan diri.
"Kalau Alisa sudah bangun, langsung kabari aku saja. Aku akan langsung ke sini segera, untuk menyambut kedatangannya."
"Baik, Nyonya."
Wanita itu lantas melangkah keluar dan meninggalkan Alisa bersama dengan mereka di tempat ini. Hatinya sudah merasa puas melihat istri Saga dalam keadaan terkurung. Tak ada yang bisa mengacaukan rencananya lagi kali ini, yang ia anggap sang pengusik sudah terkulai lemah di dalam sana.
"Aku akan pastikan, kau akan cukup lama berada di sini Alisa. Hingga Saga pun tak bisa menemukanmu dengan mudah!" ujarnya dengan berbangga diri. Lantas, ia menuju ke dalam mobilnya dengan segera.