Perjuangan Menembus Surga

Serangan Tiba-Tiba



Serangan Tiba-Tiba

2Wajah Xie Bi Yan sedikit berubah saat ia memandang Dokter Peri Kecil, yang mana sekujur tubuhnya mendadak telah memancarkan aura aneh. Raut wajah menyombong di dalam matanya menghilang, dan yang tersisa adalah keseriusan yang tidak bisa diutarakan. Dari aura aneh yang terpancar dari tubuh wanita itu, ia dapat merasakan tanda-tanda kematian.     

"Tubuh Racun Sedih. Sepertinya, apa yang dikatakan Pelindung Tie benar adanya. Kau bisa mencapai tahap ini dengan umur yang semuda itu hanya karena kau bergantung pada hal ini…" Xie Bi Yan juga adalah orang yang berpengalaman. Ia juga telah mendengar sedikit mengenai kekuatan Tubuh Racun Sedih. Karena itu, ia seketika mendesis dengan jahat.     

Dokter Peri Kecil perlahan mengangkat wajahnya. Warna di dalam matanya begitu jernih hingga terlihat mengerikan. Satu berwarna ungu satunya abu-abu. Tidak ada tambahan warna lain. Hal itu terasa dingin dan tak acuh sekilas. Di hadapan sepasang mata aneh ini, hati Xie Bi Yan secara refleks melonjak meskipun dengan kekuatannya.     

Mata berwarna abu-abu ungu mengamati Xie Bi Yan. Namun, Dokter Peri Kecil tidak membuka mulutnya. Ia dengan lembut mengepalkan tangan lembutnya. Radius sejauh tiga puluh meter di sekitarnya mulai bergejolak dengan hebat. Udara di dalam radius itu seketika terpilin dan membentuk sebuah sangkar tak kasat mata. Setelah perubahan di udara terjadi, tatapan di dunia luar yang menatap ke dalam juga menjadi kabur.     

"Dunia Penjara Racun Langit!"     

Saat Dokter Peri Kecil memilin ruangan yang ada menjadi sebuah sangkar, dapat terlihat sebuah kabut tebal ungu keabu-abuan mendadak menggelora dari tubuh Dokter Peri Kecil, sebelum seketika berhamburan. Dalam beberapa kedipan, hal itu menyelimuti ruang yang sudah terdistorsi menjadi sebuah sangkar itu. Dalam sekejap, semua tatapan mata dari luar benar-benar dihalangi.     

Wajah Xie Bi Yan muram di dalam sangkar ruang itu saat ia memandang kabut tebal ungu keabu-abuan yang menyebar ke sekitarnya. Ia dapat merasakan bahwa kabut sejenis ini mengandung racun mematikan, yang bahkan dirinya tidak berani serap ke dalam tubuhnya. Terlebih lagi, kabut ini juga sepertinya memiliki kemampuan untuk mengacaukan kecepatan dan kelincahan seseorang. Ia merasakan tubuhnya telah menjadi jauh lebih berat setelah menyebarnya kabut racun ini.      

"Gas racun yang begitu mengerikan… hal ini ternyata bisa mengotori energi alami di dalam tempat yang tersegel ini. Dengan begini, seseorang tidak akan berani secara acak menyerap energi di dunia ini ketika bertarung. Ini berarti, seseorang hanya bisa menghabiskan kekuatannya tanpa bisa mendapatkan pemulihan. Jika hal ini berlangsung terlalu lama, akhirnya pasti akan mengerikan. Taktik yang begitu ganas. Tubuh Racun Sedih memang merepotkan untuk dihadapi…"     

Mata dingin dan gelap Xie Bi Yan menatap kabut ungu keabu-abuan yang menyebar di sekitarnya saat ia berbicara di dalam hati dengan suara yang dalam. Hatinya seketika tergerak dan ia menyegel semua pori-pori di sekujur tubuhnya. Sebuah lapisan Dou Qi kuat benar-benar menyelimuti tubuhnya untuk memisahkan dirinya dari kabut ungu keabu-abuan itu.     

"Namun, setiap kali Tubuh Racun Sedih benar-benar meletus, hal itu akan menyebabkan ledakan besar tubuh racunmu menjadi semakin dekat. Diriku yang tua ini akan menemanimu jika kau benar-benar ingin bertarung sampai mati!"     

Sebuah energi agung berwarna darah mendadak menggelora dari tubuh Xie Bi Yan setelah teriakan dingin dan gelapnya terdengar. Dua penjepit raksasa dengan hebat diayunkan. Matanya terus memandang ke sekitarnya, menunggu dengan siap akan kedatangan serangan tersembunyi Dokter Peri Kecil!     

Sebuah ruang ungu keabu-abuan yang selebar tiga puluh meter tiba-tiba muncul di langit di kejauhan. Kabut racun ungu keabu-abuan secara kebetulan menyebar menuju ujung dari ruang yang terdistorsi itu. Tempat itu menjadi seperti terdapat empat dinding tembus pandang yang menyekat di sekitar mereka. Di dalamnya adalah sebuah dunia yang dipenuhi dengan gas beracun.     

Karena pemisahan dari kabut racun ungu keabu-abuan itu, semua orang tidak bisa melihat pertempuran di dalamnya. Meskipun Xiao Yan berusaha sebaik mungkin untuk menggunakan Penglihatan Roh-nya untuk memindai bagian dalamnya, Penglihatan Spiritualnya akan dipantulkan kembali ke titik di mana udara terdistorsi. Dengan begini, orang luar benar-benar tidak dapat mengetahui situasi pertempuran di dalamnya. Satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah untuk diam-diam menunggu pertempuran hidup dan mati di antara keduanya berakhir.     

Tatapan Xiao Yan perlahan ditarik dari ruang ungu keabu-abuan itu. Meskipun raut wajahnya masih agak serius, ia setidaknya tidak lagi khawatir seperti sebelumnya. Dilihat dari aksi Dokter Peri Kecil tadi, sepertinya ia juga telah menggunakan sesuatu yang membuat kekuatannya melonjak. Terlebih lagi, ia secara khusus telah membentuk ruang tersegel di langit dan seharusnya cukup percaya diri. Dengan pemahaman Xiao Yan terhadapnya, Dokter Peri Kecil bukanlah orang yang dengan bodoh akan melakukan sesuatu seperti mencari mati di dalam sebuah pertarungan.     

"Kita sekarang hanya bisa menunggu akhirnya…" Xiao Yan kembali menghela nafas di dalam hatinya. Tatapan matanya juga mendadak berubah dingin saat berangsur-angsur meluncur ke Xie Shan di depannya. Ia pun perlahan berkata, "Karena ketua Xie Shan begitu gelisah untuk bertarung denganku, aku seharusnya benar-benar disalahkan jika tidak memuaskan dirimu hari ini…"     

Kata-kata Xiao Yan mungkin tenang, namun hawa membunuh di dalam suaranya sangat kentara. Jelas, orang ini, yang berulang kali menahannya, telah berhasil menerima amarah dan niat membunuh di dalam hatinya.     

Wajah Xie Shan berangsur-angsur berubah ketika ia mendengar kata-kata Xiao Yan. Ia seketika tertawa, "Sungguh orang yang angkuh. Kau seharusnya merasa terhormat bahwa ketua ini secara pribadi bertarung denganmu."     

"Jika begitu, aku akan mengundang ketua Xie untuk menyerahkan kepala ketua Xie padaku!" Sudut mulut Xiao Yan terangkat membentuk senyum ganas. Kakinya dengan keras menghentak udara kosong. Sebuah sinar perak mengkilat dan tubuhnya mendadak bergegas maju. Beberapa bayangan muncul di langit. Dalam sekejap kemudian, Xiao Yan muncul di atas kepala Xie Shan. Kedua tangannya dengan erat menggenggam pedang penguasa, saat ia seketika menebas dengan ganas ke arah kepala lawannya tanpa gerakan yang berlebihan.     

Pedang raksasa itu membawa angin menekan yang hebat yang menciptakan sebuah desingan. Angin itu menyebabkan pakaian Xie Shan menempel erat ke tubuhnya.     

"Hmm! Hmm! Hmm! Hmm!"     

Xie Shan mengeluarkan dengusan dingin. Tongkat biru di tangannya ia angkat dengan kencang. Hal itu bertumbukan dengan pedang penguasa berat tadi tanpa mau mengalah.     

"Klang!'     

Suara tumbukan logam yang jernih muncul. Percikan-percikan berterbangan saat tenaga kuat menyebar keluar dari titik sentuh. Dua sosok manusia dengan cepat mundur.      

Tubuh Xiao Yan berputar di udara. Sayap api di punggungnya mengepak saat ia menstabilkan dirinya. Alih-alih, kaki Xie Shan sempoyongan beberapa langkah ke belakang sebelum berhenti. Terlebih lagi, tangan yang sedang menggenggam tongkat itu tampaknya gemetar.     

Xiao Yan tentu saja jauh lebih kuat daripada Xie Shan ketika menyangkut masalah fisik. Ditambah berat Pedang Berat Penguasa Xuan dan tenaga tubuh fisiknya, yang telah melewati pemurnian banyak harta karun alami, tentu saja bodoh jika Xie Shan memilih untuk melakukan sebuah tumbukan langsung.     

Tubuh Xiao Yan melayang di angkasa. Ia memandang Xie Shan yang tampak lebih ganas dan kejam, yang telah melangkah mundur beberapa kali. Sebuah kilauan dingin melintas di matanya. Dou Qi hijau giok panas secara alami menggelora dari tubuhnya dan seketika melesat menuju Pedang Penguasa Xuan Berat ke segala arah. Dalam sesaat, warna pedang berat hitam gelap itu berubah menjadi hijau giok. Uliran-uliran api hijau giok diam-diam bergerak maju mundur di atasnya.     

Raut wajah Xie Shan sedikit berubah ketika ia merasakan energi raksasa yang terkumpul pada Pedang Penguasa Xuan Berat. Tongkat biru di tangannya menari dan membentuk banyak bayangan. Dou Qi kuat dengan cepat berputar di dalam tubuhnya. Akhirnya, Dou Qi itu mengikuti pembuluhnya dan dituang ke dalam tongkat tadi. Setelah masuknya Dou Qi itu, ukuran tongkat biru tersebut melonjak pesat. Tongkat itu tampak menjadi seperti sebuah tiang biru. Dilihat dari situasi yang ada, sepertinya mereka berdua menggunakan Teknik Dou yang cukup kuat. Para ahli di sekitar mereka bergegas mundur saat melihat pemandangan ini, takut akan terkena dampaknya.     

Warna hijau giok di pedang itu menjadi lebih pekat. Pada saat tertentu, mata Xiao Yan mendadak menjadi lebih tajam. Kedua tangannya dengan erat menggenggam gagang pedang dan pembuluh di lengannya berdenyut. Ia dengan keras menebas ke arah Xie Shan dari kejauhan sembari menunjukkan raut wajah yang ganas.     

"Tsunami Pembelah Api!"     

Sinar api hijau giok yang lebarnya lebih dari tiga puluh meter seketika melesat dari ujung pedang, saat teriakan itu bergema di dalam hati Xiao Yan. Udara yang ada bergejolak berulang kali di manapun sinar api itu lewat. Suhu tinggi yang terkandung di dalamnya menyebabkan ruang di sekitar tampak piuh.     

"Tongkat Penggetar Surga!"     

Seiring sinar pedang penguasa yang melesat mendekat dengan angin panas dan energi kuat, Xie Shan menggertakkan giginya dan tiba-tiba mengayunkan tongkat biru di tangannya. Hal itu membuat sebuah irama bergetar yang aneh di tengah-tengah sinar biru yang menusuk, saat dengan keras menghantam menuju sinar pedang itu.     

"Bum!"     

Sinar pedang penguasa dan sinar biru tadi dalam sekejap terjalin di hadapan banyak sekali tatapan mata. Sebuah ledakan yang seperti guntur seketika bergema di langit!     

Sebuah riak energi yang hebat yang mengandung gelombang api panas menggelora menyebar dari titik sentuh. Riak energi itu menerjang Xie Shan hingga ia mengeluarkan erangan teredam. Tangan yang memegang tongkat biru itu memancarkan asap putih dengan suara 'chi chi'. Namun, ia dengan paksa menggertakkan giginya dan terus berpegangan pada tongkat itu. Tubuhnya bergerak dan ia mundur dengan tergesa-gesa. Api aneh yang terkandung pada sinar pedang penguasa menyebabkan dirinya menderita keadaan yang sangat tidak diunggulkan di dalam tumbukan ini.      

Xiao Yan tertawa dingin ketika ia melihat Xie Shan mundur. Tatapan matanya melayang ke ruang tertentu saat sinar perak mengkilap di bawah kakinya. Dalam beberapa kilatan, ia muncul di depan Xie Shan. Ia mengangkat pedang beratnya dan dengan keras mengayunkannya ke arahnya.     

Tubuh Xie Shan bergegas membuang dan memurnikan tenaga panas yang menjengkelkan itu. Kakinya terpeleset dengan aneh ketika ia merasakan angin itu, membuatnya dapat menghindari tipis serangan tersebut. Setelah menghindarinya, tubuhnya kembali mundur. Tatapan matanya melayang dan berhenti pada titik awalnya ketika ia mundur, tetapi ia tidak melihat Xiao Yan mengejarnya. Ia seketika memancarkan tawa dingin. Namun, sebuah sosok kecil yang menawan mendadak melesat muncul di belakangnya ketika tawa dingin itu masih berada di tenggorokannya. Sebuah suara jernih pun terdengar.     

"Ha ha, makanlah pukulanku ini!"     

Suara lembut yang jernih itu baru saja terdengar ketika sebuah tinju kecil pucat dalam sekejap melesat mendekat. Sebuah sinar ungu mengkilap di tinju yang mengandung kekuatan yang mengerikan itu.     

Keterkejutan menggelora ke dalam mata Xie Shan ketika ia merasakan kekuatan mengerikan yang tiba-tiba telah muncul di belakangnya. Ia dengan paksa berbalik dan menggunakan tongkat biru di tangannya untuk menahan dadanya.     

"Bum!"     

Tinju kecil itu dengan kuat menerjang tongkat biru tadi. Namun, sebelum Xie Shan bisa menghela nafas lega, sebuah suara retakan menyebabkan hawa dingin menyebar ke sekujur tubuhnya. Dapat dilihat bahwa tongkat biru, dengan tingkat kekerasan yang tidak lebih lemah daripada baja, retak terbelah pada saat ini. Tinju kecil itu menembusnya dan akhirnya mendarat di dada Xie Shan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.