Arrogant Husband

Jangan Sebut Nama Dia



Jangan Sebut Nama Dia

1Kini, mereka berdua telah sampai di sebuah restoran mewah yang letaknya tak jauh dari sini. Joseph turun lebih dulu dari dalam mobil dan ia pun membukakan pintu untuk Reva. Wanita itu keluar kemudian. Melangkah dengan kaki yang jenjang bersama dengan Joseph.     

Hampir semua mata memandang ke arah mereka berdua, karena sangat terlihat menarik. Perawakan Reva yang mendukung disertai penampilan Joseph yang begitu gagah rupawan dengan setelah jas abu-abu. Membuat siapa saja melihat mereka penuh dengan rasa kagum.     

Joseph mengangkat tangan kanannya untuk memanggil sang waitress restoran. Tak lama kemudian, seorang wanita menghampiri meja mereka. Waitress itu menyerahkan daftar menu pada Joseph dan juga Reva.     

Reva terlihat memilih-milih makanan apa saja yang ingin ia makan, begitu juga dengan Joseph. Pria itu juga tengah memilih.     

"Aku yang ini saja, porsi sedang," pinta Joseph.     

Reva pun juga telah memilih makanannya. Waitress itu mencatat pesanan mereka masing-masing dan menuju ke belakang untuk menyiapkan makanan mereka.     

Sejak di dalam mobil tadi, Reva terlihat hanya diam saja. Tak ada sepatah kata pun yang ke luar dari mulutnya. Membuat Joseph berpikir keras, apakah yang membuat wanita di depannya saat ini ada sangkut pautnya dengan Saga, yang ia bicarakan tadi di mobil.     

"Va?" Joseph mencoba untuk berbicara dengan Reva.     

"Iya Jo? Kenapa?"     

Akhirnya, Reva membalas ucapannya. Ia takut, bila wanita itu marah dan sama sekali tak mau lagi bertemu dengannya.     

"Tidak apa-apa, Va. Aku hanya takut saja melihatmu hanya berdiam diri seperti tadi. Aku takut, kau marah padaku."     

"Apa yang kau lakukan hingga membuatku merasa marah, Jo? Kau ini aneh-aneh saja ya."     

Alhasil, Joseph bisa bernapas lega sekarang, karena wanita di depannya saat ini tak marah sedikit pun.     

"Ya, bisa saja kan? Kau marah tiba-tiba padaku tanpa alasan yang jelas."     

Reva pun jadi terdiam lagi. Ia mengetuk-ngetukkan jari jemari ke atas meja sambil menunggu pesanan datang. Joseph terus memperhatikan wanita itu, seolah-olah takut kalau tak bisa melihat Reva lagi. Pandangan matanya seolah tanpa kedip.     

'Va, aku sangat mencintaimu. Sangat. Aku tak mau, kau terus memikirkan Saga saat berduaan denganku. Hanya kita saja, Va. Kau dan aku.'     

Wanita itu tak bisa mendengar suara di dalam hatinya. Itu semua ia ucapkan dalam hati dengan sebuah ketulusan, bahwa dirinya sangat mencintai Reva. Joseph ingin membuat Reva berada dalam pelukannya. Ia pun akan berusaha keras untuk bisa mencapai impian itu.     

Sekarang Saga sudah beristri, maka dari itu, kesempatan Joseph terbuka untuk bisa menarik hati Reva. Pasti Reva tak akan setega itu untuk menghancurkan rumah tangga Saga, karena wanita itu masih mencintai sahabatnya.     

'Saga adalah sahabatku dari dulu. Dan, akan selamanya tetap seperti itu. Aku pun juga harus minta maaf dengan Saga nanti, akibat yang kulakukan dulu padanya.'     

Karena rasa cemburu buta mengalir dari dalam diri Joseph, sehingga membuat tali persahabatannya dengan Saga hancur. Ia cemburu melihat kedekatan Saga dan Reva yang dulu pernah menjalin hubungan istimewa. Wanita itu lebih memilih sahabatnya dari pada dirinya sendiri. Padahal ia sudah berkorban banyak untuk Reva.     

Tak lama kemudian, makanan pun telah terhidang di atas meja. Tanpa berlama-lama lagi, mereka berdua segera menyantap makanan tersebut selagi masih dalam keadaan panas.     

"Jo?"     

"Iya Va?"     

"Kau mau membantuku tidak?" tanya Reva.     

Tentu saja, dengan senang hati Joseph pasti akan membantunya. Apa pun yang membuat Reva senang, akan ia lakukan dengan sepenuh hati.     

"Tentu saja aku akan membantumu. Sebutkan saja, kau mau minta bantu tentang apa?"     

"Nanti saja ya kita bicarakan. Kita makan dulu sekarang."     

Joseph akhirnya mengangguk. Ia bersedia menunggu untuk mendengar ucapan Reva. Wanita itu ingin minta tolong apa padanya.     

"Baiklah Va. Makan yang banyak ya."     

***     

"Apa ibu menyukai makanan di restoran ini?" tanya Pak Surya pada sang istri yang saat ini sedang bersantap makan.     

"Iya yah, ibu sangat suka makanan di restoran ini. Sangat lezat." Bu Angel menyukai makanan di sini karena pas di lidah mereka.     

Pak Surya tersenyum senang saat mendengarnya. Ia pun akan sering mengajak sang istri untuk mampir ke restoran ini nanti. Mungkin akan mengajak Saga dan Reva sekalian ke sini juga.     

"Ya sudah, ibu makan ya. Dihabisin makanannya, lalu kita pulang ke rumah."     

"Iya yah."     

Dua sejoli itu tampak bersantap dengan penuh selera. Bu Angel dan Pak Surya mengacungkan jempol mereka pada rasa masakan ini. Begitu enak dan nikmat sekali.     

Saat sang istri fokus ke makanan, tiba-tiba Pak Surya melihat Reva sedang bersama dengan pria lain.     

"Itu kan?" tunjuk Pak Surya. Sang istri pun lantas melihat arah tunjukkan sang suami. Mereka berdua kaget melihat Reva berada di ujung sana bersama dengan pria lain.     

"Yah, itu bukannya teman Saga dulu ya? Ibu masih ingat wajahnya. Siapa ya itu? Joseph kalau tak salah." Bu Angel mencoba mengingat-ingat masa dulu.     

"Iya bu. Buat apa Reva bersama pria itu di sini ya? Mereka kelihatannya ngobrol serius bu."     

Suami istri itu terlihat penasaran dengan Reva dan juga Joseph yang berada di ujung sana. Alhasil, Bu Angel pun berdiri dan akan menghampiri meja mereka. Tak mau hanya diam saja di sini, Pak Surya pun juga ikut turun tangan. Mereka berdua tentu saja ingin minta penjelasan perihal hal ini.     

"Reva," ujar Bu Angel yang tengah memanggil Reva. Ia dan sang suami sudah sampai di meja mereka.     

"Tante Angel sama Om Surya di sini juga ternyata?" Reva agak sedikit kaget melihat orang tua Saga ada di sini. Ia jadi takut, kalau mereka berdua salah paham melihatnya dengan Joseph di sini.     

"Kau sedang apa dengan temannya Saga ini? Kalian berdua tak pacaran kan?" Bu Angel terlihat menatap mereka dengan penuh sedilik. "Jangan coba-coba untuk mengkhianati Saga ya!"     

"Ahh, tidak tante. Reva tak mungkin bermaksud seperti itu. Kami berdua hanya teman biasa. Joseph mengajakku makan malam di luar hari ini. Jadi, aku setuju saja. Mana mungkin, Reva berpaling dari Saga, om, tante."     

Mendengar hal itu, membuat Joseph tak suka. Hatinya mendadak cemburu dan memanas. Saga lagi, Saga lagi yang harus Reva katakan. Ternyata, sahabatnya itu masih punya pengaruh kuat terhada Reva. Wanita itu juga masih tergila-gila rupanya pada Saga.     

'Sial! Reva masih cinta dengan Saga rupanya. Dia kan sudah beristri. Kenapa juga Reva harus berjuang lagi demi Saga? Kan ada aku di sini untuknya. Cintaku untuk Reva sudah lama tertanam dan mengakar kuat.'     

Joseph memutar bola matanya dengan malas. Mendengar percakapan kedua orang tua Saga sekaligus Reva yang sama-sama sedang membicarakan Saga. Ia pun lantas hanya berdiam diri saja, tak mau ikut bersuara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.