Perjuangan Menembus Surga

Momen Hidup dan Mati



Momen Hidup dan Mati

2Wu Hao menganggukkan kepalanya. Ia mengeluarkan sebuah gulungan peta dari cincin penyimpanannya dan perlahan membukanya. Ia menggunakan jarinya untuk menunjuk sebuah area tertentu dan berkata, "Menurut intel kami, beberapa faksi besar 'Aliansi Hitam' sedang bergerak menuju tempat ini. Aku rasa, kakak keduamu seharusnya berada di sana. Dengan kecepatan kita, kita seharusnya bisa sampai besok pagi."     

Xiao Yan sedikit menganggukkan kepalanya. Ia perlahan menenangkan hatinya yang gelisah, dan duduk bersila di atas griffin sebelum menutup matanya untuk memulihkan dirinya.     

Kelompok Xiao Yan dapat menghindari kelelahan perjalanan melewati daratan dan juga masalah - masalah di dalam 'Daerah Pelosok Hitam' karena mereka memiliki Griffin, binatang buas yang dikhususkan untuk perjalanan udara jarak jauh. Karena itu, hanya dalam semalam, mereka sudah mulai mendekati tujuan mereka. Jika mereka berjalan, mustahil bagi mereka untuk mencapai tempat ini dalam empat hingga lima hari bahkan jika tak ada masalah apapun.     

Mata Xiao Yan mengamati pegunungan di kejauhan yang diselimuti oleh kabut tipis, sembari berdiri di atas seekor griffin. Kegelisahan di dalam hatinya menjadi semakin hebat saat ia semakin dekat. Xiao Yan terus merasakan kegelisahan ini selama beberapa menit, sebelum ia tak lagi bisa menahan perasaan di hatinya. Ia menoleh dan berbicara kepada Lin Yan, Wu Hao, dan yang lainnya, "Aku akan bergerak terlebih dahulu, kalian semua sebaiknya bergegas mengikuti."     

Wu Hao dan yang lainnya terkejut ketika mereka mendengar hal ini. Akan tetapi, mereka tidak mencoba menghentikannya. Dengan kekuatan Xiao Yan, kemungkinan, akan sulit menemukan siapapun yang bisa membuatnya menderita, bahkan di 'Daerah Pelosok Hitam'. Terlebih lagi, Xiao Yan bukanlah pemula yang baru saja meninggalkan rumah. Ia sangat luar biasa, entah itu dalam hal pengalaman bertarung maupun bidang yang lain. Karena itu, Wu Hao dan yang lainnya tidak mengkhawatirkannya. Mereka hanya mengingatkannya untuk berhati - hati karena kebiasaan.     

Xiao Yan tersenyum dan mengangguk kepada Wu Hao dan yang lainnya. Kemudian, pundaknya bergetar dan sepasang sayap api indah merentang dari punggungnya. Mungkin, karena Dou Qi - nya telah berubah menjadi berwarna hijau tua setelah peleburan 'Api Surgawi', api hijau yang asli telah berubah menjadi berwarna zamrud. Sekilas, sayapnya itu tampak seperti terbuat dari batu zamrud, menunjukkan penampilan yang luar biasa indah yang membuat orang lain iri hati. Hal ini dapat disimpulkan dari iri hati yang muncul di wajah semua orang di atas griffin - griffin itu di belakangnya, ketika sayapnya tersebut muncul.     

Sayap api yang seperti giok itu mengepak lembut saat Xiao Yan melompat dari punggung griffin. Setelah beberapa kepakan cepat, tubuhnya berubah menjadi sebuah bayangan hitam yang dengan cepat menghilang di hadapan semua orang.     

"He he, sepertinya kita harus meningkatkan kecepatan kita. Jika tidak, semuanya mungkin akan diselesaikan oleh orang ini ketika kita sampai." Wu Hao tertawa saat ia melihat Xiao Yan menghilang dengan cepat. Dengan satu ayunan tangannya, sepuluh lebih griffin itu memancarkan raungan rendah bersamaan, saat mereka segera mengepakkan sayap besarnya. Badan raksasa mereka menunggangi angin dan bergegas maju.     

Tempat ini adalah wilayah pegunungan yang diselimuti medan yang rumit. Pepohonan raksasa di sekitar seperti pilar - pilar yang menyokong langit saat pepohonan tersebut menembus awan. Pepohonan itu juga membuat cahaya matahari kesulitan untuk menembus masuk, menyebabkan pegunungan itu menjadi sangat gelap.     

Sebuah benteng besar berdiri di bawah selimut pepohonan raksasa yang lebat di suatu titik tertentu di pelosok pegunungan, membuat tempat ini cukup tersembunyi. Tempat ini sulit ditemukan jika seseorang tidak dengan sengaja mencarinya.     

Seluruh benteng itu sangatlah sunyi. Akan tetapi, terdapat beberapa sosok manusia yang datang dan pergi. Kaki - kaki sosok - sosok hitam ini tidak bersuara sedikitpun saat mereka bergegas naik turun jalanan yang ada. Seluruh benteng tersebut dipenuhi dengan suasana gelisah, tetapi tidak tampak kebingungan.     

Sesosok manusia yang seluruh tubuhnya dibungkus dengan jubah hitam sedang berdiri tegap di suatu panggung di bagian tengah benteng. Aura darah yang dipancarkan dari tubuh orang ini adalah sesuatu yang dapat dicium dengan jelas bahkan dari jauh. Akan tetapi, seratus lebih sosok hitam di bawah panggung tinggi itu tampak tidak mencium bau tadi saat mereka berdiri dengan tenang dan teratur. Selain suara 'hua hua' yang dipancarkan oleh jubah hitam ketika angin berhembus lewat, hanya ada suara langkah kaki yang sangat kecil di sana.     

Sesosok hitam mendadak melesat dari kejauhan di tengah suasana yang hening itu. Akhirnya, ia muncul di bawah panggung tinggi tadi, berlutut dengan satu kaki di tanah. Suaranya pelan saat ia melapor, "Ketua, menurut penyelidikan rahasia kami, sekitar tujuh atau delapan pos penjagaan rahasia yang kita miliki di hutan telah dihancurkan secara diam - diam. Dilihat dari beberapa jejak di dalam hutan, sepertinya, jejak kita telah ditemukan. Kini, tempat ini tak lagi aman."     

"Apakah 'Aliansi Hitam' akhirnya telah bertindak." Orang berjubah hitam di panggung tinggi itu berbicara dengan suara yang tak acuh. Ia perlahan mendongak saat cahaya matahari yang menyebar mendarat di wajah muda itu, di mana aura mematikan sedang terpancar keluar. Penampilan itu ternyata adalah kakak kedua Xiao Yan, Xiao Li!     

"Berapa banyak orang yang mengepung kita kali ini?" Meskipun ia mendengar berita yang akan membuat orang gelisah ini, wajah Xiao Li bahkan tidak berubah sedikitpun. Ia tak menunjukkan emosi apapun saat matanya menyapu sosok - sosok hitam di bawah seraya berbicara dengan tak acuh.     

"Setidaknya ada dua ratus orang. Mereka semua memiliki kekuatan yang cukup besar. Bahkan, mereka bekerja sama satu dengan yang lainnya dengan cukup baik." Sosok hitam itu melaporkan tanpa ragu sedikitpun.     

"Siapa pemimpin mereka?"     

"Aku belum melihatnya langsung, tetapi bawahanmu ini telah menemukan anggota - anggota dari 'Sekte Darah' di antara fraksi - fraksi yang mengepung kita. Kemungkinan terburuknya bahwa mereka dipimpin oleh pemimpin 'Sekte Darah', Fan Lao."     

"Fan Lao ya…" Xiao Li menyipitkan matanya. Sesaat kemudian, sebuah senyum ganas menyebar dari sudut mulutnya. Seperinta saudara ketiga punya cukup banyak dendam kepada pak tua yang tak mau mati ini? Kala itu, orang ini juga merupakan salah satu nama teratas yang terlibat dalam serangan ke Akademi Dalam.     

"Bagaimanapun juga, aku tidak punya banyak waktu lagi. Hari ini, aku akan mempertaruhkan nyawaku dan menguburnya dengan saudara ketiga ku." Xiao Li tersenyum kelam dan pekat sebelum seketika melambaikan tangannya lembut. Suara yang cuek bergema di seluruh tempat itu, "Pasukan pembunuh, sembunyikan diri kalian di hutan dan mundur saat bertarung. Berusahalah yang terbaik untuk melemahkan kekuatan bertarung mereka. Ingat, bahkan jika kau mati, kau harus menarik seseorang untuk menutupimu layaknya selimut. Jika tidak, kematianmu akan sia - sia."     

TL: mengubur tidak berarti dikubur secara fisik bersama     

"Baik!"     

Hampir setengah dari semua orang di bawah mendadak menjawab serentak. Tubuh mereka seketika melesat dan sosok - sosok hitam muncul satu per satu. Akhirnya, mereka melompat keluar dari benteng itu dan menghilang ke dalam hutan yang luas tersebut. Mereka tidak mempertanyakan nasib mereka yang berada di penghujung kematian. Hal ini karena semua orang di pasukan Pembunuh yang mempertanyakan kata - kata Xiao Li telah disingkirkan. Mereka yang bisa tinggal pada dasarnya adalah orang - orang yang telah menyerahkan hati dan bahkan jiwa mereka kepada Xiao Li.     

"Yang lainnya akan mempertahankan benteng. Pertahankan dengan segala kekuatan kalian!"     

"Baik!"     

Orang - orang yang tersisa juga menjawab serentak. Akhirnya, tubuh mereka melesat dan masuk ke dalam berbagai sudut gelap di benteng. Belati tajam hitam gelap di tangan mereka perlahan memancarkan kilauan dingin.     

Mata Xiao Li dingin dan acuh saat ia memandang sosok - sosok hitam yang telah menghilang. Ia perlahan menutup matanya dan aura kematian samar mengelilingi tubuhnya layaknya ia adalah dewa kematian.     

"Adik ketiga, tunggulah kakakmu yang akan membawa seseorang ke alam baka bersamaku!"     

…..     

Teriakan - teriakan tajam tiba - tiba terdengar dari hutan hijau yang lebat ketika pagi tiba. Teriakan menyedihkan itu bergema melewati pegunungan, menyebabkan orang merasakan hawa dingin di sekujur tubuhnya.     

Banyak sekali sosok manusia yang penuh dengan niat membunuh melesat di hutan yang gelap itu. Mereka hendak dengan cepat menuju sasaran mereka, ketika sosok - sosok hitam berjumlah banyak mendadak melesat keluar dari bayangan - bayangan yang ada di hutan. Mereka membawa sedikit suara daging yang tersayat teredam saat darah segar ditumpahkan…     

Meskipun penyergapan pembunuhan mendadak ini menyebabkan banyak korban berjatuhan di pasukan itu, orang - orang ini jelas sangat berpengalaman dalam bertarung. Karena itu, mereka bisa bergantung pada keunggulan mereka dalam hal jumlah untuk menstabilkan situasinya dalam waktu yang sangat singkat. Setelah itu, kedua kubu memasuki sebuah keadaan saling serang yang intens dan ganas…     

Xiao Li yang matanya tertutup di dalam benteng, tiba - tiba membukanya. Ia memandang puluhan sosok hitam yang telah bergegas kembali dari dalam hutan. Sosok - sosok ini dengan cepat melesat ke dalam benteng sebelum mereka akhirnya berlutut dengan satu kaki di tanah di depan panggung tinggi.     

"Ketua, lebih dari setengah pasukan Pembunuh telah mati. Namun, korban tewas kubu lawan dua kali lebih banyak dari kita. Kali ini, pasukan yang telah datang untuk mengepung kita semuanya adalah para elit dari beberapa faksi besar. Bahkan, mereka punya bantuan tiga Dou Wang dan satu Dou Huang! Pasukan Pembunuh kita tidak memperoleh hasil yang diharapkan." Suara kelam dan dalam terpancar dari mulut sosok hitam itu.     

Wajah Xiao Li tampak acuh. Ia hanya sedikit mengangguk.     

"Menurut kecepatan mereka, mereka akan mencapai benteng ini dalam sepuluh menit!"     

"Menyebarlah. Bersiap bertarung sampai mati dengan mereka yang menyerang." Xiao Li mengangkat dagunya dan berkata dengan tak acuh.     

Meskipun Xiao Li pada akhirnya tidak mengatakan apapun mengenai bergerak mundur, tak satupun dari sosok manusia hitam yang seperti kayu ini mengatakan apapun. Mereka semua benar - benar melakukan sesuai apa yang diperintahkan.     

Xiao Li mendongak saat ia memandang sosok - sosok manusia itu yang mulai menyebar. Setelah itu, ia menatap hutan di kejauhan saat kekejaman liar menggelora ke wajahnya.     

Situasi sebenarnya lebih buruk daripada yang dilaporkan oleh sosok manusia hitam tadi. Sekitar lima menit kemudian, beberapa sosok manusia muncul dari dalam hutan. Setelah itu, lebih banyak lagi bergegas keluar berulang kali. Dalam beberapa menit singkat, seluruh benteng itu telah dikepung hingga air pun tidak bisa lewat.     

"Kau pasti pemimpin dari organisasi yang bahkan tak punya nama itu kan?"     

Tawa dingin mendadak terdengar di udara di atas benteng. Xiao Li mengangkat kepalanya, dan mendapati empat sosok melayang di udara. Aura kuat membungkus seluruh benteng itu. Orang yang berada di depan ternyata adalah pemimpin 'Sekte Darah' yang hampir mati di tangan Xiao Yan kala itu, Fan Lao!     

Tatapan mata Xiao Li pekat saat ia menatap Fan Lao di angkasa. Namun, ia tak mengatakan sepatah katapun. Ia mengepalkan tangannya dan sebuah tombak hitam gelap panjang melesat muncul. Dou Qi perak kuat membawa raungan bergemuruh terdengar saat hal itu membungkus di sekitar tombak tersebut.     

Fan Lao dengan cuek memandang Xiao Li yang menunjukkan perlawanan terakhir sebelum mati. Ia melambaikan tangannya. "Bunuh dia."     

Sebuah kilauan ganas seketika muncul di dalam mata tiga Dou Wang ahli di belakang Fan Lao saat mendengar perintah itu. Dengan teriakan rendah, tiga sosok manusia itu membawa aura kuat saat mereka bergegas turun secara eksplosif dari langit layaknya meteorit. Kekuatan gabungan tiga Dou Wang itu bahkan menyebabkan udara memancarkan suara bergemuruh.     

Wajah Xiao Li terlihat ganas saat ia memandang tiga sosok manusia yang menyerbu mendekat. Pegangannya pada tombak panjang menjadi semakin erat. Ia bahkan tidak akan ketakutan sama sekali saat melawan satu orang Dou Wang. Ia mungkin kewalahan melawan dua Dou Wang. Di sisi lain, bertarung melawan tiga Dou Wang kemungkinan besar akan membuatnya tidak diunggulkan.     

Meskipun seperti ini, Xiao Li bahkan tidak sedikitpun mundur. Karena tidak punya banyak waktu lagi, ia bahkan tidak mengkhawatirkan nyawanya. Apa lagi yang bisa ia takuti?     

"Matilah!"     

Teriakan lantang dengan ganas terpancar dari mulut ketiga Dou Wang. Mereka bertiga jelas bekerjasama dengan baik. Bahkan, mereka juga merupakan orang - orang yang kejam. Karena itu, mereka bertiga bekerja sama untuk melepaskan serangan yang kuat sebagai serangan pertama mereka. Tiga serangan Dou Qi kuat melesat menembus langit, sebelum akhirnya terjalin satu dengan yang lain seperti sebuah trisula yang melesat dengan meledak - ledak menuju Xiao Li!     

"Seorang Dou Wang belaka pun berani menyinggung 'Aliansi Hitam'. Kau sungguh terlalu menganggap tinggi kekuatanmu!" Fan Lao mengangkat sudut mulutnya. Ia berbicara dengan sikap yang kelam dan dingin ketika ia melihat Xiao Li yang tampak sangat kecil di bawah tiga serangan kuat ini.     

Xiao Li memandang serangan ganas yang menyerbu mendekat itu dengan tatapan mata buas. Tombak panjangnya bergetar dan cahaya berwarna perak menjulang. Suara guntur bergemuruh digodok di ujung tombaknya. Sesaat kemudian, sebuah petir Dou Qi perak seperti ular tiba - tiba melesat keluar secara eksplosif sebelum tiga serangan tadi bertabrakan keras satu sama lain.     

"Bum!"     

Suara keras terdengar di udara. Riak - riak energi kuat menyebar dari titik itu. Ketika angin ini menyebar, Xiao Li dan tiga ahli itu terguncang dan terpukul mundur beberapa langkah ke belakang. Akan tetapi, jelas bahwa Xiao Li jauh lebih tidak diunggulkan. Jika seseorang mendengar suara teredam rendah dari tenggorokannya, tampaknya ia telah mendapat sedikit cedera dari tumbukan tadi.     

Raut muka Fan Lao seketika menjadi jauh lebih kelam dan dingin saat ia berdiri di langit dan melihat Xiao Li berhasil menahan serangan dari tiga Dou Wang ahli dan jelas hanya sedikit cedera karenanya. Matanya penuh dengan kebencian saat ia memandang Xiao Li mundur ke belakang lebih dari sepuluh langkah. Tubuhnya tiba - tiba bergetar sebelum pada akhirnya seketika menghilang.     

Di atas tanah, Xiao Li yang baru saja menstabilkan tubuhnya, tidak sempat bernafas ketika raut wajahnya mendadak berubah. Seketika, telapak tangannya secara refleks menjulur keluar dengan keras di depan tubuhnya.     

Sosok Fan Lao dengan misterius muncul tepat ketika telapak tangan Xiao Li menerjang ke depan. Dengan tawa yang kelam dan dingin, tangan keriputnya dengan kuat bertemu dengan telapak tangan Xiao Li. Tenaga yang mengerikan seketika menggelora meledak - ledak!     

"Grek!"     

Xiao Li mungkin kuat, tetapi masih ada perbedaan yang sangat besar ketika dibandingkan dengan seorang Dou Huang elit seperti Fan Lao. Tentu saja, ia akan tidak unggul dalam tumbukan langsung semacam itu. Karena itu, ia seketika menyemburkan seteguk darah segar seraya kakinya terseret di atas tanah saat ia terdorong ke belakang. Akhirnya, punggungnya bertumbukan dengan sebuah batu besar. Tenaganya tersalurkan dan batu raksasa di belakangnya seketika penuh dengan banyak sekali garis - garis retakan. Sekilas, batu itu tampak hendak pecah.     

Fan Lao tersenyum dingin saat matanya dengan kelam melotot ke arah Xiao Li yang telah menyemburkan darah. Namun, ia tidak memberinya waktu untuk pulih. Ia mengepalkan tinjunya dan sebuah tombak darah tergumpal. Tangannya seketika bergetar dan tombak darah yang membawa bau amis itu menyerbu secepat kilat ke arah Xiao Li yang Dou Qi di dalam tubuhnya telah menjadi sedikit lambat.     

"Kaku berani membunuh orang - orang dari 'Sekte Darah' milikku. Hari ini, aku akan menghancurkan tangan dan kakimu dan memeliharamu sebagai seorang budak darah!"     

Karena Dou Qi yang lambat di dalam tubuhnya, Xiao Li hanya bisa melihat tombak darah yang melesat ke arahnya pada saat ini. Ia tidak sedikitpun mampu untuk menghindarinya.     

"Saudara ketiga, saudara kedua ini tak berguna dan ternyata bahkan tidak bisa menyeret seseorang mati bersamanya."     

Sebuah kepahitan perlahan muncul di sudut mulut Xiao Li saat ia memandang tombak darah yang dengan cepat membesar di pantulan matanya. Ia diam - diam menutup matanya dan bergumam dengan helaan nafas, "Sepertinya, langit benar - benar ingin menghancurkan klan Xiao…"     

"Chi!"     

Suara bergemuruh kecil tiba - tiba bergema di langit, tepat saat tombak darah itu hendak menyerang Xiao Yan. Seketika, tembok api hijau tua tiba - tiba muncul di depan Xiao Li, menyebabkan wajah Fan Lao tiba - tiba berubah secara drastis. Tombak darah itu tampak seperti salju yang bertemu dengan minyak mendidih dan dengan cepat meleleh. Bahkan, hal itu memancarkan gelombang suara 'chi chi'.     

"Siapa itu? 'Aliansi Hitam' kami sedang menjalankan misi. Tolong jangan ikut campur dalam masalah orang lain!"     

Raut muka Fan Lao kelam dan dingin ketika ia melihat api hijau tua yang tiba - tiba muncul. Ia mendongak dan berteriak keras.     

"He he, Pemimpin Sekte Fan, aku belum melihatmu selama dua tahun, tetapi kau sungguh telah menjadi lebih mengesankan Kala itu, kau dengan beruntung melarikan diri dengan selamat. Aku bertanya - tanya apakah kau masih seberuntung ini hari ini?"     

Sebuah tawa samar perlahan terdengar dari langit. Seketika, sesosok manusia berjubah hitam dengan aneh muncul di langit di hadapan tatapan banyak mata yang terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.