Perjuangan Menembus Surga

Mundur Karena Bentakan



Mundur Karena Bentakan

1Xiao Li, yang matanya tertutup seraya menunggu kematiannya, mendadak tubuhnya berguncang ketika tawa samar itu terdengar dari langit. Ia seketika membuka matanya dan matanya penuh dengan ketidakpercayaan saat ia menatap sosok hitam tinggi yang bertubuh tegap di langit itu.     

"Saudara ketiga?" Mata Xiao Li gemetar saat ia menatap punggung yang terlihat tidak asing itu. Wajahnya, yang bahkan tidak berubah sedikitpun ketika menghadap kematian, pada saat ini penuh dengan ketidakpercayaan yang tertegun.     

"Xiao Yan? Kau belum mati? Bagaimana mungkin?"     

Fan Lao berpaling ketika Xiao Yan muncul. Raut muka di wajahnya seketika menjadi kaku ketika tatapan matanya menatap wajah muda yang tidak asing itu. Keterkejutan dan perasaan takut muncul bersamaan. Pada akhirnya, suara yang menjadi tajam karena ketakutan terpancar dari mulutnya.     

"Xiao Yan? Ia adalah Xiao Yan yang mengalahkan Fan Lao dan hampir membunuh Kaisar Obat Han Feng?"     

Tiga Dou Wang ahli di samping tidak terlalu breaksi heboh terhadap kemunculan Xiao Yan. Namun, ketika suara tajam Fan Lao secara refleks meneriakkan nama yang bergema layaknya guntur di telinga semua orang di 'Daerah Pelosok Hitam' itu, keterkejutan dalam sekejap menjalar ke wajah mereka ketika mereka bergumam.     

"Apakah kau sangat kecewa aku belum mati?" Sosok Xiao Yan itu perlahan turun dari langit, sebelum muncul di depan Xiao Li. Ia tertawa dingin ke arah Fan Lao, sebelum segera berpaling untuk melihat Xiao Li, yang wajahnya masih dipenuhi perasaan tidak percaya. Ia tersenyum dan berbicara pelan, "Kakak kedua, tidakkah kau mengenaliku?"     

"Kau… sungguh adalah Xiao Yan?" Xiao Li menganga. Ia menjulurkan tangannya berusaha menyentuh tubuh Xiao Yan, tetapi tampak takut akan sesuatu dan akhirnya tidak berani benar - benar menyentuhnya. Ia tampak takut bahwa ini adalah ilusi sebelum kematiannya.     

Xiao Yan tersenyum dan menjulurkan lengannya untuk menggengga tangan putih Xiao Li. Ia tertawa lirih, "Kakak kedua, ini aku. Bagaimana aku mati dengan mudah ketika klan Xiao memiliki dendam sebesar itu yang harus dibalaskan?"     

Warna memerah berangsur - angsur menjalar ke wajah Xiao Li yang semula putih, saat ia emrasakan suhu yang dipancarkan dari tangan Xiao Yan. Matanya gemetar saat ia menatap Xiao Ya. Kekuatan tangan yang menggenggam lengan Xiao Yan bertambah. Matanya itu bahkan menjadi merah pada saat ini. Xiao Li telah menunjukkan pemandangan menggerakkan hati ini, meskipun wataknya yang dingin dan tak acuh. Dapat dibayangkan seberapa gembira hatinya itu.     

"He he, kakak kedua, aku akan berbincang denganmu dengan baik setelah menghabisi anjing tua ini." Xiao Yan menepuk tangan Xiao Li dan tertawa.     

"Jangan. Orang ini adalah seorang Dou Huang elit." Raut muka Xiao Li sedikit berubah ketika ia mendengar hal ini. Sebuah kilauan berkerlip di matanya saat ia berkata, "Mereka menang jumlah. Aku rasa kita harus mundur dahulu. Ada banyak waktu di masa depan dengan banyak kesempatan untuk membalas dendam. Tidak boleh ada yang sesuatu yang menimpamu sekarang!"     

Semula, Xiao Li sudah lama ingin mati. Jika ia sendiri, ia tentu saja tidak akan berpikir untuk kabur. Akan tetapi, semuanya berbeda sekarang. Kemunculan Xiao Yan telah menyebabkan hatinya yang muram, yang telah diselimuti oleh aura kematian, dipenuhi dengan keinginan untuk hidup. Oleh karena itu, menggulingkan sikap normalnya tadi, dan pemikiran untuk kabur muncul dari dalam hatinya.     

"He he, kakak kedua, kau bisa tenang. Aku bisa membuatnya kabur dan hampir mati dua tahun lalu. Hari ini, aku akan bisa melakukannya lagi." Xiao Yan tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia membalikkan tangannya dan dengan aneh terlepas dari tangan Xiao Li layaknya ikan yang berenang. Ia tersenyum kepada Xiao Li dan suara lembutnya penuh dengan perasaan percaya diri yang membuat orang lain merasa tenang, "Percaya padaku, kakak kedua."     

"Maka… berhati - hatilah. Aku akan membantumu menahan tiga Dou Wang sisanya." Xiao Li terkejut ketika ia melihat rasa percaya diri di senyum Xiao Yan. Ia seketika menggertakkan giginya dan berdiri. Tombak panjang hitam di tangannya menghantam keras di atas tanah. Aura kuat menyebar dari tombak itu.     

"Serahkan mereka semua padaku. Kau saat ini cukup cedera parah." Xiao Yan menggelengkan kepalanya. Ia tidak menunggu Xiao Li memprotesnya sebelum berbalik. Senyum di wajahnya perlahan berubah kelam dan dingin.     

Xiao Yan membalikan tangannya dan Pedang Berat Penguasa Xuan melesat keluar dari Cincin Penyimpanan tingkat rendahnya. Ia dengan asal mengayunkan pedang berat itu dan sebuah gelombang suara ledakan rendah dalam terbentuk di bawahnya. Akhirnya, suara itu benar - benar menghancurkan bebatuan di tanah.     

"Pemimpin Sekte Fan. Aku akan mencabut nyawamu hari ini, tua bangka!" Xiao Yan mengarahkan pedang berat kepada Fan Lao di depannya. Terdapat tawa di dalam suaranya itu, tetapi penuh dengan niat membunuh yang tiada bandingannya.     

Jika Xiao Yan tiba sesaat kemudian ketika anjing tua ini melepaskan gerakan mematikan kepada Xiao Li, kemungkinan ia hanya bisa melihat tubuh Xiao Li. Rasa takut ini, ditambah dengan perselisihan mereka sebelumnya, telah membuat hati Xiao Yan penuh dengan niat membunuh yang menggelora. Nama Fan Lao telah dicoret dengan garis berwarna darah dalam daftar orang yang harus ia bunuh.     

Wajah Fan Lao berubah ketika ia menatap pemuda berjubah hitam di depannya dengan hawa membunuh yang menyebar di seluruh langit. Ketidakpercayaan di benaknya berangsur - angsur lenyap di hadapan kenyataan ini. Hal itu digantikan dengan sejenis perasaan takut dan murka yang tidak biasa. Kala itu, ia dikalahkan di tangan Xiao Yan. Hal ini telah membuatnya dihina oleh cukup banyak orang di 'Daerah Pelosok Hitam' selama dua tahun ini. Ini juga menyebabkan reputasi 'Sekte Darah' sangat jatuh. Semua hal ini disebabkan oleh orang di hadapannya itu.     

"Kalian berdua pergi dan tangkap orang yang cedera itu. Ingat, kau tidak bisa membunuhnya. Selama ia tertangkap, Xiao Yan hanya bisa menyerah… orang yang tersisa hambat Xiao Yan bersamaku. Imbalan untukmu jika kau bisa mencabut nyawanya, pasti akan membuatmu sangat bahagia. Tidakkah kalian semua menginginkan sebuah 'Pil Roh Dou'? Selama kalian bisa membunuh Xiao Yan kali ini, harapan kalian pasti akan dikabulkan!" Fan Lao menoleh dan berbicara dengan suara yang kelam kepada tiga Dou Wang itu.     

Fan Lao memiliki fobia karena dikalahkan di tangan Xiao Yan kala itu. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa ia akan merasakan ketidakyakinan di dalam hatinya jika ia bertarung dengan Xiao Yan. Ini membuatnya tak menghiraukan statusnya dan meminta seseorang untuk membantunya mengalahkan lawannya.     

Hawa panas membara seketika melintas di mata tiga Dou Wang ahli ketika mereka mendengar kata - kata Fan Lao. 'Pil Roh Dou'. Ini adalah pil obat yang telah mereka dambakan untuk waktu yang lama. Namun, mereka harus memberikan kontribusi yang luar biasa besar kepada 'Aliansi Hitam' agar bisa mendapatkannya. Meskipun mereka telah menjadi petarung 'Aliansi Hitam' beberapa tahun ini, masih terdapat celah yang cukup besar dalam poin kontribusi mereka, yang digunakan untuk menukar pil tersebut.     

Tiga Dou Wang itu hanya ragu sesaat di dalam hati mereka di hadapan daya tarik kuat dari 'Pil Roh Dou', sebelum keraguan itu dikalahkan di hadapan daya tarik yang ada. Mereka saling menatap satu sama lain, sebelum dengan ganas menganggukkan kepala mereka.     

Tatapan mata Xiao Yan dingin dan pekat saat ia memandang empat orang di sisi yang berseberangan dengannya. Dou Qi hijau mengalir keluar dari dalam tubuhnya layaknya api yang memadat. Dou Qi itu menggeliat berulang kali di permukaan saat aura kuat menyelimuti setengah bagian benteng itu.     

Raut muka Fan Lao sedikit berubah, tepat ketika aura Xiao Yan yang menggelora hendak menyerang. Ia tampak telah merasakan sesuatu dan mendongak. Raut wajahnya seketika menjadi jauh lebih buruk ketika matanya menatap sosok cantik menyihir bergaun merah yang tanpa disadari telah muncul di angkasa. Apa yang ingin dilakukan wanita ini dengan muncul pada saat seperti ini.     

Orang yang tiba - tiba muncul tentu saja adalah Ratu Medusa yang telah mengikuti Xiao Yan. Ratu ini, yang ia jamah dengan paksa, menunjukkan sepasang mata memikat yang masih penuh dengan hawa dingin.     

"Kali ini, siapa yang akan membantumu?" Tubuh Ratu Medusa melayang di udara. Suaranya yang dingin dan tak acuh perlahan bergema di langit.     

Seorang tamu tak diundang yang telah muncul juga membuat Fan Lao dan yang lainnya merasa terkejut. Namun, sebuah kegembiraan liar seketika memenuhi wajah mereka ketika mereka mendapati bahwa orang kuat misterius ini menentang Xiao Yan. Jika ia dan Xiao Yan bertarung, mereka akan bisa dengan mudah menangkap Xiao Li. Pada saat itu, Xiao Yan tentu saja tidak akan berani menyerang karena takut akan menyakiti Xiao Li.     

"He he, teman, sasaranmu adalah Xiao Yan, bukan? Jika begitu, kita bisa bekerja sama. Orang ini sangatlah cerdik. Hanya kau sendiri mungkin tak akan cukup." Fan Lao tersenyum jahat kepada Xiao Yan sebelum seketika berbicara sambil tersenyum kepada Ratu Medusa di langit.     

"Kau tak layak."     

Ratu Medusa melirik cuek ke arah Fan Lao di langit dan berbicara dengan sikap yang tidak menghormatinya sama sekali. Hal ini juga membuat raut wajah Fan Lao menjadi jauh lebih buruk. Awalnya, ia pikir akan baik bagi kedua kubu jika mereka bekerjasama, karena mereka memiliki niat yang sama. Akan tetapi, sungguh tidak terduga bahwa Ratu Medusa tidak menghargai tawaran itu.     

"Jika kau tidak mau, maka lakukanlah sesuka hatimu." Fan Lao tertawa datar saat ia perlahan menunduk. Keganasan dan kecabulan melintas di matanya. "Wanita sialan. Aku pasti akan mencari kesempatan untuk menangkapmu setelah semuanya terselesaikan dan membuatmu memohon belas kasihan di bawah tubuhku!"     

"Adik ketiga, siapa dia? Ia tampak mengincarmu." Ekspresi Xiao Li pun menjadi agak buruk pada saat ini. Situasinya dari awal sudah tidak menguntungkan mereka. Tak terduga bahwa seorang wanita misterius lain, dengan latar belakang yang tak diketahui, tiba - tiba telah muncul. Bahkan, sepertinya kekuatannya cukup besar.     

Wajah Xiao Yan terlihat putus asa. Tatapannya sedingin es saat ia menatap Ratu Medusa di langit. Matanya yang tidak menunjukkan sedikitpun emosi ternyata menyebabkan Ratu Medusa yang selalu ingin membunuh hanya untuk bersenang - senang, merasa gelisah. Setelahnya, ia pun berpaling ke samping.     

Namun, ia baru saja berpaling ke samping ketika Ratu medusa tiba - tiba merasakannya. Dengan keangkuhannya, bagaimana bisa ia berpaling di hadapan tatapan mata Xiao Yan?     

"Medusa, kita bisa selesaikan masalah di antara kita di masa depan. Jika kau ikut campur hari ini, aku, Xiao Yan, akan membuatmu mati di sini, bahkan jika aku harus membahayakan nyawaku. Jika kau kau tidak mempercayaiku… datanglah kemari dan coba sendiri!" Tatapan mata Xiao Yan kelam dan dingin. Wajahnya menunjukkan keliaran. Ia juga jelas sadar bahwa jika Ratu Medusa menghentikannya pada saat ini, Xiao Li akan berakhir di tangan Fan Lao dan yang lain. Situasi semacam itu… cukup untuk benar - benar membuatnya menjadi gila.     

Alis mata Ratu Medusa perlahan menjadi tegak lurus di tengah kata - kata Xiao Yan yang mengandung keganasan. Tidak ada yang berani mengancamnya seumur hidupnya. Namun, kata - kata Xiao Yan ini sekarang…     

Kilauan dingin berkerlip di mata cantik panjang Ratu Medusa. Sesaat kemudian, mata itu mendadak berpaling ke arah wajah Xiao Yan yang mengandung tanda - tanda kegilaan, ketika niat membunuh bangkit di dalam hatinya. Ia seketika terkejut. Emosi yang tak diketahui, diam - diam menjalar keluar dari suatu tempat, jauh di dalam hatinya dan perlahan menekan niat membunuh di dalam hatinya.     

Ratu Medusa sedikit mengernyitkan alisnya saat ia merasakan niat membunuh yang berangsur - angsur berkurang di dalam hatinya. Frustrasi yang tak ia kenali diam - diam bangkit di dalam hatinya.     

"Xiao Yan, ingat. Nyawamu itu milikku! Aku akan mengambilnya cepat atau lambat!"     

Ratu Medusa menekan frustasi tidak biasa yang ada di dalam hatinya. Ia dengan keras mengibaskan lengan bajunya dan tertawa dingin. Seketika, sosoknya yang anggun diam - diam menghilang di tengah tatapan tertegun Fan Lao dan yang lainnya.     

Xiao Yan pun terkejut sejenak ketika ia melihat Ratu Medusa patuh melakukan apa yang diperintahkan dan pergi. Wanita yang terkenal akan keganasannya ini sungguh terganggu oleh ancamannya? Ia awalnya telah berencana untuk benar - benar mengerahkan segalanya…     

Tentu saja, jika Xiao Yan berani mengatakan kata - kata ini di hadapan Ratu Medusa, ia pasti akan geram mengingat wataknya itu. Akan tetapi, Ratu Medusa yang sekarang telah dengan kuat merasuki tubuhnya ini dan meleburkan rohnya dengan roh 'Python Penelan Surga'. Peleburan sejenis ini mungkin memungkinkan Ratu Medusa mendapatkan peran utama, tetapi, emosinya akan agak tercampur dengan emosi 'Python Penelan Surga' sampai taraf tertentu. Saat itu, Ratu Medusa dipenuhi dengan niat membunuh, tetapi python itu sangat melekat kepada Xiao Yan. Campuran keduanya ini adalah penyebab emosi aneh yang saat ini dimiliki Ratu Medusa terhadap Xiao Yan.     

Saat dipenuhi dengan niat membunuh, ia sungguh kesulitan untuk bergerak untuk membunuh Xiao Yan. Emosi yang bertentangan ini adalah sumber perasaan frustasi di dalam hati Ratu Medusa.     

Biarpun begitu, Ratu Medusa setidaknya mundur setelah dibentak oleh Xiao Yan. Berikutnya, Xiao Yan, tanpa beban apapun, akan mampu dengan tenang menyelesaikan dendam baru maupun lama dengan Fan Lao!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.