Arrogant Husband

Hanya Ingin Permintaan Maaf



Hanya Ingin Permintaan Maaf

0Malam ini, Saga akan mengajak Alisa untuk makan di luar. Mereka berdua akan menikmati makan malam yang romantis. Kini, sang istri sedang berdandan di sebuah cermin rias. Alisa kini mengenakan gaun berwarna krim putih dengan belahan di dada yang terlihat menonjol. Membuat pria itu tak tahan apabila tak mendekat.     

"Kau terlihat sangat cantik sayang," ujar Saga. Kedua tangannya telah melingkar di perut Alisa. Saga memeluk sang istri dari belakang dan terlihat sangat romantis.     

"Kau juga sangat tampan sayang." Alisa membelai wajah Saga dengan tangan kanannya. Pria itu terlihat macho dengan setelan jas berwarna biru malam. Ditambah badan kekar yang membuat Saga makin terlihat kharismatik, penuh pesona.     

Mereka berdua tengah memandang ke arah cermin. Melihat pantulan diri mereka yang sedang tersenyum bersama. Suami istri itu siap untuk berangkat.     

"Ayo sayang, kita berangkat." Saga mengulurkan tangannya ke arah Alisa. Uluran tangannya pun disambut oleh sang istri.     

Alisa menggamit lengan Saga sepanjang jalan. Pria itu berjalan dengan perlahan, seiring dengan langkah kaki sang istri yang juga pelan. Kini, mereka berdua sudah menuruni tangga.     

Saga dan Alisa menuju ke halaman depan. Di sana mobil telah terparkir. Pria itu lantas membukakan pintu untuk sang istri, agar masuk ke dalam.     

"Terima kasih," ucap Alisa pada sang suami.     

"Sama-sama sayang."     

Kini, Saga sudah duduk di kursi kemudi. Tak ingin membuang-buang waktu lagi, pria itu segera melajukan mobilnya untuk pergi dari sini. Menikmati waktu berdua hanya bersama dengan sang istri.     

***     

Restoran mewah nan megah itu telah berada di depan pandangan mereka. Saga sengaja mengajak sang istri ke restoran ini, karena semua makanan di sini, menurutnya sangat lezat. Dengan dibandrol harga yang fantastis tentunya.     

Alisa begitu terpukau saat diajak Saga kemari. Ia mengedarkan pandangan melihat ke sana ke sini. Sang suami lantas mengajaknya turun dari mobil.     

Pria itu membukakan pintu mobil dan lantas mengulurkan tangan ke arah sang istri. Seperti biasa, Alisa selalu menyambut uluran tangannya. Mereka langsung berjalan ke dalam restoran.     

Alhasil, mereka berdua jadi pusat perhatian. Siapa yang tak mengenal Saga? Seorang CEO tampan di sebuah perusahaan. Terkenal dengan sikap rajin dan profesional di kantor. Para kolega Saga pun terlihat mendekat.     

Para petinggi kantor terlihat akrab dengannya. Setiap bos dari perusahaan yang berbeda-beda juga mengenal dirinya. Dalam kesempatan ini, Saga akan memperkenalkan sang istri ke hadapan mereka semua.     

"Perkenalkan, ini istriku namanya Alisa," ujar Saga. Alisa tersenyum riang saat diperkenalkan oleh Saga.     

"Cantik ya istrinya. Jadi pengen."     

"Saga pintar memilih istri. Cantik, seksi lagi."     

"Kau tak salah pilih istri, Ga. Aku pun mau, kalau tipa seperti ini."     

Terdengar suara-suara yang memuji kecantikan Alisa. Pujian itu keluar dari mulut para pria-pria pekerja kantor. Namun, Saga merasa agak sedikit cemburu. Ia pun langsung pamit pada mereka semua.     

Saga menggenggam erat tangan Alisa. Sang istri heran, kenapa ia dibawa menjauh dari teman-teman Saga.     

Mereka berdua sudah berada di sebuah meja. Saga langsung memanggil pelayan dan memesan makanan. Pelayan itu datang dan langsung menyodorkan buku menu. Setelah mereka berdua sudah memesan, sang pelayan pun pergi berlalu untuk menyiapkan pesanan.     

"Sayang, tadi kau kenapa?"     

"Aku tak apa-apa," jawab Saga.     

"Jangan berbohong. Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu." Alisa memicingkan mata. "Ayo, jawab jujur. Kenapa tiba-tiba menjauh dari mereka semua?"     

Saga mengembuskan napas panjang. "Aku cemburu saat teman-temanku memuji kecantikanmu."     

Alisa menutup mulutnya, berusaha untuk menahan tawa. Tak habis pikir dengan kecemburuan sang suami. Namun, bukankah cemburu tandanya cinta? Akhirnya, Alisa pun tersenyum malu-malu.     

"Kenapa kau jadi cemburu pada mereka? Bukankah memang benar ya, bahwa aku ini memang cantik?"     

"Iya, kau memang cantik. Tapi, aku tak suka ada pria-pria yang memujimu seperti tadi. Mereka semua berlebihan."     

Alisa langsung menangkup tangan kanan Saga dengan dua telapak tangannya. Ia ingin memberitahu Saga satu hal.     

"Aku senang bahwa kau cemburu padaku. Cemburu memang tanda cinta. Lupakan saja apa kata mereka, anggap saja ... mereka tak mengatakan hal seperti itu tadi, ya."     

Saga pun membalas perlakuan Alisa. Ia kemudian menangkup tangan sang istri juga.     

"Baiklah. Terima kasih sayang. Berkat ucapanmu ini, aku merasa sedikit lega." Saga pun menarik perlahan tangan kanan wanita itu dan menciuminya cukup lama.     

Di tengah keromantisan mereka, pelayan pun datang membawa pesanan Saga dan Alisa. Aroma makanan yang menguar di udara, membuat keduanya tak sabar lagi ingin mencicipi.     

Saga mengucapkan terima kasih pada pelayan wanita itu. Lantas, menyuruh Alisa segera menyantap makanan yang sudah terhidang.     

"Sayang, mari kita makan bersama."     

***     

Alisa dan Saga sudah terlihat kenyang. Mereka pun akan segera pulang ke rumah. Pria itu mengajak sang istri untuk membayar ke kasir, sebelum pulang.     

Setelah membayar harga makanan yang mereka santap tadi, Saga pun langsung mengajak sang istri pulang ke rumah. Ia dan Alisa akan istirahat. Kalau terlalu lama berada di luar, ia takut kalau Alisa kenapa-kenapa.     

Saat mereka melangkah ke luar, tanpa sengaja Saga melihat Joseph. Pria itu juga tengah menatapnya. Alisa juga tercengang melihatnya.     

'Bukankah, dia pria yang bersama dengan Reva pagi tadi?'     

Saga buru-buru membawa Alisa untuk menuju ke parkiran mobil. Tanpa sadar, Saga menarik sang istri dan berjalan dengan langkah lebar. Alisa berusaha untuk menyesuaikan langkahnya dengan Saga.     

Joseph tengah memanggil-manggil nama Saga, tapi tak ia pedulikan sama sekali. Ia tetap terus berjalan agar menghindar dari Joseph.     

"Awww," pekik Alisa. Ia memegangi perutnya dengan tangan kiri.     

Akhirnya, Saga tersadar bahwa ia melakukan kesalahan.     

"Astaga sayang." Saga terlihat hendak mengangkat tubuh Alisa.     

"Tidak usah sayang. Aku tidak kenapa-kenapa."     

"Benarkah? Serius? Ohh, maafkan aku sayang. Aku khilaf."     

Kini, dua sejoli itu sudah berada di depan mobil mereka. Saga langsung membukakan pintu untuk sang istri. Sedangkan, Joseph masih berdiri tegak tak jauh dari mereka. Saga menatap pria itu dengan tatapan tak suka. Tanpa berlama-lama lagi, Saga langsung mengemudikan mobilnya dan menjauh dari restoran.     

Joseph hanya bisa memandangi mobil itu menuju ke luar sampai hilang dari pandangan mata. Tak mudah memang untuk mendekati Saga sekarang.     

"Ternyata, Saga juga sulit untuk didekati sekarang. Dia selalu menjauh dariku. Lantas, aku harus berbuat apa lagi?" tanya Joseph pada diri sendiri.     

Ia hanya ingin meminta maaf pada Saga, atas perkelahian yang terjadi dulu. Akibat seorang wanita, yaitu Reva. Cemburu buta telah membuat Joseph khilaf pada masanya. Ia tega menyakiti Saga dan membuat pria itu masih dendam padanya.     

"Aku hanya ingin minta maaf. Hanya itu saja." Joseph mengacak-ngacak rambutnya sendiri dan tak berniat lagi untuk berada di restoran ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.