Arrogant Husband

Suami Takut Istri



Suami Takut Istri

1Saga sudah pulang ke rumah dan langsung menemui Alisa yang ada di dalam kamarnya. Wanita itu masih merajuk sampai sekarang. Alisa berbalik badan saat Saga menatapnya.     

"Sayang."     

Namun, Alisa tak ingin menjawab sama sekali ucapan dari Saga. Pria itu mencoba untuk membujuknya. Ia masih marah pada sang suami karena terlalu keras kepala.     

"Sayang, maafkan aku. Aku tahu, kau tak ingin aku kenapa-kenapa. Kau ingin aku istirahat di rumah," ujar Saga yang memelas. "Tapi, aku harus kerja sayang. Aku tak bisa lama-lama istirahat."     

Tak ingin mendengar apa pun dari Saga, Alisa langsung berlalu dari hadapan sang suami. Namun, Saga tiba-tiba saja menarik pergelangan tangannya.     

"Jangan seperti ini, aku mohon." Kali ini, Saga begitu memohon dan memelas pada sang istri.     

"Aku lagi malas bicara padamu." Alisa ingin melepaskan pegangan tangan Saga.     

"Aku janji, ini adalah yang terakhir kalinya aku berbuat seperti ini. Aku tak akan keras kepala lagi. Apa pun yang kau ucap, kau suruh, aku akan melakukannya. Tak akan aku langgar sama sekali."     

Mungkin saat ini suasana hati Alisa sedang tidak baik. Ia mencoba berkali-kali untuk menghindari Saga. Ia tak ingin membahas apa pun saat ini.     

"Aku merasa capek sekarang, ingin istirahat sebentar. Aku sedikit kecewa padamu. Silakan saja, bila kau ingin ke luar lagi." Alisa mempersilakan suamianya ke luar jika Saga menginginkannya.     

Wanita itu berbalik badan tak ingin menatap ke arahnya. Alisa betul-betul marah sekarang. Apa yang harus ia lakukan?     

Saga mencoba untuk membujuk istrinya agar tak marah lagi. Baginya, saat Alisa marah seperti ini, membuat hati dan pikirannya tak karuan. Saga menyesal, karena sudah egois dan tetap ngotot untuk pergi. Sedangkan, Alisa begitu mencemaskannya sedari tadi.     

Permohonan maaf ia ucapkan berkali-kali. Namun, Alisa masih saja tetap diam. Saga menengok sekilas dan melihat sang istri menutup kedua matanya.     

"Sayang, kau sudah tidur?" tanya Saga.     

Masih tak mendapat jawaban, Saga hanya bisa mengembuskan napas berat. Pria itu lalu duduk di tepi ranjang, tak jauh dari posisi Alisa tertidur.     

"Aku memang salah, karena sudah egois padamu. Tak mendengarkan permintaanmu yang menyuruhku hanya diam saja di rumah. Maafkan aku sekali lagi."     

Alisa bisa mendengar ada nada penyesalan yang terucap dari bibir sang suami. Namun, ia masih tak mau menghiraukan Saga. Ia ingin melihat tekad pria itu dalam menakhlukkannya.     

"Aku menyesal, sungguh menyesal. Nasi sudah menjadi bubur, tak bisa kembali lagi kan? Andai saja, pagi tadi aku tak pergi, mungkin sekarang kita berdua bisa bermesraan seperti dulu."     

Wanita itu masih asyik mendengar suaminya bicara sendiri. Alisa ternyata tak tidur dari tadi, tapi hanya pura-pura saja. Saga terus saja menyesal karena perbuatannya. Alhasil, Alisa jadi tak tega mendengarnya.     

Ia pun membuka kedua mata dan terbangun. Membuat Saga sedikit terkejut karenanya.     

"Sayang, kau terbangun?"     

"Aku tidak tidur sedari tadi. Aku hanya mendengar suaramu saja."     

Saga langsung menggenggam kedua tangan Alisa dengan erat, mencium-cium punggung tangannya beruntun. Pria itu mengucapkan permintaan maaf yang entah sudah berapa kali.     

"Sayang, sekali lagi mohon maafkan aku. Aku berjanji padamu, tak akan mengulangi kesalahan yang sama."     

"Serius? Kau berjanji seperti itu?"     

"Iya, aku serius sayang. Aku janji padamu. Tak akan lagi seperti itu."     

Alisa memaafkan kesalahan sang suami. Saga langsung mengucapkan terima kasih. Ia berjanji, apa pun yang dikatakan oleh Alisa, tak akan pernah ia bantah lagi. Sekarang Saga belajar untuk tak menjadi pribadi yang keras kepala.     

"Awas saja, sampai kau melanggar lagi janjimu itu. Aku tak akan pernah memaafkanmu, paham?"     

"Iya sayang, aku paham." Saga sama sekali tak berdaya saat Alisa memarahinya seperti ini.     

Saga tertunduk lesu, karena menyesali perbuatannya. Pria tampan berambut kecokelatan itu tampak meremas seprai tempat tidur. Alisa yang menyaksikan kelakuan sang suami, hanya bisa tersenyum geli.     

Alisa meraih dagu lancip Saga dan mengangkatnya perlahan. Ia menatap manik mata sang suami. Mereka saling berpandangan satu sama lain. Alisa merasa senang, karena pria itu menyesali perbuatannya.     

"Sayang, aku juga minta maaf padamu. Mungkin tadi aku agak kasar," ujar Alisa.     

"Tidak sayang, tidak. Kau tidak salah sama sekali di sini. Akulah yang salah."     

Alisa tersenyum lalu merentangkan kedua tangan. Ia ingin berpelukan dengan suaminya dengan mesra. Pria itu menyambutnya dengan penuh kehangatan. Sekarang mereka berdua sudah berbaikan.     

Pria itu mencubit gemas hidungnya. Kemudian, Saga ingin memanjakan Alisa. Ia langsung membuka kemeja kerjanya hingga tubuh bagian atas menjadi polos. Apa lagi yang akan Alisa lakukan selain menciumi ketiaknya.     

Sang istri merasa malu-malu saat Saga sudah siap untuk memanjakannya. Saat ini, ia sudah telanjang dada.     

"Kenapa diam saja? Kau tak ingin memelukku dan mencium ketiakku?"     

"Tentu saja mau." Alisa langsung menghambur ke pelukan Saga. Mereka sama-sama merebahkan diri di atas tempat tidur.     

Saga merengkuh tubuh Alisa dengan erat. Hingga hidung sang istri langsung mengendus tepat di area ketiaknya. Alisa tak ingin melewatkan kesempatan ini. Mereka berdua bermesraan.     

"Sayang, besok kita ke dokter ya, buat periksa si dedek bayi. Aku akan pulang cepat besok."     

"Baiklah sayang. Aku setuju. Jangan terlalu lama bekerja di kantor ya."     

Besok hari, Saga akan membawa sang istri untuk periksa ke dokter kandungan. Ia tak mau terjadi apa-apa pada calon bayinya. Apa pun akan ia lakukan agar Alisa dan anak mereka selalu sehat.     

Alisa adalah wanita yang begitu ia cintai. Tak ada yang bisa mengganti posisi sang istri dalam hatinya. Jadi, apa pun yang diinginkan oleh Alisa, akan ia lakukan dengan semaksimal mungkin.     

Suami takut istri, mungkin itulah julukan yang tepat untuknya sekarang. Namun, bukan berarti ia takut sungguhan. Itu semata-mata karena dirinya begitu mencintai Alisa dan tak ingin membuat hatinya kecewa sedikit pun.     

Mata Alisa menatap dalam ke manik matanya. Wanita itu selalu bisa membuat hatinya teduh.     

"Sayang, aku sangat mencintaimu." Saga langsung mencium kening Alisa dalam waktu cukup lama. Ia masih menempelkan bibirnya di sana.     

Alisa merasakan betapa hangatnya kecupan yang diberikan oleh sang suami. Saga menempelkan bibirnya yang hangat ke daerah keningnya.     

"Aku juga sangat mecintaimu sayang."     

"Kau adalah istri tercantik di dunia. Aku sangat bersyukur bisa mendapatkanmu, sayang. Jangan pernah tinggalkan aku dalam kondisi apa pun, ya."     

"Aku tidak akan pernah bisa meninggalkanmu, sayang. Kau adalah pria yang paling kusayangi."     

Mereka berdua sama-sama berucap kata cinta. Baik Alisa dan Saga, keduanya sama sekali tak bosan mengucapkannya. Keduanya saling mencintai, hingga apa pun masalah yang akan terjadi nanti, mereka yakin bisa melewati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.