Arrogant Husband

Keagresifan Reva



Keagresifan Reva

0Sudah dua hari pencariannya untuk menemukan Alisa, tapi tak membuahkan hasil sama sekali. Ke mana lagi ia harus mencari sang istri. Semua anak buah juga telah dikerahkan. Dalam dua hari saja, hidup Saga bagaikan tak bernyawa. Hari-harinya jadi hambar dan tak bersemangat. Bahkan pekerjaan kantor saja, rela ia tinggalkan.     

Sekarang ia terduduk lemas di sofa ruang tamu sehabis mencari Alisa sepanjang pagi hari. Ia ingin istirahat sebentar, lalu mencari keberadaan sang istri lagi.     

Tiba-tiba saja terdengar deru mobil dari luar. Namun, Saga tak ingin tahu siapa yang datang. Terdengar suara langkah kaki yang mendekat menggunakan sepatu hak tinggi. Ia pun menoleh ke belakang dan mendapati Reva berada di rumahnya.     

"Kenapa kau datang ke sini?" tanya Saga tampak tak suka dengan kehadiran Reva.     

Wanita itu pun duduk di sampingnya. Reva merapatkan jarak duduk agar semakin dekat dengan Saga. Namun, Saga pun menjauh perlahan.     

Reva memonyongkan bibir saat Saga menjauh. Pria itu tak mudah untuk didekati. Ia pun mendekat lagi.     

"Kau ini kenapa sih? Bisa tidak jauhan sedikit? Aku merasa sangat gerah karena kau mendekat seperti ini!" ujar Saga meninggikan suaranya.     

"Memangnya kenapa kalau aku mendekat seperti ini? Ayolah, Ga. Aku masih sangat mencintaimu. Tinggalkan saja Alisa itu."     

"Diam kau! Aku tidak ingin kau membahas istriku!"     

Reva lebih agresif sekarang. Dengan cepat ia menggamit lengan Saga. Membuat pria itu melotot tajam ke arahnya. Namun, dirinya sama sekali tak peduli.     

Saga mencoba menjauhkan tangan Reva dari lengannya. Dan, berhasil. Namun, wanita itu kembali lagi menggamit lengannya. Saga menyingkirkan lagi berkali-kali dan pada akhirnya Reva agresif lagi.     

"Pergi kau dari sini!" tunjuk Saga pada Reva. Ia kini berdiri dan marah besar.     

Reva juga ikut berdiri. "Aku masih mau berada di sini bersamamu."     

Tangan Reva membelai-belai dada bidang Saga. Ia ingin memberi sentuhan ternyamannya untuk pria itu. Saga dengan cepat menyingkirkan tangan itu dari tubuhnya.     

"Kenapa?" tanya Reva.     

"Jangan kurang ajar, Va!"     

Wajah Reva mendekat ke Saga. Ia pun berbisik ke telinga pria itu. Suaranya terdengar pelan, tapi sangat manja. Bahkan Reva mengeluarkan suara desahan agar sang lawan takhluk.     

Reva melakukan segala cara agar membuat Saga tertarik padanya. Ia kerahkan semua yang ia bisa. Tangannya kemudian merayap menyusuri perut six pack pria itu. Saga hanya diam sambil memicingkan mata.     

"Kau suka begini kan?" tanya Reva. Tangannya kemudian menjalar menuju ke bawah junior Saga. Ia pun memegangnya berkali-kali. Reva menggigit bibir bagian bawahnya sendiri.     

"Va."     

"Apa?"     

Reva masih memegang junior Saga yang panjang nan besar dalam waktu lama. Membuat pria itu agak menegang sekarang. Belaian Reva memang memabukkan untuknya.     

'Tahan Saga, tahan. Ini tak benar.'     

Saga melepaskan tangan Reva dari juniornya. Ini semua tak benar. Ia tak mau kebablasan dengan sang mantan. Wanita yang sudah menjadi bagian dari masa lalunya.     

Ia menyuruh Reva pergi dari rumah ini. Namun, wanita itu masih belum mau pulang dari sini. Terpaksa, Saga yang keluar dari sini dan kembali lagi mencari Alisa.     

"Ahhh, Saga," desah Reva. Wanita itu menarik tangannya serta mendekat dan menempelkan dadanya ke dada bidang Saga.     

Reva mencoba merayu Saga dan agresif pada pria itu. Kesempatan emas ini tak boleh disia-siakan. Ia tahu, perlahan-lahan Saga telah tergoda padanya. Maka dari itu, dirinya melancarkan aksi terus menerus.     

Kemudian, kedua tangan Reva menempel ke bahu kekar Saga. Sedangkan, dada montoknya masih menempel di dada pria itu. Saga bisa merasakan betapa kenyalnya buah kenikmatan milik Reva. Sama besarnya dengan punya sang istri.     

"Apa kau ingin bercinta denganku, Saga?" Reva memberi sentuhan demi sentuhan pada pria incarannya itu.     

"Jangan kelewatan, Va! Ini sudah tak benar. Menyingkirlah dariku," balas Saga dengan keringat dingin yang mulai keluar dari pelipisnya.     

Ia ingin keluar dari rumah ini sekarang. Namun, langkahnya selalu terhenti karena Reva. Wanita itu selalu saja menariknya untuk melakukan hal ini. Saga menahan diri agar tak kebablasan. Tahu kan? Bagaimana rasanya menahan hasrat kalau sedang begini? Bagi Saga, melihat Reva sedang agresif seperti ini membuatnya kewalahan.     

"Reva, menjauhlah dariku!" Saga mendorong wanita itu agak pelan. Dan, ia langsung menuju keluar rumah untuk bergegas masuk ke dalam mobil. Ia tak akan meladeni permainan dari Reva lagi.     

Reva terlihat sangat kesal karena Saga pergi begitu saja dari hadapannya. Ternyata sangat sulit untuk menakhlukkan pria itu walau sudah diberi kelembutan. Ia berani agresif seperti tadi hanya semata-mata membuat Saga masuk dalam jerat cintanya. Namun, langkah yang ia ambil ternyata gagal juga.     

"Saga, kau sangat menyebalkan sekali! Padahal aku sudah memberikanmu belaian seperti tadi."     

Saga sudah tak terlihat lagi di halaman depan. Pria itu sudah melaju pergi bersama mobil sport kesayangannya. Saga pasti mencari Alisa dan Reva tahu betul akan hal itu.     

"Baik Saga, baik. Pergilah kau cari Alisa sampai ketemu. Dan, ketahuilah, itu semua tak akan pernah membuahkan hasil sama sekali. Karena aku sudah menempatkan istrimu itu dalam suatu tempat yang jauh dari kerumunan dan pasti tak bisa kau temukan dengan mudah." Reva mengoceh sendiri. Ia pun segera pergi dari rumah ini dan ingin gerak cepat.     

Mungkin, hari ini ia gagal mendapatkan perhatian pria itu, tetapi lain kali pasti akan berhasil. Mengingat Saga termasuk pria yang teguh untuk ditakhlukkan. Membuat dirinya harus ekstra membutuhkan persiapan khusus.     

Reva memandangi sekitar dalam rumah Saga. Rumah bak istana ini, berdiri megah nan mewah. Banyak pelayan dan para anak buah yang bekerja untuk pria itu. Reva berkeinginan untuk mengambil alih posisi Alisa sekarang dan ia akan menjadi Nyonya di rumah ini suatu hari nanti.     

"Alisa, aku akan merebut apa yang kau punya. Semuanya! Termasuk Saga dan statusmu di rumah ini. Akulah yang akan menjadi Nyonya di rumah ini, saat tiba masanya nanti." Reva tersenyum lebar dan merentangkan kedua tangan.     

Setelah puas tertawa, maka ia pun berniat untuk segera pulang dari sini. Ia melangkahkan kaki ke luar dari rumah ini dan langsung menuju ke dalam mobil. Reva sudah cukup merasa puas karena bertemu dengan Saga tadi.     

Ia berjanji pada diri sendiri, akan merebut Saga secepatnya dari sisi Alisa. Dirinya tak akan pernah merelakan pria itu jatuh berlama-lama di tangan wanita kampungan itu. Bersama dengan orang tua Saga, Reva akan menyingkirkan Alisa dari kehidupan pria yang ia cintai.     

"Sabar Reva, sabar. Sebentar lagi, Saga akan menjadi milikmu selamanya. Kau harus menyingkirkan wanita itu dengan cepat, agar dia tak menjadi parasit antara aku dan Saga." Reva pun menginjak gas dan mulai melajukan mobilnya pergi dari rumah ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.