Arrogant Husband

Joseph Pangestu



Joseph Pangestu

0"Reva."     

Seorang pria tengah memanggil Reva dengan senyum semringah. Yang dipanggil pun akhirnya menoleh ke samping. Wanita itu terkejut karenanya.     

"Joseph. Kau?"     

"Sudah lama kita tak bertemu, Va. Apa kabarmu?" Pria yang bernama Joseph itu menjulurkan tangan ke arah Reva.     

"Aku baik-baik saja." Reva membalas uluran tangan itu.     

Mereka tak sengaja bertemu di sebuah mall mewah sekitar sini. Reva tak menyangka bisa ketemu pria itu. Sudah lama sekali, mereka tak saling jumpa.     

Joseph pun mengajak Reva sebentar untuk ngobrol-ngobrol. Pria itu mengajaknya minum. Awalnya, Reva menolak karena ingin menemui Saga lagi, tapi dirinya juga tak enak pada Joseph.     

Alhasil, mereka berjalan bersisian. Joseph dan Reva sudah sampai dan pria itu langsung memesan minuman.     

"Aku kira kau sedang berada di luar negeri, Va."     

"Aku baru saja datang ke Indonesia, Jo. Baru beberapa bulan ini."     

Pria berperawakan tinggi nan kekar itu tampak mengangguk. Lantas, mata mereka saling beradu tatap. Joseph memang sedari dulu menyukai Reva, tapi wanita itu malah tak membalas cintanya.     

Joseph bertanya-tanya tentang Reva. Wanita itu menanggapi dengan santai, walaupun agak sedikit malas karena ia harus pulang.     

"Va?"     

"Hmm?" jawab Reva.     

"Perasaanku padaku masih sama seperti dulu."     

Hal ini yang membuat Reva mendadak tak suka. Wanita itu lantas cemberut. Ia sama sekali tak menyukai Joseph. Walau pun pria itu tak kalah tampan dan mapan sama seperti Saga. Reva tak membalas ucapan Joseph sama sekali.     

"Va?"     

"Bisa kita bicara hal yang lain saja? Aku tak mau membahas itu lagi, Jo. Kalau kau tetap ngotot, aku akan pulang saja."     

"Baiklah, baik. Kita ganti topik pembicaraan."     

Wanita itu tak mau membahas apa pun perihal hubungan mereka. Reva hanya menganggap Joseph teman biasa dan tak lebih. Cintanya hanya untuk Saga seorang. Joseph dan Saga dulu adalah teman baik, tapi karena wanita itu lebih memilih Saga, alhasil mereka berdua jadi bermusuhan sampai sekarang.     

"Oh, ya, bagaimana kabar Saga?"     

"Saga ya? Dia sudah punya istri, Jo. Aku sangat cemburu melihatnya bermesraan dengan istrinya."     

Joseph sangat senang mendengar kabar ini. Ternyata Saga sudah mempunyai istri dan ini adalah kesempatan emas baginya untuk dekat dengan Reva. Ia harus bisa mendapatkan wanita itu.     

'Ini kesempatan yang bagus. Kalau sampai aku tak bisa menakhlukkanmu dalam pelukanku, jangan panggil aku Joseph Pangestu kalau begitu.'     

Setelah mereka minum-minum, Reva berniat akan segera pulang saja dari sini. Namun, Joseph masih menahannya agar tak pulang cepat.     

Topik-topik pembicaraan pun selalu Joseph hadirkan agar Reva tak merasa bosan padanya. Itu semata-mata agar lebih dekat lagi dengan wanita incarannya. Joseph ingin mendapatkan Reva dengan segala cara. Matanya terhunus tajam melihat wajah wanita cantik yang saat ini ada di depannya.     

"Oh ya, Jo. Aku pulang dulu ya. Aku merasa lelah dan pengen istirahat saja," ucap Reva.     

"Biar aku yang mengantarmu ke rumah, Va."     

"Tak usah repot-repot. Aku membawa mobil."     

Pendekatan yang dilakukan oleh Joseph, akhirnya gagal. Reva memang wanita yang sulit untuk ditakhlukkan baginya. Hati sang wanita masih terikat pada Saga.     

Akhirnya, Joseph mengalah dan membiarkan Reva pulang sendiri. Namun, tak mengapa, hatinya lega karena melihat wanita itu ternyata berada di Indonesia, sama seperti dirinya. Joseph melihat punggung Reva yang semakin menjauh. Lekuk tubuh sang wanita sangat membuatnya terpana.     

"Reva, kau akan jadi milikku sebentar lagi." Joseph yakin akan mendapatkan Reva.     

***     

"Sayang, aku harus ke apotek dulu sebentar. Ingin menebus vitamin-vitaminmu yang telah diresep ini." Saga memperlihatkan secarik kertas pada sang istri.     

"Hmm, baiklah sayang. Tapi, jangan lama-lama ya. Aku tak mau sendirian di kamar ini, kalau tak ada dirimu." Alisa sekarang sangat manja padanya. Membuat Saga jadi gemas sendiri.     

"Baiklah sayang. Tunggu aku pulang, ya. Aku janji, tak akan lama." Pria itu mengulum bibir Alisa berkali-kali. Mereka berdua sempat-sempatnya berperang lidah dalam beberapa saat. Keduanya sama sekali tak merasa bosan.     

"Ya sudah, aku pergi dulu, takut kemalaman nanti."     

"Iya sayang, hati-hati di jalan."     

Saga ke luar dari kamar dan meninggalkan Alisa di dalam sendirian. Sebelum pergi, ia berpesan kepada anak buah untuk berjaga di depan pintu kamar Alisa. Ia takut, kalau terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Setelah memberi perintah, maka Saga pun segera berangkat.     

***     

Vitamin yang sudah diresep tadi akhirnya sudah Saga tebus di apotek. Langkahnya pun membawanya untuk pulang ke rumah menemani istri tercinta. Saga merogoh ponsel dalam saku celana dan terlihat mengetikkan sesuatu di aplikasi perpesanan berwarna hijau.     

Matanya terfokus pada layar ponsel, hingga tak memandang ke arah jalan. Akhirnya, Saga bertubrukan dengan seorang pria yang tengah berlari ke arahnya. Mengakibatkan vitamin yang berbungkuskan plastik itu jatuh ke tanah.     

"Maafkan aku, maaf," ujarnya.     

Saga pun menyimpan ponselnya dalam saku celana dan memandang orang tersebut. Matanya terbuka lebar saat mengetahui siapa orangnya. Pria yang di hadapannya pun sama terkejut.     

"Saga?"     

"Jo?"     

Saga memungut vitamin itu dan ingin pergi dari sana. Tak mau bertemu dengan pria itu sama sekali.     

"Setelah sekian lama, akhirnya kita bertemu juga, Ga," ujarnya.     

Saga tak merespons apa-apa. Ia lebih memilih untuk kembali ke dalam mobil. Namun, tangannya dicekal oleh Joseph.     

"Bisakah kita bicara?"     

"Aku tak ada waktu untuk bicara dengan orang sepertimu!" Saga memandang tajam ke arah Joseph. Ia pun menepis tangan pria itu dengan kasar.     

"Ayolah, Ga. Hanya sebentar saja."     

Saga tetap tak menggubris sama sekali. Langkahnya menuju ke mobil dan mulai memacu kecepatan untuk pergi dari sana. Hal itu membuat Joseph jadi kesal sendiri.     

"Saga masih marah denganku. Padahal aku mau bicara sesuatu padanya."     

Akhirnya, Joseph pun juga berlalu dan tak jadi ke apotek membeli obat. Pria itu sudah hilang mood-nya. Pertemuannya dengan Saga yang tiba-tiba ini, membuatnya bernostalgia ke zaman dulu.     

"Bagaimana caranya aku bisa minta maaf pada Saga? Aku sungguh menyesal karena pernah membuat kesalahan padanya hanya karena seorang wanita," ucap Joseph.     

Beruntung, ia masih ingat di mana alamat rumah Saga. Mungkin besok dirinya akan mendatangi rumah pria itu dan akan meminta maaf. Mencoba mengulang kembali tali pertemanan seperti dahulu kala. Karena sekarang, Saga sudah menikah, maka tak ada saingan lagi untuk mendapatkan Reva.     

"Aku ingin hubungan kita seperti dulu lagi, Ga. Tanpa ada perkelahian seperti ini, yang sudah terjadi selama bertahun-tahun terakhir."     

Pria bernama Joseph itu melangkah lesu menuju ke dalam mobil. Ia pun segera memacu kecepatan, agar cepat sampai pulang. Hari ini, dirinya bertemu dengan orang-orang yang sama sekali tak ia duga akan bertemu, yaitu Saga dan Reva.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.