Perjuangan Menembus Surga

Sebuah Tamparan



Sebuah Tamparan

1Pria yang muncul di medan pertempuran memiliki tubuh yang tingga besar, yang tidak jauh dari tubuh seperti kera milik Yan Hao. Ia mengenakan pakaian tradisional cina dan memiliki wajah yang tegas. Alisnya cukup tebal, dan ia sedang membawa sebuah tombak berat hitam gelap, yang setinggi dirinya, di punggungnya. Tombak panjang hitam ini lebih panjang daripada tombak manapun yang pernah Xiao Yan lihat sebelumnya. Tombak ini juga mengeluarkan aura tajam yang ganas, sama seperti pemiliknya.     

Karakter utama di arena seperti telah berubah menjadi orang ini ketika ia muncul. Aura tajam sejenis ini tidak berani diremehkan oleh siapapun, di manapun aura itu berada.     

Kesan pertama dari pria di depan Xiao Yan bisa digambarkan dengan satu kata: Penganiaya!     

Terlepas apakah itu dari sosoknya, penampilan, atau bahkan tombak berat hitam di belakang punggungnya, semuanya penuh dengan sensasi yang sama. Aura ini adalah aura yang dimiliki hanya oleh satu orang di dalam Akademi Dalam, peringkat tiga pada 'Peringkat Kuat', Liu Qing si Tombak Penganiaya!     

Kemunculan pria ini membuat seluruh Arena Pertarungan menjadi hening. Tatapan mata yang melesat turun dari balkon penonton, samar - samar memancarkan rasa takut dan hormat. Hanya beberapa orang, yang bisa dihitung dengan jari, yang bisa berbicara empat mata dengan orang kuat yang berada di puncak Akademi Dalam ini.     

Pria itu melirik Xiao Yan sebelum matanya seketika melesat ke Bai Cheng yang tidak sadarkan diri, tidak jauh darinya. Sebuah suara rendah yang kuat terdengar pelan, "Sungguh tidak terduga bahwa kau ternyata bisa mengalahkan Bai Cheng."     

"Aku hanya beruntung." Xiao Yan menghisap Pedang Penguasa Xuan Berat di satu sisi dengan telapak tangannya dan menariknya ke genggamannya. Gerakannya itu begitu tenang, seperti sebuah sumur tua tanpa sedikitpun riak. Ia tidak sedikitpun terpengaruh oleh status orang itu.     

"Kita juga memiliki beberapa permasalahan di antara kita." Liu Qing tidak mengutarakan omong kosong lain ketika ia menatap Xiao Yan dan mendadak berbicara dengan tersenyum.     

Xiao Yan sedikit mengernyitkan alisnya. Xiao Yan tentu saja sadar bahwa 'beberapa masalah' yang disebutkan adalah masalah dengan Liu Fei dahulu itu. Saat ini, ia tidak membuat alasan apapun. Dou Qi yang tersisa di dalam tubuhnya bergerak di sepanjang Jalur Qi dan mengalir perlahan, membuatnya siap untuk menghadapi pertarungan apapun yang mungkin mendadak akan meledak.     

"Saudaraku." Bebebrapa sosok melompat turun dari balkon penonton di saat Liu Qing sedang berbincang dengan Xiao Yan. Yang memimpin kelompok itu adalah seorang wanit cantik yang memanggil Liu Qing dengan bergembira dan santai, sebelum ia berdiri dengan patuh di belakangnya. Namun, pandangannya, yang secara ia samar - samar arahkan kepada Xiao Yan, menunjukkan perasaan bangga.     

"Permasalahan benar dan salah kala itu hanya diketahui orang lain. Xiao Yan ge - ge tidak tidak bersalah mengenai hal ini. Jangan pikir kau bisa bersikap penuh keangkuhan di Akademi Dalam, hanya karena kekuatanmu cukup besar. Jika kau benar - benar datang dan membela orang lain tanpa membedakan antara yang benar dan salah, aku, Xiao Xun Er, akan menerima tantanganmu." Wajah Xun Er terlihat sedikit berkecil hati ketika ia melihat keadaan yang ada. Ia tak menghiraukan Xiao Yan, yang sedang menghentikannya, saat ia melangkah maju dan berbicara dengan nada dingin.     

Liu Qing terkejut ketika ia dicerca oleh Xun Er dengan kasar seperti ini. Matanya seketika menunjukkan rasa terkejut saat ia menilai Xun Er di depannya. Dengan bakat dan kemampuannya, jarang ada orang yang berbicara seperti ini padanya, dimanapun ia berada. Ia merasa agak penasaran kini setelah ia ditegur oleh Xun Er seperti ini. Terlebih lagi, matanya telah terhenti pada Xun Er untuk beberapa waktu, karena Xun Er yang sangat memikat.     

"Hmm, siapakah dirimu itu? Apakah saudaraku merupakan seseorang yang bisa kau cerca? Jangan sombong hanya karena kau telah mengalahkan Bai Cheng. Xiao Yan itu hanyalah sampah yang bergantung pada kekuatan sebuah pil obat." Liu Fei seketika menjadi sedikit tidak senang ketika ia melihat tindakan Xun Er, apalagi ketika ia melihat bahwa saudara sepupunya, yang selalu cuek terhadap wanita, menunjukkan ketertarikan. Perasaan masam dalam sekejap menggelora di dalam hatinya dan ia seketika melangkah maju secara refleks, menunjuk ke arah Xun Er dan berbicara dengan suara yang angkuh.     

Xiao Yan hanya mengangkat alisnya di hadapan fitnah Liu Fei. Namun, ia terlalu malas bahkan untuk mengalihkan pandangannya. Ia selalu menghindari menjadi terlalu dekat dengan wanita yang rewel dan kasar semacam itu. Terlebih lagi, sejak awal, pandangannya terhenti pada tubuh Liu Qing. Tekanan yang orang ini berikan tidak sedikitpun lebih lemah daripada Lin Xiuya dan yang lainnya.     

Xiao Yan mampu tak memperdulikan caci maki Liu Fei, tetapi wajah Xun Er seketika menjadi benar - benar sedingin es. Tidak masalah jika kubu lawannya itu mencaci dirinya, akan tetapi, umpatan yang menghina Xiao Yan adalah sesuatu yang tidak bisa Xun Er tahan!     

"Fei - er!"     

Liu Qing di samping juga sedikit mengernyitkan alisnya, jelas merasa bahwa umpatan Liu Fei sedikit keterlaluan. Ia seketika tidak bisa menahan untuk membuat suaranya lebih dalam. Ketika ia mendongak, ia melihat hawa dingin di wajah Xun Er dan hendak mengatakan sesuatu ketika matanya menyipit dengan cepat. Tubuhnya bergegas melangkah ke kiri sekali dan secara kebetulan, menghalangi Liu Fei di belakangnya.     

Ketika tubuh Liu Qing bergerak, Xun Er, yang awalnya diam dan membeku, mendadak melesat maju. Dua bayangan muncul di sepanjang jalannya. Titik di mana dua bayangan itu muncul, secara kebetulan berada di samping kiri dan kanan Liu Qing.     

Raut wajah Liu Qing berubah sedikit ketika dua bayangan itu muncul. Tangannya mendadak menembus dua bayangan tersebut secepat kilat. Setelah itu... ia mendengar sebuah tamparan jernih di belakangnya…     

"Plak!"     

Banyak sosok manusia di sekitar balkon penonton membuka mulut mereka. Wajah mereka tertegun ketika mereka memandang cap tangan merah di wajah Liu Fei. Dalam sekejap, seluruh Arena Pertarungan menjadi hening, di hadapan suara tamparan yang keras dan jernih itu.     

Xun Er sedikit mengangkat tangannya dan melirik acuh kepada Liu Fei di depannya, yang wajahnya penuh dengan perasaan tidak percaya. Ia berkata dengan nada dingin, "Jangan pikir bahwa kau bisa bersikap sembrono, hanya karena Liu Qing mendukungmu. Tamparan ini untuk Xiao Yan ge - ge."     

"Kau, kau… dasar pelacur. Aku akan membunuhmu!" Liu Fei akhirnya tersadar, dengan rasa sakit yang masih tersisa pada wajahnya. Ia ditampar dengan ganas di depan umum. Hal ini membuatnya merasa lebih buruk daripada ditebas dengan sebuah pedang. Dalam sekejap, ia penuh dengan rasa malu dan amarah. Wajahnya berubah ungu karena amarahnya. Dengan umpatan yang tajam, jarinya mencakar wajah Xun Er dengan kekuatan yang besar.     

Xun Er dengan dingin memandang Liu Fei yang terlihat ganas. Cahaya emas cemerlang di tangannya yang lembut, berangsur - angsur menjadi semakin terang. Tenaga ganas yang terkandung di dalamnya membuat raut wajah beberapa orang di belakang Liu Fei menjadi berubah drastis. Mereka bergegas melesat ke depan dan melindungi Liu Fei di belakang mereka.     

"Murid ini, tidakkah kau sedikit keterlaluan?" Sosok manusia di depan itu berubah saat Liu Qing sekali lagi menghalangi di depan Xun Er, ketika ia berbicara dengan suara yang dalam.     

"Ia tidak bisa menyalahkan orang lain, karena ia berusaha untuk mempermalukan dirinya sendiri." Xun Er melirik Liu Qing dengan cuek. Cahaya berwarna emas masih bersinar terang di tangannya. Ia tidak menunjukkan sedikitpun rasa takut ketika berhadapan dengan orang kuat yang berperingkat tiga pada 'Peringkat Kekuatan'.     

"Xun Er, kembalilah." Xiao Yan mengernyitkan alisnya saat ia berdiri di belakangnya, sebelum berteriak lembut.     

Hawa dingin di wajah Xun Er baru mencair perlahan ketika ia mendengar teriakan Xiao Yan. Jari kakinya dengan lembut menekan tanah dan tubuhnya yang menawan terlihat seperti seekor kupu - kupu yang melayang lembut dan mendarat di samping Xiao Yan. Ia tersenyum menggoda ketika ia melihat Xiao Yan mengernyitkan alisnya. Senyumannya yang seindah bunga kaktus membuat mata dari beberpa lelaki di sekitar balkon penonton menjadi terbelalak.     

Xiao Yan menggelengkan kepalanya tak berdaya, sebelum menggenggam Xun Er dan menariknya ke belakang. Meskipun ia jelas tahu bahwa gadis ini memiliki kekuatan tersembunyi yang kemungkinan tidak lebih lemah darinya, kesombongan lelakinya membuatnya tidak ingin menyerahkan permasalahan ini di tangan seorang gadis untuk bertarung untuknya.     

Saat Xun Er mundur, suasana di arena seketika menjadi sangat aneh. Liu Fei sedang memegangi wajahnya dan menangis lembut di belakang Liu Qing. Beberapa orang lain di sekitar begegas menghiburnya dan wajah Liu Qing terlihat kecewa.     

"He he, sungguh meriah di sini hari ini. Aku baru saja menyaksikan sebuah pertarungan di antara di lelaki dan kini adalah giliran para wanita…" Suasana yang aneh itu mendadak terpecahkan oleh sebuah tawa. Beberapa sosok manusia melesat turun dan muncul di dalam arena itu.     

"Lin Xiuya? Yan Hao? Wow, angin macam apa yang telah berhembus di atas Arena Pertarungan hari ini? Orang - orang ini yang biasanya hanya tahu berlatih diam - diam, sungguh telah muncul bersama?"     

Gelombang - gelombang perbincangan pribadi seketika terdnegar dari balkon penonton, setelah kemunculan beberapa sosok manusia itu.     

Xiao Yan juga terkejut ketika ia melihat Lin Xiuya dan yang lain muncul. Ia seketika tersenyum dan menyambut mereka.     

Lin Xiuya pertama - tama bergerak mendekat untuk berbincang sebentar dengan Xiao Yan. Ia lalu mengangkat jempolnya kepada Xun Er, dengan punggungnya menghadap ke arah Liu Qing dan yang lainnya, sebelum ia tertawa lembut dan berkata, "Hal itu sungguh adalah pelampiasan amarah."     

Xun Er melirik lembut Lin Xiuya di depannya. Meskipun penampilannya adalah salah satu yang terbaik, masih tidak terdapat perubahan raut muka di wajah Xun Er. Ia hanya mengangguk pelan sebelum seketika menaruh perhatiannya kepada Xiao Yan.     

Lin Xiuya hanya bisa tertawa ketika ia melihat dirinya tak dihiraukan, saat ia mengusap hidungnya dengan malu. Ini benar - benar pertama kalinya selama bertahun - tahun, bahwa ia diperlakukan seperti ini oleh seorang wanita.     

"He he, maafkan aku. Watak gadis ini seperti ini." Xiao Yan menepuk kepala Xun Er tak berdaya saat ia tersenyum dan menjelaskan kepada Lin Xiuya.     

"Ia cukup unik. Saat itu, kami harus tergesa - gesa pergi dan belum berterima kasih padamu. Jika kau tidak ikut campur, kemungkinan, akan sulit bagi kami untuk kembali hidup - hidup." Lin Xiuya tersenyum. Ia tidak menahan suaranya dengan sengaja. Oleh karena itu, bahkan Liu Qing dan yang lainnya di belakangnya bisa mendengar hal ini.     

Aksi Lin Xiuya yang tidak menahan suaranya, membuat Xiao Yan terkejut. Ia seketika melihat Liu Qing yang agak memberengut. Baru setelah itu ia mendadak memahami sesuatu dan tidak bisa menahan untuk menganggukkan kepalanya dengan penuh syukur.     

"He he, Liu Qing, harus kukatakan kau tidak berpikir untuk menantang Xiao Yan hari ini, kan? Ia sedang terluka." Yan Hao yang berada di samping tersenyum, tetapi dia tidak basa - basi saat mengatakan hal yang paling penting.     

"Aku adalah seseorang yang benci menmanfaatkan orang lain ketika aku sedang berada dalam masalah." Liu Qing menjawab pelan, "Karena ia telah mengalahkan Bai Cheng, ia juga telah naik dan masuk ke dalam 'Peringkat Kekuatan'. Jika begitu, aku rasa, ia cukup mampu untuk memasuki 'Kompetisi Besar Peringkat Kuat' satu bulan dari sekarang. Tentu saja akan ada kesempatan saat itu."     

"Masalah ini hanyalah perselisihan di antara perempuan. Aku juga tidak ingin mencari masalah di sini. Akan tetapi, Fei - er tidak bisa dikalahkan dengan begitu saja. Saat itu, kau bisa menunjukkan segala kekuatanmu jika kita bertemu di Kompetisi Besar. Aku juga penasaran terhadapmu." Liu Qing merenung untuk sesaat, sebelum mendongak dan berbicara kepada Xiao Yan.     

Kata - kata Liu Qing ini tentu saja sedang menantang. Oleh karena itu, banyak tatapan mata di arena seketika berlaih ke tubuh Xiao Yan. Dengan dapat menerima tantangan Liu Qing, hal itu tak dapat dipungkiri menunjukkan kekuatan Xiao Yan.     

Xiao Yan tertawa pelan di hadapan semua orang. Ia mengepalkan tangannya memberi hormat. Tak ada perasaan takut sedikitpun di dalam suaranya. Keberanian ini membuat banyak orang diam - diam menganggukkan kepala mereka.     

"Aku tentu saja akan menghadapimu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.