Perjuangan Menembus Surga

Komandan Pertama



Komandan Pertama

0Xiao Yan sedang berdiri di atas sebuah bangunan tinggi saat ia memandang catatan kertas di tangannya dengan raut wajah yang serius. Ia menjentikkan jarinya sesaat kemudian, dan kertas catatan itu berubah menjadi abu, sebelum dengan cepat lenyap.     

"'Aula Jiwa' ya…"     

Xiao Yan menggumam pelan. Sebuah niat membunuh dingin yang pekat perlahan menggelora di dalam mata hitam gelapnya. Kebenciannya terhadap organisasi ini bisa dikatakan telah merembes jauh ke dalam tulang - tulangnya. Ini karena dua orang yang paling dekat dengannya sudah terjatuh di tangan mereka.     

Kilauan dingin muncul di mata Xiao Yan. Ia mendadak berbalik sesaat kemudian dan dengan cepat berjalan turun dari bangunan tinggi itu. Saat ini, ia benar - benar tidak mengetahui 'Aula Jiwa' yang misterius ini. Ia harus memiliki pemahaman jika ia ingin menyelamatkan Yao Lao dan ayahnya. Namun, orang - orang dari 'Aula Jiwa' sangatlah misterius dan sulit bagi orang biasa untuk menemukan mereka. Jadi, ini mungkin adalah sebuah kesempatan baginya.     

Selama ia bisa menangkap seseorang dari 'Aula Jiwa', Xiao Yan akan bisa mendapatkan beberapa kabar mengenai 'Aula Jiwa'. Ini adalah kepentingan yang krusial baginya.     

Xiao Yan dengan cepat menemukan Xiao Ding dan yang lainnya saat pemikiran ini melintas di hatinya. Ia mendeskripsikan situasi yang ada kepada mereka secara rinci. Mereka terkejut ketika mendengar Xiao Yan hendak meninggalkan Kekaisaran Jia Ma dan baru menganggukkan kepala setelah terdiam untuk waktu yang lama. Xiao Ding jelas paham bahwa jika ia membuat Xiao Yan tinggal di Kekaisaran Jia Ma, hal itu akan mengekangnya. Benua Dou Qi yang luas mungkin adalah tempat di mana Xiao Yan bisa menunjukkan kemampuan sejatinya.     

Xiao Yan tidak menunda lebih lama lagi setelah mengurus masalah di Aliansi Yan. Ia mencari Zi Yan di dalam ibu kota sebelum melesat ke udara bersamanya saat ia terbang dengan cepat ke tempat di mana Pegunungan Binatang Magic terletak. Xiao Yan takut terhadap orang - orang dari 'Aula Jiwa'. Jadi, ia tentu saja harus mengumpulkan semua pelindungnya di perjalannya ke Kekaisaran Chu Yun kali ini, dan Medusa jelas adalah pilihan terbaik.     

Saat ini, Suku Manusia - Ular sudah menetap di sebuah area yang dekat dengan Pegunungan Binatang Magic. Meskipun mereka akan terlibat dalam pertarungan - pertarungan dengan beberapa Binatang Magic dalam kurun waktu ini, ini bukanlah hal yang buruk bagi Manusia - Ular yang haus bertarung.     

Setelah tinggal di dalam Kekaisaran Jia Ma, kewaspadaan Suku Manusia - Ular terhadap manusia telah sedikit berkurang. Juga, ada sebuah jalan terusan di perbatasan di antara suku itu dan dunia luar. Meskipun terdapat prajurit - prajurit Suku Manusia - Ular yang dengan ketat menjaga di sekitar jalan terusan itu, hal tersebut tak dapat dipungkiri jauh lebih baik ketika dibandingkan dulu, ketika mereka seketika membunuh saat melihat seorang manusia. Kemungkinan, dengan interaksi dalam waktu lama, Suku Manusia - Ular berangsur - angsur akan meninggalkan pemikiran yang penuh kewaspadaan ini dan menjadi anggota dari Kekaisaran Jia Ma.     

Meskipun area di mana Suku Manusia - Ular itu terletak jauh dari ibu kota, Xiao Yan dan Zi Yan berhasil muncul di ujung Pegunungan Binatang Magic setelah satu jam dengan kecepatan mereka. Tatapan mata mereka perlahan menatap pegunungan yang luas ini. Mereka bisa melihat para orang - orang Ular itu melewati hutan.     

Beberapa orang di dalam hutan yang luas juga memperhatikan mereka setelah mereka berhenti di langit di atas tempat ini. Beberapa sosok dengan cepat bergegas ke langit dengan mata yang waspada. Mereka tertegun ketika melihat Xiao Yan, dan kewaspadaan di mata mereka sangat melemah.     

"Kawan - kawan dari Suku Manusia - Ular, aku ingin bertemu Ratu Medusa untuk beberapa keperluan. Bisakah kalian memimpin jalannya?" Xiao Yan menangkupkan tangannya memberi hormat kepada beberapa ahli dari Suku Manusia - Ular, dan berbicara dengan suara yang dalam.     

"Pemimpin suku sedang bertapa. Jika kau ingin bertemu dengannya, tolong ikuti kami untuk bertemu dengan Komandan Pertama terlebih dahulu. Hanya dirinya dan beberapa Tetua dari suku yang bisa memasuki kamarnya." Seorang ahli manusia - ular ragu sesaat sebelum berbicara.     

"Komandan Pertama."     

Xiao Yan mengernyitkan alisnya saat mendengar hal ini. Ahli ini, yang hanya lebih lemah dari Medusa di seluruh Suku Manusia - Ular, adalah seseorang yang telah ia dengar. Namun, Xiao Yan belum pernah bertemu dengannya. Dari beberapa manusia - ular yang menyebtunya, orang ini tampaknya adalah orang yang gila berlatih. Selama pertempuran besar di antara Kekaisaran Jia Ma dan tiga kekaisaran besar ini, orang ini bersikeras untuk bertapa selama setahun. Gurun itu telah benar - benar kosong ketika ia keluar dari pertapaannya. Jika Suku Manusia - Ular tidak memiliki metode komunikasi yang khusus, kemungkinan orang ini bahkan tidak akan bisa menemukan para anggota sukunya.     

Tentu saja, sudah sewajarnya informasi itu saja tidak cukup untuk membuat Xiao Yan mengerut seperti ini. Penggila latihan ini juga memandang Medusa sebagai dewi di dalam hatinya, tepat seperti kebanyakan Manusia - Ular pria. Karena kekuatannya lebih lemah daripada Medusa di dalam suku, ia biasanya akan menjadi orang yang memiliki kesempatan terbesar untuk bersama dengan Medusa. Namun, Xiao Yan mendadak telah meledak layaknya seekor harimau yang menghalangi jalannya. Jadi, meskipun belum bertemu orang ini, Xiao Yan juga tahu kemungkinan orang ini memiliki kebencian cukup besar kepadanya.     

Xiao Yan hanya bisa menggelengkan kepalanya tak berdaya saat pemikiran ini melesat di benaknya. Ia berkata, "Jika begitu, tolong tunjukkan jalannya." Meskipun Xiao Yan merasa bahwa Komandan Pertama ini, yang belum pernah ia temui, akan merepotkan, Xiao Yan tidak takut kepadanya. Jika orang itu tidak memahami situasi yang ada, ia tidak keberatan menggunakan tangannya. Bagaimanapun juga, selama seseorang mengalahkan para ahli teratas dari Suku Manusia - Ular, ia akan bisa terhindar dari banyak masalah kedepannya.     

Beberapa ahli Manusia - Ular mengangguk dengan cukup sopan ketika mendengar hal ini. Tubuh mereka bergerak dan mereka melesat menuju hutan. Xiao Yan dan Zi Yan mengikuti dekat di belakangnya.     

"Xiao Yan, tenang. Aku akan membantumu menghajar Komandan Pertama atau siapalah itu, jika ia berani berbicara omong kosong!" Zi Yan bergerak mendekat ke Xiao Yan dan tertawa. Ia tampaknya juga mengetahui Komandan Pertama yang terkenal dari Suku Manusia - Ular itu.     

"Kau harus lebih patuh. Jika tidak, aku tidak akan mengajakmu lagi." Xiao Yan dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya saat ia menjawab.     

"Chi, jika kau tidak mengajakku, aku akan kabur sendiri seperti Liu Qing, Lin Yan, dan yang lainnya." Zi Yan mengerutkan bibirnya dan tidak sedikitpun takut terhadap ancaman Xiao Yan.     

Xiao Yan hanya bisa memutar matanya ketika mendengar hal ini. Ia mengutuk Lin Yan dan dua keparat lain di dalam hatinya. Mereka sungguh berani kabur sendirian. Ia pasti akan memberikan mereka pelajaran ketika bertemu lagi.     

Selama satu tahun saat Xiao Yan bertapa, Lin Yan dan dua lainnya merasa bosan tinggal di Kekaisaran Jia Ma. Oleh karena itu, mereka meninggalkan Kekaisaran Jia Ma bersama dan bepergian setelah meninggalkan sebuah pesan. Namun, mereka mungkin tidak mengetahui bahwa sebuah pertempuran besar meletus di dalam Kekaisaran Jia Ma, tidak lama setelah mereka pergi.     

Pemandangan hutan di depan Xiao Yan mendadak meluas ketika ia mengutuk tiga orang itu di dalam hatinya. Sebuah suku yang menduduki ruang yang luar biasa luas muncul di penglihatannya.     

Bangunan - bangunan suku itu dibangun di sebelah gunung, dan bentuknya tampak seperti ditanam di dalam badan gunung. Manusia - Ular yang hiruk pikuk sedang berjalan ke sana kemari di area ini. Beberapa prajurit Manusia - Ular berdiri di titik - titik tinggi dengan bersenjata lengkap. Mata tajam mereka sedang mengamati situasi di sekitar setiap saat.     

Xiao Yan dan Zi Yan mengikuti para ahli dari Suku Manusia - Ular dan melewati tempat itu. Beberapa waktu kemudian, mereka lambat laun berhenti di sebuah tanah lapang terbuka yang luas di dalam suku. Terdapat serangkaian tangga batu yang menjulur jauh ke dalam pegunungan di belakang tanah terbuka itu. Namun, tangga - tangga batu ini saat ini dijaga oleh banyak ahli dari Suku Manusia - Ular.     

Mata Xiao Yan dilayangkan menuju tangga batu yang menjulur sampai ke ujung penglihatannya saat ia berdiri di tanah lapang. Akhirnya, tatapannya terarah ke sebuah tempat di antara banyak penjaga Manusia Ular di tempat itu. Di tempat itu terdapat seorang Manusia - Ular botak dengan mata tertutup. Jejak - jejak aura yang ganas berdiam di tubuhnya. Kepala botaknya yang berkilau itu dipenuhi dengan tato ular putih keabu - abuan. Tato itu tampak seperti seekor ular berbisa putih keabu - abuan yang berbaring di sana, membuat orang menggigil tanpa ada hawa dingin.     

Mata Xiao Yan menyipit saat tatapan matanya terhenti pada manusia ular berkepala botak itu. Ia dapat merasakan bahwa kekuatan orang ini saat ini berada di sekitar puncak kelas Dou Huang. Selain Medusa dan empat Tetua, kemungkinan ia adalah orang terkuat di seluruh Suku Manusia - Ular. Karena begitu, manusia ular botak ini seharusnya adalah Komandan Pertama dari Suku Manusia - Ular…     

Manusia ular berkepala botak itu sepertinya telah merasakan sesuatu ketika Xiao Yan melayangkan tatapannya ke arahnya. Matanya yang tertutup tiba - tiba terbuka, dan biji mata berbentuk segitiga menatap ke arah Xiao Yan dengan saksama, layaknya seekor python raksasa yang hendak menelan seseorang.     

"Xiao Yan dari Aliansi Yan meminta izin untuk bertemu Ratu Medusa. Tolong beritahu dirinya!" Raut wajah Xiao Yan tidak berubah di hadapan tatapan manusia ular yang akan membuat bulu kuduk orang berdiri tegak itu. Ia menangkupkan kedua tangannya memberi salam dan berbicara perlahan.     

"Xiao Yan?"     

Aura kejam dari Manusia - Ular itu seketika melonjak ketika mendengar nama ini, baru - baru ini, nama itu telah menjadi bisul di dalam hatinya. Tiba - tiba, ia berdiri.     

"Kau adalah Xiao Yan yang itu?" Ekor manusia - ular berkepala botak itu berayun dan tubuhnya dengan aneh muncul di sebuah titik tidak jauh dari Xiao Yan. Matanya menatap Xiao Yan sembari berbicara dengan sikap yang agak kelam dan dingin.     

Xiao Yan mengernyitkan alisnya sedikit ketika ia merasakan kebencian di dalam kata - kata orang itu. Ia seketika mengangguk.     

Sebuah senyuman muncul di wajah manusia - ular berkepala botak itu, ketika ia melihat Xiao Yan mengangguk. Ia tidak mengatakan omong kosong lain saat ia dengan erat mengepalkan tinjunya. Cahaya hijau pun muncul dan berdiam bersama dengan sisik - sisik ularnya. Tinjunya membawa tenaga yang kelam dan dingin saat dengan keras menghantam menuju Xiao Yan bersamaan dengan sebuah raungan murka.     

Raut wajah Xiao Yan berubah jauh lebih kelam saat ia merasakan angin dingin yang dibawa oleh tinju orang itu. Kakinya dengan lembut menginjak tanah, saat sebuah api hijau tua yang kuat mendadak menggelora dari tubuhnya.     

Api itu bangkit dan tanah di sana dengan cepat menjadi kering. Banyak garis retakan dengan cepat menyebar dari kekeringan tersebut. Wajah - wajah para ahli di sekitar dari Suku Manusia - Ular terkejut, saat mereka bergegas bergerak mundur. Karena terlahir secara alami dengan tubuh yang dingin, mereka paling takut terhadap hal seperti ini.     

Keterkejutan melintas di mata Manusia - Ular botak itu, ketika ia melihat api hijau - giok di tubuh Xiao Yan. Namun, tinjunya tidak sedikitpun berhenti. Tenaga di tinjunya itu alih - alih menjadi lebih ganas.     

Sebuah tubuh menawan kecil mendadak muncul ketika tinju itu bersentuhan dengan sebuah lapisan api hijau giok. Sebuah teriakan yang menawan terdengar dan sebuah tinju kecil bertumbukan dengan Manusia - Ular di hadapan mata tertegun para Manusia - Ular lainnya di sekitar.     

"Bum!"     

Sebuah ledakan rendah terdengar mereka saat bertabrakan. Seketika, sebuah riak mengerikan menyebar. Zi Yan dan Manusia Ular berkepala botak itu melangkah mundur dengan kasar beberapa kali.     

Setelah dengan paksa menstabilkan tubuhnya, mata manusia - ular berkepala botak itu menjadi serius saat ia memandang Zi Yan yang sedang mengusap tinju kecilnya. Setelah itu, ia tersenyum dingin kepada Xiao Yan. Sebuah api teratai hijau giok seukuran telapak tangan perlahan melayang naik dari tangan Xiao Yan yang terlihat cuek, tepat sebelum Manusia - Ular berkepala botak itu hendak mengejek. Sebuah suara dingin samar bergema melintasi tanah terbuka tersebut.     

"Jika kau melangkah maju sekali lagi, kau sebaiknya bersiap untuk terbaring di kasur selama beberapa bulan."     

Manusia - Ular berkepala botak itu menelan seteguk air liur saat matanya menyusut. Ia memandang teratai api hijau giok itu. Ia dapat merasakan bahwa energi yang sangat liar dan ganas terkandung di dalamnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.