Kisah Istri Bayaran

Jam Pasir (12)



Jam Pasir (12)

0Leng Sicheng merasa sedikit bersalah namun ia juga enggan meminta maaf. Setelah semua urusan ini selesai, mereka berdua kembali ke wisma, ia memanggil Xu Zipei yang sudah turun duluan dari mobil dengan membawa kacamata hitam dan topi jerami. "Sebentar."     

Xu Zipei menoleh, ia memang memiliki etika yang baik, selain dengan Gu Qingqing, meskipun kini ia merasa tersakiti, ia tidak menunjukkan amarah di mimik wajahnya, "Ada apa?"     

Leng Sicheng sudah pasti tidak akan minta maaf, untuk beberapa saat kemudian baru pria itu mengatakan, "Kau sudah bekerja dengan baik."     

Sejak Xu Zipei mengenal Leng Sicheng, ia masih belum pernah mendengarnya minta maaf.     

Kata-kata seperti ini sudah cukup menunjukkan kebaikan hatinya.     

Tetapi tidak tahu kenapa, di dalam hati Xu Zipei tidak merasa rasa senang, melainkan merasa sedikit sedih karena sempat dicurigai.     

Mungkin karena Xu Zipei tahu, kecurigaan Leng Sicheng terhadapnya kurang lebih ada kaitannya dengan Gu Qingqing.     

Xu Zipei ingin membalas dengan sebuah ekspresi wajah, namun beberapa saat kemudian ia hanya berhasil menarik sudut bibirnya dan bilang, "Iya, ada masalah lagi?"     

Nada suara Xu Zipei tetap lembut, bahkan dari wajahnya ia tetap menunjukkan senyuman yang lembut, tapi penolakkan yang ditunjukkannya tetap terasa.     

Leng Sicheng melihat ekspresinya, detik ini ia pun yakin bahwa ia telah menyalahkan Xu Zipei.     

Xu Zipei selalu menunjukkan sikapnya yang kuat dan sempurna di manapun, ia sangat jarang menunjukkan perasaan aslinya. Kalau memang ia mencurigakan, mungkin ia malah akan menunjukkan sikapnya yang lebih baik lagi, tidak seperti sekarang ini, bagaikan seorang anak gadis yang disalahkan.     

Leng Sicheng hanya pernah sekali melihat kspresi seperti ini, pada saat keluarga Xu mengkhianati keluarga Leng, setelah ayah Xu Zipei langsung ke rumah membatalkan pertunangan mereka, Xu Zipei datang mencarinya, mengatakan bahwa tidak akan mengkhianatinya meskipun harus bertengkar dengan keluarganya, namun Leng Sicheng menolaknya.     

Walaupun ia tidak suka dengan Xu Zipei, namun ia harus mengatakan bahwa wanita itu adalah teman yang tulus, juga partner yang bisa dipercayai.     

"Tak ada." Leng Sicheng menggelengkan kepalanya, "nanti ayo makan bersama."     

"Apakah itu bayaranku selama dua hari ini?" Nada bicaranya terdengar bercanda namun sebenarnya lebih seperti mengeluh, ditambah sedikit melankolis. Ditambah lagi dengan tatapan Xu Zipei yang tampak mengejek diri sendiri ketika menatap Leng Sicheng, membuat pria itu mengerutkan keningnya.     

Jika memang Xu Zipei tulus membantunya, maka hanya ada satu kemungkinan, yaitu untuk dirinya.     

Waktu itu keluarga Xu memang mengkhianatinya, namun Xu Zipei tidak pernah. Dari dulu ia sudah tahu perasaan Xu Zipei terhadapnya, tetapi setelah dia pulang dari luar negeri, sikapnya selalu sopan dan hormat, ini juga untuk pertama kalinya ia merasa, Xu Zipei masih menyukai dirinya?     

Sekarang ia adalah suami orang lain, walaupun Xu Zipei kini belum menikah, ia juga tidak menyukainya, apalagi mau mengejarnya.     

Merasakan perasaan Xu Zipei yang tersirat, nada suara Leng Sicheng malah menjadi dingin, "Kedepannya kalau keluarga Xu memerlukan bantuanku, aku akan membantu."     

Xu Zipei tentu bisa merasakan Leng Sicheng ingin membalasnya dengan uang. Walaupun ketika orang tuanya tahu dirinya sedang membantu Leng Sicheng, mereka juga mendorongnya untuk menjalin hubungan yang baik dengannya, lebih bagus lagi kalau bisa mendapatkan keuntungan darinya.     

Xu Zipei menahan perasaannya yang sedih, dan hanya tersenyum ringan, "Boleh, lain kali kalau ada kesempatan aku akan mencarimu."     

Mereka berdua sedang mengobrol di lantai bawah, namun mereka tidak menyadari, di lantai atas sana ada sepasang mata sedang menatap mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.