Kisah Istri Bayaran

Aku Menolak (11)



Aku Menolak (11)

0"Aku akan mengatakan bahwa kamu bisa menikahi Qingqing karena kamu sudah menabrak mati Ayahnya Qingqing, aku akan mengatakan ke semua orang bahwa kamu adalah seorang pembunuh!"     

Waktu itu, Wu Aimei masih mengingat dengan jelas perasaannya ketika ia menerima berita bahwa Ayah Qingqing telah meninggal dunia, saat itu ia benar-benar merasa bahwa langit sudah mau runtuh! Namun, ini bukan karena Wu Aimei sangat mencintai pria pemabuk dan tidak berguna itu, melainkan hanya karena jika pria itu meninggal, keluarganya akan semakin kesulitan untuk melunasi hutang!     

Namun Wu Aimei juga tidak menyangka, yang menabrak Ayah Qingqing pada malam hujan itu adalah Leng Sicheng!     

"Aku akan mengatakan kepada semua orang, kamu hanyalah seorang pembunuh! Nanti kita lihat saja, apa yang akan kamu dapatkan ketika namamu tercoreng!"     

Begitu mengungkit Ayah Gu Qingqing, akhirnya langkah kaki Leng Sicheng berhenti.     

Tidak hanya Leng Sicheng, Gu Qingqing yang berdiri di samping juga kewalahan, "Ibu! Kamu .…"     

"Kenapa? Apakah aku salah bicara? Walaupun itu adalah pembunuhan tidak sengaja, tetapi ayahmu memang benar meninggal di tangannya! Tangan Leng Sicheng itu telah berlumuran dengan darah ayahmu! Dendam pembunuhan kerabat ini tak bisa dimaafkan! Bahkan secara hukum, Leng Sicheng juga bersalah karena membunuh ayahmu secara tidak sengaja. Namun kamu sebagai anak, saat ayahmu sudah meninggal di tangannya, selama 3 tahun ini ia tidak pernah membawa kamu keluar bersamanya, bahkan sering membawa wanita lain pulang untuk menghinamu, tapi kamu masih saja diam?! Apa kamu layak menjadi anak perempuan ayahmu?!"     

Wu Aimei sudah tidak mau tahu lagi, ia benar-benar ingin menyelamatkan anak laki-lakinya. Jika Leng Sicheng tidak memberikannya sebuah solusi yang memuaskan, maka ia pasti akan mempublikasikan masalah ini agar heboh!     

Gu Qingqing terdiam di tempat mendengar kata-kata Wu Aimei.     

Tidak hanya terdiam, ia bahkan sudah tidak bisa berpikir lagi, seluruh tubuhnya seolah membeku di tempat dan tidak bisa bergerak.     

Jujur saja, selisih hari kematian ayahnya dan hari pernikahannya dengan Leng Sicheng, hanya 7 hari saja. Setelah ayahnya dikebumikan pada hari ketujuh, Gu Qingqing bahkan belum sempat mengganti baju dukanya, ia sudah langsung dibawa ke KUA untuk mengurus surat nikah. Tapi hanya untuk mengurus surat nikah saja, tidak ada acara pernikahan juga tidak ada pemberkatan.     

Sebenarnya, di dalam hati Gu Qingqing ada setitik dendam. Ia tidak tahu harus menunjukkan ekspresi seperti apa, ketika dirinya harus menikah dengan orang yang menyebabkan kematian sang ayah, saat ayahnya baru saja dikebumikan.      

Walaupun Gu Qingqing menyukai Leng Sicheng, namun ini hanya cinta bertepuk sebelah tangan saja, kenyataannya ia tidak pernah dekat dengan Leng Sicheng. Ditambah lagi dengan kematian ayahnya, meskipun Gu Qingqing berusaha membujuk dirinya sendiri bahwa kematian ayahnya hanyalah sebuah kecelakaan, dan Leng Sicheng benar-benar tidak melakukannya secara sengaja, namun Gu Qingqing mana mungkin bisa memaafkannya dalam waktu singkat? Apalagi setiap malam mereka harus tidur di satu tempat tidur .…     

Namun yang paling di luar dugaan Gu Qingqing adalah, Leng Sicheng bisa selingkuh dalam waktu 7 hari setelah pernikahan mereka.     

Beberapa tahun ini, Gu Qingqing sudah mulai mati rasa terhadap banyak hal, baik hal mengenai Leng Sicheng dan Xu Zipei, perselingkuhan Leng Sicheng, ataupun kematian ayahnya.     

Gu Qingqing sangat tahu jelas, Leng Sicheng tidak berhutang apa pun pada dirinya. Ayahnya juga bukan meninggal karena Leng Sicheng sengaja melakukannya. Bahkan keluarga Gu selalu ingin mendapatkan keuntungan dari Leng Sicheng karena masalah ayahnya ini, pantas saja Leng Sicheng begitu tidak menyukai dirinya.     

Namun, bisakah jangan menggunakan kematian ayahnya sebagai alat untuk mengancam!     

"Jangan, Ibu, kamu jangan begini, jangan membuat arwah ayah tidak tenang di alam baka!"     

Seumur hidupnya, orang yang paling dihormati Gu Qingqing adalah ayahnya. Hal yang paling ia sesali seumur hidupnya adalah ia tidak sempat membalas budi ayahnya.     

Walaupun Wu Aimei adalah ibunya, ia juga tidak akan memperbolehkan ibunya mengumumkan alasan kematian ayahnya dan mengganggu peristirahatan ayahnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.