Perjuangan Menembus Surga

Gunung di Atas Awan, Xun Er!



Gunung di Atas Awan, Xun Er!

2Seiring kekaisaran yang menjadi damai, kehidupan Xiao Yan lambat laun menjadi jauh lebih tenang. Ia terkadang akan berlatih, dan juga akan memurnikan pil obat di hadapan banyak ahli kimia di dalam Aula Pil dari Aliansi Yan ketika ia memiliki waktu luang. Dengan sorakan di seluruh aula, ia telah mendapatkan persetujuan para ahli kimia yang angkuh untuk menjadi ketua mereka.     

Meskipun para ahli kimia di dalam Aula Pil memiliki pemahaman yang hebat mengenai kemampuan bertarung Xiao Yan dari pertempuran ini, sebagai ahli kimia, mereka tentu saja sangat menganggap tinggi kemampuan pemurnian pil. Jika Xiao Yan ingin mereka tunduk, ia harus menunjukkan kepada mereka keterampilan pemurnian yang hebat. Tentu saja, jika seseorang membandingkan pemurnian obat, kemungkinan besar Xiao Yan tidak akan takut kepada siapapun di dalam Kekaisaran Jia Ma ini. Keterampilan pemurnian obatnya sekarang cukup untuk memurnikan sebuah pil obat tingkat 6. Selain Raja - Pil Gu He, kemungkinan besar, hanya Fa Ma yang bisa memurnikan pil semacam itu di dalam Kekaisaran Jia Ma, walaupun kemungkinan gagalnya besar.     

Dokter Peri Kecil tidak mengirimkan berita lagi selama kurun waktu ini. Namun, Xiao Yan tahu bahwa ia saat ini telah mengerahkan banyak sekali orang untuk mencari bahan - bahan obat yang diperlukan untuk mengendalikan 'Tubuh Racun Sedih'. Ia pasti akan memberitahu Xiao Yan setelah ia memiliki informasinya. Pada saat itu, kemungkinan akan ada masalah yang muncul lagi.     

Karena semuanya sudah tenang, Medusa, sebagai ketua suku, tentu saja harus secara langsung pergi untuk mengurus masalah besar Suku Manusia - Ular yang berpindah tempat tinggal. Jadi, ia untuk sementara waktu meninggalkan Xiao Yan, tidak lama setelah kembali ke Kekaisaran Jia Ma. Ia lalu memimpin semua Manusia - Ular untuk terlibat dalam migrasi hebat ini. Akhirnya, mereka mulai membangun sebuah tempat tinggal baru di sebuah area luas di dekat Pegunungan Binatang Magic.     

Tentu saja Medusa tidak sempat untuk mengikuti di samping Xiao Yan karena ia begitu sibuk. Xiao Yan sudah terbiasa dengan kehidupan seperti itu dan sekarang merasa agak gelisah karena perubahan ini. Medusa sudah mengikutinya semenjak ia meninggalkan Akademi Dalam dari Akademi Jia Nan. Medusa semula memiliki niat untuk membunuhnya sebagai alasan untuk mengikutinya. Seiring mengalirnya waktu, Xiao Yan dapat merasakan bahwa niat membunuh di dalam hati Medusa melemah setiap hari dan kemungkinan besar, sudah tidak lagi ada sekarang.     

Benak Xiao Yan tidak begitu memperhatikan ketika Medusa mengikutinya setiap saat. Kini setelah Medusa pergi, ia seketika merasa seperti ada yang kurang. Hatinya mengandung perasaan yang kosong. Ini karena hal itu menyebabkan dirinya memikirkan Xun Er yang entah berada di mana. Wanita muda yang biasanya hangat itu seperti mata air, meresap ke dalam hati seseorang bahkan tanpa diketahui. Akhirnya, ia akan meninggalkan sebuah jejak, jauh di dalam hati seseorang, dan tidak bisa disingkirkan bagaimanapun orang itu mencobanya.     

Xiao Yan tak dapat menahan untuk menghentikan gerakan tangannya ketika ia memikirkan wanita muda yang anggun itu, yang dipenuhi misteri itu. Matanya terlihat linglung saat ia memandang ke segala arah, tetapi ia tidak tahu ke mana ia harus menghadap. Sekejap kemudian, ia hanya bisa diam - diam menghela nafas dan menggumam pelan, "Xun Er, tunggu aku. Aku akan mencapai kelas Dou Zong secepat mungkin. Setelah itu, aku akan pergi dan mencarimu!"     

"Seberapa mengerikan pun klanmu itu, aku tidak akan sedikitpun merasa takut!"     

…     

Sebuah sosok anggun yang tampak sebagian, sedang berada di sebuah puncak gunung yang curam di mana awan - awan berdiam. Pinggangnya yang halus tampak seperti pohon willow yang dapat dipeluk dengan satu lengan. Rambutnya dengan sembrono diikat oleh sebuah pita ungu pucat. Rambut itu melayang seiring dengan angin sepoi - sepoi yang berhembus mendekat, memberikan wanita muda itu sebuah aura anggun yang terlihat seperti ilusi.     

Mata wanita muda itu tertutup rapat. Sesaat kemudian, ia perlahan membukanya. Kabut di sekitar seketika berhamburan ketika ia membuka matanya. Puncak gunung ini langsung menjadi sangat jelas.      

"Pak Tua Ling, kau telah kembali?"     

Wanita muda itu tidak menoleh ketika bibir merah kecilnya yang lembut memancarkan suara yang seperti lonceng perak yang sangat halus, yang menggema di puncak gunung itu.     

Sebuah bayangan di bawah sebuah batu gunung seketika mulai bergoyang dengan aneh setelah suaranya terdengar. Hal itu seketika berubah menjadi sebuah sosok orang tua. Sosok itu ternyata adalah Ling Ying!     

Ling Ying dengan hormat membungkuk kepada wanita muda tadi setelah menunjukkan dirinya.     

"Xiao - jie (Nona Muda)."     

"Bagaimana? Apakah kau punya kabar tentangnya?" Wanita muda itu berdiri dari panggung batu, berbalik, dan menunjukkan wajah yang tersenyum dengan watak yang seperti teratai yang sangat halus. Pada saat ini, suaranya yang biasanya tidak menunjukkan gejolak apapun, ternyata menunjukkan kegelisahan.     

Milik siapa lagi wajah ini selain Xun Er, yang selalu dipikirkan Xiao Yan siang dan malam.     

Sudah lebih dari tiga tahun sejak Xun Er meninggalkan Xiao Yan. Selama beberapa tahun ini, Xun Er jelas sudah menjadi dewasa. Ia tidak terlalu sentimental, jika dibandingkan dengan wanita muda kala itu, dan wataknya bertambah cuek.     

Terlepas bagaimana ia berubah, masih ada satu bagian dari dirinya yang tetap sama. Ini adalah bagaimana hatinya yang seperti tenang seperti sumur tua, akan mulai berdesir ketika ia mendengar kabar yang berhubungan dengan nama itu.     

Mungkin ini tepat seperti yang diantisipasi Ling Ying kala itu. Sebuah sosok yang selamanya akan ada jauh di dalam lubuk hati Xun Er. Sulit untuk menyingkirkan sosok ini, bahkan dengan tekanan kepala klan…     

Ling Ying mengeluh di dalam hatinya ketika ia jelas mendengar kegelisahan di dalam nada Xun Er. Ini sudah beberapa tahun, tetapi hanya ketika Xun Er mendengarkan apapun yang berkaitan dengan tuan muda Xiao Yan, ia baru akan benar - benar menjadi seperti wanita muda biasa. Keacuhannya yang tak dapat digerakkan seperti gunung itu seperti keacuhan sesosok iblis tua yang telah berlatih selama bertahun - tahun lamanya, mencapai taraf yang tak dapat dipahami. Namun, ia kekurangan semangat yang harusnya dimiliki seorang wanita muda.     

Tentu saja, sebagai seseorang yang mengetahui posisi dan status Xun Er, ia tentu saja paham bahwa mustahil baginya untuk menjadi seperti seorang gadis biasa. Statusnya menentukan bahwa ia tidak akan menjadi biasa. Pria yang bisa menandinginya pasti juga adalah orang yang paling hebat di benua. Hanya saja, ia tidak tahu… apakah Xiao Yan bisa mencapai tahap ini.     

Meskipun pemikiran ini melesat di benak Ling Yang, wajahnya menunjukkan raut wajah yang memanjakan. Ia tersenyum dan mengangguk sebelum seketika mengungkapkan beberapa kabar mengenai Xiao Yan yang sudah dengan susah payah ia temukan.     

Xun Er tanpa bersuara mendengarkan kabar yang datang dari mulut Ling Ying. Ia mengerutkan bibir kecilnya dan biji matanya yang tampak transparan, yang sepertinya tahu bagaimana untuk berbicara, dengan lembut mengkilap.     

"Tak terduga Xiao yan ge - ge juga telah mencapai kelas Dou Huang dalam empat tahun singkat. Ini sungguh mengejutkan Xun Er…"     

"Aliansi Yan… ini sungguh merupakan nama yang bagus. Tak terduga Xiao Yan ge - ge benar - benar bisa menggantikan Sekte Misty Cloud."     

Wajah sempurna Xun Er menunjukkan sebuah senyum anggun setelah Ling Ying menyelesaikan ceritanya secara utuh. Tangannya membelah rambut hitam yang melayang di depan keningnya, saat ia berbicara pelan, "Sungguh tak terduga 'Aula Jiwa' benar - benar bergerak. Tuan Yao Chen itu berkomunikasi denganku kala itu. Mungkin ia seharusnya mengetahui statusku, tetapi aku tidak yakin apakah ia memberitahu Xiao Yan ge - ge mengenai hal tersebut."     

"Aku rasa tidak. Ia seharusnya jelas paham bahwa hal itu tidak akan bermanfaat bagi tuan muda Xiao Yan untuk mengetahui statusmu terlalu cepat." Ling Ying menyuarakan pemikirannya.     

"Pak Tua Ling, coba kerahkan beberapa orang untuk mencari di mana 'Aula Jiwa' berada. Sepertinya mereka turut campur dengan masalah paman Xiao kala itu." Xun Er menoleh dan berbicara dengan suara yang agak dingin.     

Ling Ying ragu sesaat setelah mendengar hal ini. Ia berkata, "Baiklah. Aku akan melaksanakan ini secara diam - diam dan berusaha sebaik mungkin untuk mencari mereka. Namun, 'Aula Jiwa' juga sangat misterius. Selain beberapa orang yang mengetahui lokasi markas mereka, nyaris tidak ada satu orang pun, bahkan orang - orang dari klan kita, yang mengetahuinya, meskipun kita telah bertarung dalam banyak sekali pertempuran, baik besar maupun kecil dengan mereka."     

Xun Er mengangguk pelan. Ia menundukkan matanya dan sebuah hawa dingin mendadak melintas di matanya yang anggun. Ia berbicara perlahan di dalam hati, "Aula Jiwa… meskipun kau benar - benar ingin mendapatkan 'Giok Dewa Kuno Tou She' yang mana adalah milik klan Xiao, kau sebaiknya tidak melukainya. Jika tidak… apapun yang terjadi, aku akan membuat kalian semua membayar harga yang tidak akan bisa kalian tanggung!"     

Sebuah api emas mendadak menggelora di mata Xun Er di akhir kata - katanya. Sebuah batu raksasa di samping diam - diam lenyap di tengah - tengah gejolak aneh setelah api itu muncul!     

Hati Ling Ying berubah dingin ketika ia melihat api emas muncul di mata Xun Er. Dengan keakrabannya dengan Xun Er, ia tentu saja tahu bahwa hal yang tersembunyi jauh di dalam jiwanya akan mendobrak bebas dari tubuhnya dan muncul, hanya ketika ia sungguh - sungguh membentuk niat membunuh sejati atau amarah besar di dalam hatinya.     

Ling Ying tidak menduga bahwa setelah tidak bertemu selama tiga hingga empat tahun, perasaan Xun Er bagi Xiao Yan tidak akan menghilang, tetapi alih - alih menjadi semakin dalam dan besar seiring berjalannya waktu.     

"Ugh, mungkin bahkan anak muda itu tidak tahu sebenarnya berkat dahsyat seperti apa yang telah ia dapatkan. Jika kabar seseorang yang bisa membuat xiao - jie (Nona Muda) jatuh hati menyebar, kemungkinan besar Aliansi Yan bersamaan dengan Kekaisaran Jia Ma akan benar - benar dihancurkan dalam semalam. Jadi, kau sebaiknya berusaha sangat keras untuk berlatih demi xiao - jie (Nona Muda). Dirimu yang sekarang mungkin sudah mencapai kelas Dou Huang, tetapi ini masih belum cukup…" Ling Ying mengeluh panjang di dalam hatinya sembari bergumam diam - diam.     

"Oh ya…" Ling Ying tampak telah mengingat sesuatu tiba - tiba. Raut wajahnya sedikit berubah saat tatapan matanya menatap Xun Er. Ia berkata dengan berhati - hati, "Sepengetahuanku, klan kita akhirnya telah memutuskan untuk mengerahkan seseorang untuk bergegas ke Kekaisaran Jia Ma untuk mencari 'kunci' itu di tangan klan Xiao. Ini terjadi setelah beberapa diskusi karena xiao - jie (Nona Muda) tidak memperoleh 'kunci' itu dari klan Xiao."     

"Bum! Bum! Bum! Bum! Bum! Bum! Bum!"     

Sebuah aura mengerikan mendadak meledak di hadapan Ling Ying setelah kata - katanya baru saja terdengar. Tubuhnya terguncang hingga ia dengan cepat mundur. Wajahnya secara refleks terkejut ketika ia mengangkatnya.      

Pada saat ini, kaki Xun Er berada satu meter dari tanah. Wajahnya sedingin es ketika api emas terang tampak seperti mengitari tubuhnya seperti cairan. Sembari api emas itu mengalir, bebatuan gunung di sekitar berangsur - angsur mulai menghilang dengan aneh. Kejadian itu terlihat seperti mereka ditelan oleh semacam hewan buas raksasa tak kasat mata…     

Wajah Xun Er sedingin salju. Ia melirik Ling Ying tetapi tidak berbicara. Setelah itu, ia memutar pinggangnya dan mendadak bergegas menuju bawah gunung.     

Ling Ying melongo saat ia memandang sosok Xun Er dengan cepat menghilang. Ia seketika menggelengkan kepalanya dengan sebuah senyum kecut. Matanya menatap ufuk langit di kejauhan. Ia tertawa kecut, "Anak muda, kau adalah orang sialan pertama yang pernah kutemui, yang bisa membuat xiao - jie (Nona Muda) melakukan hal sejauh ini… orang yang pertama…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.