Kisah Istri Bayaran

Jam Pasir (11)



Jam Pasir (11)

1"Waktu itu aku baru selesai syuting reality show di Yangcheng, kebetulan aku libur beberapa hari ini, aku dengar dari Zijin kalau kamu dan Qingqing ada di Nancheng, jadi aku pun ikut ke sini. Saat tiba di sini, aku melihat asap hitam mengepul lebat." Xu Zipei memiliki EQ yang tinggi, tentu saja ia tidak akan sebodoh itu bertanya langsung pada Leng Sicheng kenapa pria itu curiga kepadanya.     

Leng Sicheng tidak mengatakan apa pun, juga tidak tersenyum. Ia juga tidak menunjukkan apakah ia masih curiga atau sudah percaya. Mereka berdua berdiri di dalam lift dan menunggu sampai berhenti di lobi, ketika suara "Ding!" berbunyi, Leng Sicheng keluar duluan.     

Xu Zipei pun segera mengikuti langkahnya, ia ingin mengatakan sesuatu namun tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya. Hal seperti ini sangat susah untuk dijelaskan, semakin menjelaskan malah semakin runyam, juga semakin mencurigakan meskipun dirinya tidak melakukan apa pun.     

Lagi pula, ia telah membantu Leng Sicheng dengan sepenuh hati, walaupun memang tidak bisa dikatakan tidak ada niat pribadi lainnya, tetapi ia memang benar-benar ingin membantu Leng Sicheng, dan hal itu tidak perlu diragukan. Namun Leng Sicheng malah mencurigainya!     

Akhirnya Xu Zipei memutuskan untuk diam. Mereka berdua lalu masuk ke dalam mobil masing-masing. Begitu duduk, asisten Xu Zipei bertanya kepadanya, "Kak Zipei, ini ada buku catatan yang diberikan sekretaris Cheng tadi, kamu mau membacanya dulu? Agar bisa mengetahui seluk beluk kejadian ini. Kak Zipei, Kak?"     

"Ah, oke, aku coba baca dulu." Xu Zipei menerima buku catatan tersebut dan membukanya, namun dirinya sama sekali tidak bisa fokus.     

Ia tidak menyangka, hanya dalam satu malam saja, selain Leng Sicheng memakai kaos kartun yang konyol itu, dia juga begitu lembut terhadap Gu Qingqing, dan kini malah mencurigai dirinya, mencurigai bahwa ia membantu karena memiliki maksud lain!     

Tangan Xu Zipei mengepal sedikit kemudian ia melepaskannya lagi, lalu menghela napas tanpa suara. Kemudian ia membuka buku catatan itu lagi dan mulai mencari tahu isi catatan tersebut, setelah itu ia baru menutupnya. Beberapa saat kemudian ia baru membuka mulutnya, "Perbaiki riasanku dulu, nanti ekspresi wajahku mungkin akan kurang bagus."     

Bukan ekspresi wajah, tapi sikapmu. Asistennya juga tidak banyak bertanya, ia segera memberikan blush on yang sedikit lebih cerah, dan memang membuat Xu Zipei terlihat lebih energik dibanding wajahnya yang tampak lesu tadi.     

Dari sini ke rumah sakit tidak memerlukan waktu lama, sebentar saja sudah sampai, dari jauh sudah terlihat ada beberapa mobil wartawan yang berhenti di depan rumah sakit. Di sana, ada Leng Sicheng sudah turun dari mobil, mobil Xu Zipei juga sudah tiba namun dirinya tidak turun.     

Leng Sicheng mengerutkan keningnya dan melirik ke arah mobil Xu Zipei. Asisten yang di sampingnya juga bingung, "Kak Zipei, sudah sampai."     

Xu Zipei menganggukkan kepalanya namun ia tetap tidak bergerak. Hingga ketika para wartawan sudah mengenal sosok Leng Sicheng, ia baru mau mendekatinya, dan Xu Zipei baru membuka pintu lalu turun dengan mimik wajah yang sudah kembali normal. Seakan suasana hatinya tidak pernah memburuk.     

Mereka berdua masuk ke dalam rumah sakit, ketika menangani media dan keluarga pasien, mereka juga dapat berada di jarak yang pas, Xu Zipei juga sangat menyesuaikan diri, sepanjang perjalanan ia memberikan senyuman yang hangat. Tidak memperdulikan seberapa tajam pertanyaan wartawan, ia tetap bisa menjawabnya dengan tenang. Namun ketika semua ini selesai, di belakang, ia pun diam-diam segera menjaga jarak dari Leng Sicheng. Meskipun harus berdiri di sampingnya, ia tetap akan diam-diam melangkah satu langkah menjauh.     

Leng Sicheng juga merasakannya dan itu malah membuatnya merasa sedikit lega.     

Kalau kini wanita itu menunjukkan kedekatannya, berusaha menjelaskannya, ini malah akan membuat Leng Sicheng merasa bahwa ia melakukan kesalahan. Bagaimanapun juga, hari ini dia sudah membantu pria itu, tapi malah dicurigai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.