Kisah Istri Bayaran

Aku Menolak (3)



Aku Menolak (3)

0Padahal Leng Sicheng sudah membuka pintu mobil, ia bahkan sudah mengangkat satu kakinya, namun ketika ia mendengar kata-kata Wu Aimei ini, ia pun menolehkan kepalanya dan melihat Wu Aimei tanpa mengatakan apa pun.     

Malah Wu Aimei yang maju lagi, "Ini karena Qingqing masih belum mendapatkan pengakuanmu, kan? Jika orang luar mengetahui bahwa Qingqing adalah istrimu, dan Qingshan adalah kakaknya, kamu akan bagaimana? Kamu masih bisa setenang ini, kah?"     

Wu Aimei bahkan meraih pintu mobil, "Leng Sicheng, kalau kamu pergi begitu saja, kalau kamu tidak menyelamatkan Qingshan, maka aku pasti tidak akan membiarkanmu begitu saja! Aku pasti akan memikirkan segala cara untuk membuatmu membantu Qingshan, aku pasti tidak akan diam dan membiarkan anakku menanggung semua ini!"     

Leng Sicheng hanya melihat Wu Aimei dengan tenang, tidak mengatakan satu kata pun, ia langsung masuk ke dalam mobil.     

Selama 3 tahun ini, meskipun Leng Sicheng tidak pernah menghormati Wu Aimei, namun juga tidak pernah sedingin ini. Wu Aimei sudah tidak berani mengancam Leng Sicheng lagi, kini pintu mobil belum tertutup, Gu Qingqing masih di luar mobil, dan Wu Aimei masih panik, jadi ia pun langsung meraih tangan putrinya dan bilang, "Aku tahu, kali ini aku dan Qingshan memang agak terburu-buru, tapi bagaimanapun dia juga kakakmu. Kamu juga tahu kakakmu itu kan, dia tidak akan bisa melakukan sesuatu yang dapat mencelakakan orang lain, dia memang sudah ditipu! Tolong selamatkanlah dia!"     

Wu Aimei masih memegangi tangan Gu Qingqing, membuatnya tidak bisa bergerak. Hari ini ia ke sini memang untuk menyelesaikan masalah ini.     

Awal-awal Gu Qingqing masih tidak mengetahui pelanggaran apa yang dilakukan oleh kakaknya, namun kini sudah mengetahuinya, dan Leng Sicheng malah menolak untuk membantu.     

Seseorang ingin membantu karena kedua pihak memiliki hubungan, namun bukan kewajiban baginya untuk membantu. Walaupun Leng Sicheng adalah suaminya, hubungan mereka berdua juga semakin baik, namun dengan kemampuan Gu Qingqing seorang, ia sudah pasti tidak dapat menyelamatkan Gu Qingshan, masalah ini tetap harus meminta tolong kepada Leng Sicheng.     

"Ibu, Qingshan adalah kakakku, aku akan berusaha menyelamatkannya."     

"Apanya yang berusaha? Kamu harus menyelamatkannya!" Wu Aimei tidak berani melampiaskan emosinya terhadap Leng Sicheng, namun ia berani terhadap Gu Qingqing. Ia memegang tangan Gu Qingqing dengan kuat, tenaganya begitu kuat sampai ingin mematahkan pergelangan tangan Gu Qingqing, "Dia adalah kakakmu, juga anak laki-laki satu-satunya dari keluarga Gu, kamu harus menyelamatkannya! Leng Sicheng adalah suamimu, cepat suruh dia menyelamatkan Qingshan! Aku sudah merawatmu sampai dewasa, apa ini balasanmu terhadap kami? Kalau tahu begini, lebih baik aku meninggalkanmu di rumah sakit saja!"     

Aku sudah merawatmu sampai dewasa, apa ini balasanmu terhadap kami? Gu Qingqing tahu Ibunya mementingkan anak laki-laki, juga sangat mengerti kepanikan dan amarah Wu Aimei saat ini, namun kata-kata ini tetap membuatnya merasa sakit hati.     

Memangnya kalau memang Leng Sicheng tidak menyetujuinya, apa yang bisa Gu Qingqing lakukan?!     

Kalau Leng Sicheng pergi sekarang, maka lebih tidak memungkinkan lagi untuk menyelamatkan Gu Qingshan. Gu Qingqing juga panik, ia segera menolehkan kepalanya dan berkata, "Ibu, aku pasti akan berusaha menyelamatkan kakak, kamu jangan panik dulu. Sekarang yang utama adalah menenangkan pemikiran kita dulu. Sekarang kita harus mencaritahu, sebenarnya apa saja yang harus kakak tanggung, jadi kita juga bisa memikirkan jalan selanjutnya untuk mencari orang demi melepaskan kakak."     

Mata Leng Sicheng melihat kepada tangan Gu Qingqing yang ditangkap erat oleh Wu Aimei itu, ia pun mengerutkan keningnya, saat waktu berlalu beberapa menit ia baru mengatakan, "Jalan."     

Kalau Leng Sicheng benar-benar pergi dan membiarkan Gu Qingshan menghadapi semua ini sendirian, maka akibatnya akan sangat parah. Gu Qingqing berusaha melepaskan diri dari genggaman tangan ibunya, dengan yakin ia berjanji, "Ibu, jangan khawatir, aku pasti akan berusaha!"     

Namun siapa tahu, begitu masuk ke dalam mobil, Gu Qingqing yang ingin bertanya, "Sicheng, bisakah .…"     

Leng Sicheng melihat bekas merah yang ada di pergelangan tangan Gu Qingqing karena tindakan Wu Aimei tadi, kemudian melihat lagi ekspresi Gu Qingqing yang panik, dengan dingin ia mengatakan, "Tidak bisa."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.