Arrogant Husband

Makan Malam



Makan Malam

1"Sayang ... kau hamil?"     

Tubuh Saga bergetar hebat. Kedua kakinya tak karuan menopang berat badan. Mata dan mulutnya sontak terbuka karena saking terkejut. Pria itu amat bahagia sekali membaca surat hasil pemeriksaan ini.     

Saga terduduk lemas di atas ranjang. Masih tak menyangka atas apa yang barusan dilihat. Alisa mengelus pundaknya perlahan.     

"Iya sayang, aku hamil," ujar Alisa pelan.     

"A–aku akan jadi seorang a–ayah?" ucap Saga terbata-bata. Ia masih tak menyangka sama sekali.     

"Iya sayang. Kau akan jadi seorang ayah dan aku akan jadi ibu."     

Saga menangis deras tak henti-henti sambil terisak. Ini adalah kado yang paling indah dalam hidupnya. Alisa mengusap bahu sang suami. Sungguh, ini amat membuatnya sangat bahagia.     

"Terima kasih sayang. Terima kasih banyak atas semuanya." Saga kemudian mengangkat tubuh Alisa hingga wanita itu terpekik. Alisa amat terkejut dengan perlakuan sang suami yang tiba-tiba menggendongnya.     

Saga menggendong Alisa sambil berputar-putar karena saking bahagianya. Pria itu masih menangis deras. Tangisan penuh rasa bahagia dan rasa syukur pada Tuhan.     

Kemudian, Saga menurunkan Alisa. Wanita itu, memegang kepalanya yang terasa pusing. Lantas, keduanya saling melempar tawa bersama. Saga dan Alisa akhirnya mempunyai seorang calon keturunan.     

Pria itu berjongkok dan menghadap ke perut Alisa. Saga mengelus-elusnya perlahan dan mengajak sang jabang bayi bicara. Alisa yang melihat itu, terharu dan mulai mengeluarkan air mata.     

"Anakku, ini ayah, nak," ucap Saga bergetar. Pria itu masih hanyut dalam rasa senang yang luar biasa. Dirinya masih menangis.     

"Ayah berjanji akan menjagamu dan ibumu dengan baik." Lagi-lagi Saga menangis deras. Membuat Alisa juga tak tahan ikut mengeluarkan air mata.     

"Sayang ...." Alisa menyuruh Saga untuk berdiri.     

Mata Saga memerah dan bengkak di bawah kantung mata. Ia terus menangis haru penuh kebahagiaan.     

"Aku bingung, aku bingung sayang. Kita harus persiapkan apa untuknya?" tunjuk Saga pada perut Alisa.     

"Kau harus makan-makanan yang sehat dan teratur. Kau harus minum susu. Dan, kita akan sering cek out ke dokter kandungan. Kita berdua akan menjaganya dengan baik. Aku yang akan terus menemanimu selama masa kehamilan ini."     

Alisa mengangguk-angguk. Ia sangat setuju dengan ucapan sang suami. Matanya masih berurai air mata. Dua sejoli itu masih menangis penuh kebahagiaan.     

"Sayang, lebih baik kau mandi dan bersihkan dirimu dulu. Biar aku yang siapkan makanan untukmu di bawah."     

"Jangan! Kita akan rayakan hari besar ini dengan makan di luar. Aku ada sesuatu untukmu," bisik Saga penuh romantis. Pria itu lantas mengulum bibir sang istri dengan penuh cinta.     

Saga tak tahan walau hanya sehari saja tak mencium bibir ranum nan manis itu. Alisa menjadi candu yang tak tertahankan untuknya. Saga akan membuat wanita yang ia cintai merasa penuh dengan kebahagiaan.     

"Baiklah. Kau mandi saja dulu. Aku akan menunggumu di sini." Pria itu menuruti ucapannya. Saga melangkah menuju ke kamar mandi.     

Setelah Saga sudah melangkah ke kamar mandi, ia pun mengelus perutnya kembali dan mengajak bicara sang bayi. Alisa akan menjadi seorang ibu dan menunggu waktu kurang dari sembilan bulan lagi. Waktu yang menurutnya cukup lama.     

"Ibu sudah tak sabar menanti kelahiranmu sayang. Cepatlah kau lahir ke dunia ini."     

***     

Sang suami mengajaknya ke sebuah restoran mewah. Alisa begitu terpukau saat melihat suasana di luar. Saga pun turun dari mobil dan membukakan pintu untuk sang istri tercinta.     

"Silakan keluar sayang." Bak seorang pelayan yang membungkukkan setengah badan, Saga memperlakukan sang istri layaknya seorang putri raja.     

"Kau ini ada-ada saja."     

Alisa lekas menggamit lengan Saga dan masuk bersama ke dalam restoran. Di dalam restoran yang besar ini tak ada orang lain selain mereka berdua saja. Saga membawanya duduk ke meja nomor 01.     

"Aku telah menyewa restoran mewah ini untuk kita berdua. Dan, tak ada orang lain selain kita," ujar Saga.     

Alisa tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia sangat senang sekali hari ini. Saga langsung memesankan beberapa menu makanan untuk sang istri dan juga dirinya. Setelah itu, mereka berdua menunggu sampai pesanan tiba.     

"Apa kau merasa bahagia sayang?" tanya Saga.     

"Aku hari ini sangat bahagia sekali sayang."     

Saga menggenggam tangan Alisa dengan erat dan menciumnya singkat. "Terima kasih untuk semuanya sayang. Aku sangat bahagia sekali mendengar kabar kehamilanmu ini."     

Kemudian, ada beberapa orang yang datang ke meja mereka sambil membawa biola. Orang-orang tersebut lantas memainkan biola dengan alunan musik yang romantis. Saga dan Alisa hanya tersenyum-senyum sembari bergenggaman tangan.     

Tak lama, makanan pun sudah datang. Beberapa pelayan membawakan makanan dan meletakkannya di atas meja. Ternyata, Saga sangat banyak memesan makanan tersebut. Membuat Alisa hanya bisa melongo.     

"Sayang, banyak sekali makanan ini? Siapa yang akan menghabiskannya nanti?"     

"Makan saja sayang. Nikmati saja makanan di sini. Kau pasti akan sangat menyukainya."     

Pemain biola pun telah berhenti memainkan irama yang mereka alunkan. Waktunya Saga dan Alisa menyantap makanan sebanyak ini di atas meja. Tak lupa mereka berdua membaca doa sebelum makan.     

"Selamat makan sayang. Makanlah yang banyak ya. Ingat, kau tidak sendiri lagi, tapi berdua dengan anak kita."     

Tawa mereka berdua pecah. Alisa hanya geleng-geleng kepala karena tak habis pikir dengan Saga. Bagaimana ia akan menghabiskan makanan sebanyak ini nanti?     

"Selamat makan juga sayang. Aku tak yakin, akan mampu menghabiskan ini semua."     

"Makan saja sayang. Nikmatilah malam ini dengan sebaik mungkin," ucap Saga.     

Alisa memulai menyantap makananya dengan menggunakan sendok dan garpu. Sedangkan, Saga hanya menatap sang istri yang tengah makan. Pria itu sangat senang karena melihat Alisa makan dengan lahap seperti ini. Ia yakin, pasti sang istri bisa menghabiskannya.     

'Terima kasih Tuhan, atas semua yang kau limpahkan pada kami berdua. Kau karuniai kami seorang bayi yang mulai tumbuh di dalam janin istriku. Aku akan sangat menjaganya dengan baik. Ini adalah kado pernikahan yang paling indah.'     

Sedari tadi, Saga tak henti-henti menyunggingkan senyum. Alisa pun juga begitu. Namun, sekarang Alisa tengah menyantap makanannya dengan begitu lahap.     

'Aku bahagia melihat kau begini, Alisa. Tetaplah seperti ini bidadari manisku. Aku akan menjaga kalian berdua dengan sebaik mungkin. Tak akan membuat hatimu patah sedikit pun Alisa.'     

Itulah janji Saga. Pria itu akan selalu menyenangkan hati sang istri tercinta. Agar sang jabang bayi juga sehat di dalam perut ibunya.     

"Kenapa kau menatapku seperti itu sayang? Apa aku terlihat sangat rakus saat makan?" tanya Alisa.     

"Ti–tidak begitu sayang. Kau terlihat sangat manis saat sedang makan seperti ini."     

"Begitukah? Baiklah ... lagian, makanan ini sangat enak. Aku sangat menyukainya," ujar Alisa semringah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.