Arrogant Husband

Kado Terindah : Alisa Hamil



Kado Terindah : Alisa Hamil

2Sudah dua bulan pernikahan yang telah mereka lalui bersama. Ada suka dan duka telah menghampiri kehidupan Saga dan Alisa. Namun, keduanya melewati secara bersama-sama. Walau badai gelombang tengah menghantam biduk rumah tangga, keduanya tak terpisahkan.     

Reva semakin gencar untuk merusak rumah tangga Alisa. Namun, tak akan pernah ia biarkan wanita itu dengan suka hati mengincar apa yang dia mau. Saga juga sudah memberikan ultimatum pada Reva, tapi tak membuat wanita itu jera sekalipun.     

"Happy anniversary dua bulan sayang." Saga memeluk tubuh Alisa yang sintal itu dari belakang.     

"Happy anniversary juga sayang."     

Sempat-sempatnya Saga mencuri satu kecupan dari bibir Alisa. Mereka tengah berpeluk mesra di dalam kamar.     

"Kau mau apa di hari special ini sayang?" tanya Saga.     

"Aku hanya ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersamamu di rumah," ucap Alisa.     

"Bisa diatur. Aku akan cepat pulang nanti. Hari ini pekerjaan di kantor hanya sedikit." Alisa mengangguk-angguk.     

Alisa mengambilkan tas kerja milik Saga dan membawanya ke luar. Mereka menuruni anak tangga bersama-sama. Pria itu sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat kerja. Makanan sudah terhidang di atas meja. Alisa menyendokkan nasi ke dalam piring sang suami berserta lauk pauk dan sayur.     

Mereka sama-sama membaca doa sebelum menyantap hidangan. Saga sangat senang karena dilayani seperti ini oleh sang istri. Ia ingin seperti ini selamanya.     

"Terima kasih sayang," ujar Saga.     

"Iya sayang, sama-sama."     

***     

Entah kenapa, kepala Alisa tiba-tiba terasa sangat pusing. Matanya berkunang-kunang. Ia pun memijit kepalanya yang terasa sakit. Badannya lemas seketika.     

"Kenapa ini? Padahal aku sudah makan pagi tadi," lirihnya.     

Alisa merasa lemas sekali. Tubuhnya terhuyung saat berjalan dengan pelan. Wajahnya pun sungguh pucat.     

"Ada yang tak beres," seru Alisa.     

Alisa pun memaksa untuk berjalan menuju ke pintu kamar. Ia ingin pergi ke dokter untuk periksa kesehatan. Namun, belum sampai di depan pintu, tiba-tiba dirinya terjatuh dan tak sadarkan diri.     

Mendengar ada yang terjatuh, dua anak buah Saga yang bersiaga di depan pintu lekas menghampiri Alisa. Mereka dengan sigap lekas membawa wanita itu ke rumah sakit.     

Anton, anak buah kepercayaan Saga lekas membawa Alisa ke sana. Ia juga khawatir pada sang Nyonya.     

"Nyonya, kau pasti akan baik-baik saja."     

***     

"Kenapa dengan saya, dok?" tanya Alisa sesaat setelah sadar.     

"Anda tidak apa-apa, bu. Ini wajar sekali terjadi pada ibu yang sedang hamil."     

Mendengar ucapan sang dokter, Alisa tampak terpukau. Matanya menatap dokter itu terus menerus, seakan tak percaya dengan apa yang barusan ia dengarkan.     

"A–apa dok?"     

"Anda sedang mengandung, bu. Kandungan ibu sudah memasuki usia tiga minggu. Selamat ya," ucap dokter wanita itu.     

Alisa kemudian langsung membalas jabatan tangan sang dokter. Matanya berkaca-kaca dan terharu. Senang sekali mendengar kabar baik ini. Pasti Saga akan turut senang juga.     

Dokter itu memberikan sebuah surat mengenai hasil pemeriksaannya hari ini. Dan, Alisa akan menyerahkan surat itu pada Saga.     

"Ibu harus menjaga kandungan dengan sebaik mungkin ya. Jaga asupan nutrisi dengan baik juga."     

"Pasti dok." Alisa kemudian pamit ke luar.     

Alisa sangat berterima kasih pada dokter itu. Wajahnya memancarkan aura kebahagiaan yang tiada terkira. Ia terus tersenyum dan memeluk surat itu dengan erat.     

"Terima kasih, Tuhan. Terima kasih telah mempercayakan padaku sebuah amanah ini," ucap Alisa sambil mengusap pelan perutnya.     

Senyuman manis tak henti-henti ia pamerkan. Sang anak buah sudah menunggu Alisa di parkiran. Ia ke sana dan akan memberi tahu pada Anton sebuah kabar baik ini.     

Anton mempersilakan Alisa untuk masuk ke dalam mobil. Pria itu lantas melihat senyuman manis yang Alisa pancarkan.     

"Nyonya terlihat bahagia sekali. Kalau saya boleh tahu, apa hasilnya tadi?"     

"Aku sangat senang sekali. Aku hamil."     

Mobil melaju dengan pelan. Anton terkejut sekaligus bahagia mendengar bahwa sang Nyonya tengah mengandung calon bayi.     

"Wah, selamat Nyonya. Pasti Tuan akan sangat senang mendengar kabar baik ini." Alisa mengangguk-angguk penuh rasa bahagia.     

Sehabis Saga pulang dari kantor nanti, ia akan memberitahukan hal ini padanya. Alisa sudah tak sabar ingin melihat reaksi dari sang suami. Saga sudah sangat ingin memiliki seorang anak. Dan, sekarang doanya mereka telah dikabulkan oleh Tuhan.     

Dua bulan pernikahan mereka ternyata Tuhan memberi sebuah amanah yang harus dijaga. Kado terindah yang akan Alisa berikan pada sang suami. Semoga saja, dengan kehadiran bayi ini, membuat sang mertua bisa membuka hati untuk Alisa.     

***     

Alisa menaiki anak tangga dengan perlahan. Ia tak mau terburu-buru karena mengingat sang calon bayi dalam kandungan. Ia akan menjaga kandungan ini dengan sebaik mungkin. Akhirnya, Alisa sudah sampai di kamarnya.     

Wanita itu duduk di tepian ranjang dengan perlahan. Kemudian, mengambil tas dan membuka surat hasil pemeriksaan tadi. Betapa senang hatinya karena sekarang mengandung buah cintanya bersama dengan Saga.     

"Wahai anakku, tumbuhlah kau dengan baik di dalam perut ibu. Ibu dan ayah akan membesarkanmu dengan sebaik mungkin."     

Alisa masih belum memberitahukan hal ini pada Saga lewat telepon. Namun, ia akan memberitahukannya nanti pada saat pria itu datang ke rumah. Dirinya ingin melihat reaksi sang suami akan seperti apa nanti.     

"Aku tak sabar ingin melihat reaksi Saga seperti apa nanti. Pasti dia bahagia sekali mendengar kabar ini. Ohh, sayang ... kita berdua akan segera mempunyai seorang anak," ucap Alisa yang masih terus memancarkan senyuman. Raut wajah bahagia tak dapat disembunyikan.     

Saga telah berjanji, bahwa pria itu akan segera pulang cepat ke rumah. Karena untuk merayakan hari jadi mereka yang dua bulan. Dan, tak menyangka akan mendapatkan kado terindah ini.     

"Ibu akan segera mandi dan bersiap-siap, karena mungkin ayahmu sebentar lagi akan pulang."     

***     

Saga telah pulang ke rumah dan disambut dengan penuh sukacita oleh Alisa. Sang istri menebar senyum sedari tadi, membuatnya sedikit agak bingung. Alisa pun sudah terlihat sangat cantik dan wangi.     

"Sayang, kau terlihat sangat senang sekali," ucap Saga sambil memeluk sang istri.     

"Aku sangat bahagia hari ini sayang. Sungguh!"     

"Karena hari ini kita merayakan pernikahan yang kedua bulan ya? Begitukah?"     

"Ada yang lebih indah dari itu sayang." Alisa mengedipkan sebelah mata ke arah sang suami.     

"Apa itu?"     

Saga sejak awal penasaran dengan teka-teki yang diutarakan oleh Alisa. Ia ingin segera tahu, apa yang sebenarnya terjadi.     

Alisa pun mengambil sebuah surat yang masih tersimpan dalam tasnya. Segera ia ambil dan berikan pada Saga. Dirinya ingin melihat reaksi sang suami seperti apa.     

"Ini." Alisa menyodorkan surat itu pada Saga.     

"Ini apa sayang?"     

"Lihat dan bacalah," suruh Alisa.     

Saga membaca dengan perlahan isi surat itu. Kemudian, matanya terbuka lebar sekaligus mulutnya menganga.     

"Sayangg ... k–kau ...?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.