Arrogant Husband

Obsesi Buta



Obsesi Buta

0Pagi harinya saat di rumah Reva, tiba-tiba sebuah mobil telah terparkir di halaman. Siapa lagi kalau bukan Joseph yang berkunjung ke sana. Ia berniat akan mengantar Reva ke mana saja hari ini. Sekaligus sebagai pendekatan dengan wanita itu.     

Ia pun melangkah tegap dan maju perlahan untuk mengetuk pintu.     

Tok! Tok!     

Terlihat gugup, Joseph pun akhirnya mengetuk pintu itu dengan perlahan. Berharap Reva yang seperti bidadari baginya akan ke luar dari dalam rumah.     

Hatinya gugup saat melihat pintu itu mulai terbuka perlahan. Menampilkan sosok wanita yang masih ia puja-puja sampai sekarang.     

"Jo?" Reva terkaget karena kedatangan Joseph.     

"Reva. Aku–"     

"Tumben ke sini sepagi ini."     

"Iya, aku akan mengantarmu pergi ke mana saja hari ini."     

Reva sedikit tertawa mendengar hal itu. "Tak usah terlalu repot, Jo. Aku punya mobil pribadi dan aku bisa pergi ke mana saja yang aku mau."     

Namun, Joseph masih berusaha untuk selalu bisa dekat dengan Reva. Walaupun wanita itu menolak, tak akan membuatnya mundur begitu saja. Ini adalah kesempatan yang selalu digunakan oleh Joseph dengan sebaik mungkin.     

"Tak apa, biar aku saja yang mengantarmu hari ini ke mana saja. Aku serius."     

"Aku juga serius, Jo. Mending tak usah. Aku tak perlu merepotkanmu, karena aku hari ini akan pergi ke rumah Saga. Aku lagi kangen dengan dia. Oke?"     

Joseph terkejut ketika Reva akan pergi ke rumah Saga. Untuk apa wanita itu ke sana? Bukankah di sana, ada istri Saga. Ia mengernyit heran. Tak sepantasnya, Reva bilang kangen seperti itu dengan suami orang.     

Ingin marah rasanya, tapi tak berhak sama sekali karena Reva bukan miliknya. Wanita itu selalu memuja-muja Saga secara terus-menerus. Relung hati pun mendadak panas, saat Reva menolak ajakannya itu. Padahal, Joseph berniat baik.     

Wanita tinggi semampai itu akhirnya berlalu dari hadapan Joseph. Ia kembali lagi masuk ke dalam rumah. Namun, tiba-tiba pria itu menarik tangannya. Reva sontak menoleh ke arah Joseph.     

"Jo, lepaskan tanganku."     

"Aku mohon Va. Untuk hari ini saja, kau mau menerima ajakanku ya." Joseph berusaha untuk memohon pada Reva untuk hari ini saja. "Aku janji, setelah hari ini, aku tak akan mengganggumu lagi. Mau kan?"     

Reva terlihat tengah berpikir. Mencoba mempertimbangkan keinginan Joseph yang terakhir ini. Pria itu berjanji setelah ini tak akan mengganggunya lagi. Walau pun begitu, Reva juga tak tega sebenarnya.     

"Baiklah, aku turuti keinginanmu itu, Jo. Masuklah dulu ke rumahku. Aku ingin berganti baju sebentar saja."     

Akhirnya, Reva mau menerima ajakannya lagi. Namun, pria itu lantas tersenyum kecut karena ia sendiri mengucapkan bahwa hari ini adalah hari terakhir dirinya bisa bersama dengan Reva. Mau tak mau, Joseph harus menepati janji itu.     

Joseph duduk di sofa sambil menunggu Reva yang tengah berganti baju. Ia sudah tak sabar lagi ingin jalan-jalan berdua dengan wanita itu. Entah Reva akan pergi ke mana, ia akan mengikuti. Walau pergi ke rumah Saga, Joseph pun tak masalah sama sekali.     

'Yang penting aku bisa bersama dengan Reva hari ini terus menerus. Walaupun ini adalah hari terakhir.'     

Tak lama kemudian, seorang wanita tengah menuruni anak tangga dengan langkah kaki yang jenjang. Mata Joseph begitu fokus menatap Reva yang terlihat sangat cantik. Riasan wajah wanita itu begitu natural dan sedap dipandang. Reva hanya mengenakan bedak tipis dan lipstik merah saja.     

"Ayo berangkat. Kita akan pergi ke rumah Saga," titah Reva. Wanita itu pun lekas menuju ke dalam mobil Joseph.     

Sang pria terlihat antusias. Joseph pun menurut saja dengan perkataannya. Mereka sudah masuk ke dalam mobil dan sebentar lagi akan berangkat.     

Joseph pun memacu kecepatannya dan mulai meninggalkan halaman rumah Reva. Mereka berdua akan menuju ke rumah Saga.     

***     

Reva turun lebih dulu dari dalam mobil. Joseph pun mengikutinya. Banyak anak buah Saga berada di depan pintu. Wanita itu akhirnya melangkah masuk ke dalam rumah. Ia tahu, bahwa Saga sudah pergi ke kantor. Kedatangannya ke sini hanya untuk Alisa.     

Salah seorang pelayan rumah pun mendekat. Reva langsung bertanya di mana keberadaan Alisa.     

"Di mana Alisa?"     

"Nyonya Alisa ada di kamarnya, sedang istirahat."     

"Panggilkan dia ke sini, cepat! Aku mau bicara."     

Namun, pelayan itu menolak untuk memanggilkan Alisa yang sedang istirahat di kamar. Reva jadi marah seketika. Ia pun membuat keributan dengan berteriak di rumah Saga. Josep kemudian mencoba menenangkan Reva yang mengamuk     

"Alisa ...! Alisaa ... keluar kau dari sana!"     

Dari dalam kamar, Alisa mendengar sebuah keributan yang terjadi. Ditambah lagi, ada yang meneriaki namanya di bawah sana. Ia pun segera turun dari atas.     

"Itu kan suara Reva, buat apa dia ke sini dan berteriak seperti itu?"     

Alisa segera meraih gagang pintu dan ke luar dari kamar. Dengan langkah perlahan, ia menuruni anak tangga.     

Alisa melihat kedatangan Reva bersama dengan seorang pria yang berdiri di belakangnya. Wajah Reva terlihat sedang kesal.     

"Akhirnya, kau ke luar juga Alisa," ujar Reva.     

"Maaf Nyonya. Saya tak bisa menyuruh wanita ini pergi. Dia begitu memaksa untuk bertemu dengan Nyonya dan berteriak sedari tadi." Pelayan itu menceritakannya pada Alisa.     

"Diam kau!" Reva tak suka dengan pelayan itu. Joseph kembali menenangkannya di belakang.     

"Kenapa kau bertingkah seperti itu, Va? Tak bisakah kau datang ke sini dengan penuh lemah lembut dan jangan berteriak seperti tadi?!" pinta Alisa sambil menatap sekilas ke arah seorang pria yang berdiri di belakang Reva.     

"Tak akan bisa aku berlemah lembut denganmu. Wanita yang merebut Saga dari hidupku, tak pantas untuk mendapat kebaikanku!"     

Alisa mencebik pada Reva. Lantas, Joseph berpikir dan tampak tak suka dengan wanita yang ada di sampingnya saat ini.     

"Reva, kau bicara apa sih? Dia ini istrinya Saga." Joseph akhirnya ikut bicara.     

"Dengar ya, Reva. Aku tak pernah merebut Saga darimu. Kalian sudah lama putus dan Saga yang menjadikan aku kekasihnya setelah lama putus darimu."     

"Kurang ajar!" Reva hendak menampar wajah Alisa, tapi tangannya ditahan oleh Joseph. Pria itu tak suka dengan tingkah Reva yang seperti ini.     

Joseph pun akhirnya membawa Reva ke luar dari rumah Saga. Pria itu menarik tangannya menuju ke dalam mobil. Reva pun mencak-mencak di halaman depan karena tak suka dikekang seperti ini.     

Alisa selamat, ia pun langsung mengelus-elus area perutnya. Dirinya takut terjadi apa-apa pada sang jabang bayi.     

"Ya Tuhan, lindungilah aku selalu." Tanpa pikir panjang, Alisa segera naik ke atas tangga lagi dan berdiam diri di kamar saja. Ia tak akan turun lagi ke bawah sebelum Reva pergi dari sini.     

"Reva, kau keterlaluan dengan istri Saga." Joseph mencoba untuk bicara. "Jangan seperti itu lagi, Va. Tak baik."     

"Aku ingin, istri Saga itu mati. Dan, hanya aku wanita yang Saga cintai."     

Joseph menggeleng-geleng. Tak habis pikir dengan cara Reva yang seperti ini.     

'Va, tanpa kau sadari. Cintamu terhadap Saga adalah obsesi buta.'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.