Arrogant Husband

Spot Kenikmatan



Spot Kenikmatan

0Deru mobil Saga terdengar dari luar, Alisa pun meletakkan kembali gelas jus ke tempatnya. Ia segera bangkit dari duduk dan langsung menghampiri sang suami. Wanita itu melangkah ke luar dan menyambut kedatangannya.     

Saga merentangkan kedua tangan agar sang istri bisa memeluk dirinya. Tak ingin menyia-nyiakan hal ini, Alisa pun langsung memeluk sang suami yang baru pulang dari kantor. Wajah pria itu terlihat begitu lelah. Alisa langsung mengajak Saga menuju ke dalam kamar.     

Mereka berjalan menaiki tangga dengan perlahan. Saga menuntun Alisa begitu hati-hati. Wanita itu merasa senang, karena diperhatikan seperti ini oleh Saga.     

Saga memegangi kedua pundak Alisa dengan kuat. Seolah-olah takut kalau sang istri kenapa-kenapa. Sementara Alisa hanya tertawa melihat tingkah Saga.     

"Sayang, aku tak apa-apa." Alisa tertawa sekejap.     

"Sudahlah sayang, kau diam saja dan jangan tertawa." Saga terus memegangi kedua pundaknya hingga telah sampai menuju ke depan pintu. Pria itu memutar kenop pintu dan terbuka. Mereka berdua lantas masuk ke dalam.     

Alisa meraih tas kerja Saga dan meletakkan di atas meja. Kemudian, tangannya meraih dasi yang melingkar di leher sang suami dan mulai melepaskannya.     

"Perhatian sekali istriku ini." Saga mengecup kening Alisa cukup lama. Kemudian, pria itu beralih menuju ke area perut sang istri.     

"Nak, semoga kau selalu baik-baik saja di dalam sana, ya. Ibu dan ayah akan selalu menjagamu dengan baik," ucap Saga sambil mengelus-elus perut Alisa. Pria itu lalu mengecup singkat.     

Pandangan Saga kembali terarah pada sang istri yang berwajah cantik. Tak bosan-bosan ia melihat Alisa seperti ini. Tangannya terjulur dan menyentuh pipi wanita itu.     

"Kau sangat cantik sayang. Ibu tercantik di dunia." Sambil membelai-belai dengan lembut pipi Alisa.     

"Kau juga tampan sayang." Alisa balas membelai wajah Saga dengan tangannya.     

Sebelum Saga memutuskan untuk mandi, ia ingin terlebih dahulu memanjakan sang istri seperti ini. Membawa Alisa ke dalam pelukan dalam waktu cukup lama. Baginya, memeluk Alisa seperti ini, membuatnya merasa sangat nyaman. Buah dada sang istri begitu terasa kenyal di dadanya sendiri.     

Pria itu kemudian beralih menuju ke bibir mungil Alisa. Kemudian, Saga mengulum bibir itu dengan penuh nafsu. Tak pernah terlewatkan momen seperti ini.     

Mereka saling mengulum bibir satu sama lain. Saling berperang lidah di dalam. Saga dan Alisa sangat menikmatinya. Pria itu bahkan lupa untuk mandi karena sedang berduaan seperti ini dengan sang istri.     

"Sayang." Alisa menepuk pelan bahu Saga. "Buka bajumu sayang. Aku ingin mencium ketiakmu yang wangi itu."     

"Tapi .... Aku masih belum mandi."     

"Tak usah mandi. Kau begini saja. Aku menyukai aroma ketiakmu yang seperti ini," ucap Alisa sambil nyengir.     

Wanita itu perlahan membuka kancing kemeja Saga. Setelah itu, Alisa meletakkan kemeja itu ke bawah lantai. Tangannya menarik Saga agar naik ke atas ranjang.     

Kini, tubuh bagian atas Saga sudah polos, tak tertutupi sehelai kain pun. Alisa sekarang lebih leluasa untuk menciumi ketiak sang suami sampai puas.     

Ketiak Saga begitu polos dan putih mulus, tak ada bulu-bulu yang tumbuh di sana. Ditambah lagi, aromanya yang membuat Alisa begitu sangat nyaman. Wanita itu sangat menikmati setiap mengendus.     

Saga membelai-belai rambut Alisa yang terasa wangi. Sementara sang istri masih asyik melakukan aktivitas mencium ketiaknya.     

"Sayang, kau begitu menyukai ketiakku yang belum mandi ini, ya?" tanya Saga.     

"Iya sayang. Makanya jangan mandi dulu, ya. Soalnya, aku sangat menyukai aroma kecut seperti ini. Masih ada bau keringatnya."     

Saga agak heran dengan tingkah sang istri. Alisa begitu menyukai aroma ketiaknya yang masam. Saga ingin sekali mandi, tapi sang istri masih melarangnya. Alisa juga memintanya untuk tak memakai minyak wangi setiap saat. Mau tak mau, ia pun harus menuruti apa kata sang istri.     

"Semua akan kulakukan untukmu, sayang. Kau suruh aku tak mandi pun, tak masalah bagiku. Asalkan kau senang."     

"Terima kasih sayang." Alisa mendongak wajah Saga sekejap, lalu ia pun melanjutkan lagi aktivitas ingin terus mencium ketiak sang suami.     

Kegiatan mencium ketiak Saga sudah cukup lama Alisa lakukan. Saat ini, sudah hampir senja dan pria itu juga belum mandi sampai sekarang, karena sang istri melarang.     

Timbal balik pun terjadi antara mereka. Saga kemudian, meremas-remas buah dada sang istri. Wanita itu masih asyik di sekitar ketiaknya. Ia meremas dengan penuh gairah dan sedikit kencang. Alisa terlihat mengaduh sejenak.     

Alisa tahu kode dari Saga. Ia pun hanya bisa pasrah melihat sang suami mendekat. Pria itu membuka dress mini milik sang istri dan hanya menyisakan bra saja.     

"Sayang?" panggil Saga lembut.     

"Iya sayang?"     

"Aku ingin menghisapnya, boleh kan?" Alisa mengangguk patuh.     

Saga mengusap-ngusap buah dada itu terlebih dahulu, lalu mulai membuka pengait bra yang ada di belakang. Terlihatlah dua gundukan besar nan kenyal di sana yang begitu menggoda indra penglihatan. Bra milik Alisa ia lempar ke sembarang arah.     

Kini, tubuh bagian atas mereka berdua begitu polos dan tak tertutup apa-apa lagi. Saga setengah menindih tubuh Alisa. Pria itu masih menumpukan kedua tangannya di atas ranjang. Saga pun mulai menghisap ujung bulatan kecil di area tersebut. Memberikan rasa nikmat dan sensasi tersendiri bagi sang istri.     

Saga menghisapnya berkali-kali, layaknya seorang bayi yang sedang mengedot penuh nafsu. Pria itu begitu bergairah. Kedua tangan Alisa meremas-remas rambut Saga yang sekarang jadi acak-acakan.     

"Ahhhh," jerit Alisa.     

Mendengar jeritan Alisa yang terdengar manja di gendang telinga, membuat Saga makin menghisap sambil meremas-remas buah dada sang istri penuh nafsu. Napas wanita itu naik turun, seirama dengan gerak dadanya yang kembang kempis.     

"I love you, sayang." Saga berhenti sejenak. Memberi jeda agar ia bisa melihat wajah Alisa sebentar.     

"I love you too."     

Pria itu kembali lagi pada aktivitasnya. Meremas-remas seperti ini sudah menjadi keahliannya sejak dahulu. Saga memang sangat ahli kalau dalam urusan menakhlukkan dan memberi kehangatan pada wanita. Tangannya sangat lihai, memberikan sentuhan demi sentuhan di setiap lekuk tubuh sang istri yang ia cintai.     

Tubuh Alisa naik turun dibuatnya. Hanya dengan menghisap dan meremas seperti ini, sudah membuat sang istri berada di dalam kenikmatan. Apalagi kalau sang junior bangun dan berdiri tegak, tak akan ia sia-siakan itu dan akan memasukkannya ke dalam sebuah lubang kenikmatan.     

Saga juga memberikan cupang di berbagai area dada Alisa. Wanita itu begitu menikmati setiap ciuman yang diberikan oleh Saga. Mereka berdua hanyut dalam buai kenikmatan, hingga pria itu lupa dengan mandinya.     

Lantas, Saga pun berhenti sejenak. Ia kemudian melihat jam yang ada di atas nakas, samping tempat tidur. Pria itu meminta izin pada sang istri untuk menyudahi permainan ini.     

"Sayang, sudah dulu ya. Aku ingin mandi. Tak tahan lagi, soalnya badanku sudah lengket."     

"Baiklah sayang. Selamat mandi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.