Memperolehnya
Memperolehnya
Benih teratai berwarna hijau ini adalah benda tambahan yang Xiao Yan temukan ketika mencari 'Api Inti Teratai Hijau' di dalam Gurun Tager Besar, 'Benih Teratai Api - Tanah'. Benih Teratai Api semacam ini terbentuk dari energi afinitas api setelah waktu yang lama. Oleh karena itu, hal itu sungguh bermanfaat besar bagi mereka yang menerapkan Dou Qi afinitas api. Saat itu, Xiao Yan telah mendapatkan sebanyak sebelas 'Benih Teratai Api - Tanah'. Ia sendiri telah mengonsumsi satu. Karena itu, sisanya hanya sepuluh yang ia miliki.
Ketika Xiao Yan baru saja memperoleh Biji Teratai Api, Yao Lao telah memberitahunya bahwa ia harus berusaha sebaik mungkin untuk tidak menunjukkan hal itu di depan orang lain. Jika tidak, ia mungkin akan berakhir mendapat banyak masalah, tidak ada alasan lain selain karena ketamakan orang lain. Tetapi, semuanya berbeda sekarang. Saat ini, Xiao Yan tidak lagi merupakan seorang Dou Shi kecil seperti dulu. Ia sekarang juga memiliki banyak senjata rahasia. Bahkan, jika ia menghadapi seorang Dou Wang tingkat tinggi pun, Xiao Yan akan bisa kabur hidup - hidup. Terlebih lagi, ia saat ini berada di dalam Akademi Dalam dan tidak perlu khawatir mengenai Tetua ini akan diam - diam menyerangnya, hanya karena mereka menginginkan benda - benda miliknya.
Suasana di dalam ruangan itu hening. Gelombang energi yang agak panas, tampaknya telah menghasilkan sebuah angin panas samar di dalam ruangan itu.
Mata Tetua Liu menatap langsung 'Benih Teratai Api - Tanah' itu. Cahaya di matanya menjadi semakin hebat. Jika ia bisa menyerap semua energi yang kuat ini, kemungkinan, kekuatannya, yang tidak bergerak untuk waktu yang lama, akan sekali lagi mendapatkan peningkatan! Ia menghela napas panjang. Sungguh tidak terduga, bahwa Xiao Yan ternyata bisa mengeluarkan sebuah benda berharga semacam itu. Meskipun 'Benih Teratai Api - Tanah' tidak memiliki daya tarik sebesar 'Pil Dou Ling' di mata seorang Dou Wang, Tetua Liu jelas paham, selama ia tidak bertemu penipu ulung, kemungkinan, akan cukup sulit baginya untuk menukar sebuah 'Pil Dou Ling' dari tangan ahli kimia lain dengan Inti Monster tingkat 6 ini. Persyaratan pertukaran yang ia sebutkan tadi tepat seperti apa yang telah digambarkan oleh Tetua Hao. Ia memang memiliki mulut singa, meminta lebih dari sewajarnya.
"*Uhuk*" Suara terbatuk pelan mendadak berbunyi, membuat dua Tetua itu, yang telah terdiam, kembali tersadar. Mereka saling bertukar pandang satu sama lain dan tersenyum canggung ke arah Xiao Yan.
Tetua Liu tertawa datar. Matanya sebagian terarah ke tangan Xiao Yan saat ia mengamatinya. Wajahnya yang awalnya agak tidak bersemangat, sekarang menunjukkan sebuah senyuman, "Bolehkah aku tahu benda apa di tanganmu itu?"
"Ini adalah benih teratai yang terbentuk dari pengentalan api inti. Hal ini adalah sesuatu yang aku dapatkan dengan beruntung. Katanya, hal ini memerlukan setidaknya seratus tahun hingga benih teratai semacam itu memiliki wujud." Xiao Yan tersenyum. Karena tidak ada yang mengenalinya, lawan bicaranya akan tertegun, bahkan jika ia berkata hal itu membutuhkan seribu tahun.
"Oh." Tetua Liu mengangguk pelan. Kulit di wajahnya sedikit berkedut, merasa tidak yakin apakah ia sebaiknya mempercayainya atau tidak.
"Bagaimana menurutmu, Tetua Liu? 'Benih Teratai Api - Tanah' ini mungkin tidak sebanding dengan 'Pil Dou Ling', tetapi, hal ini juga merupakan sebuah benda yang sangat langka. Aku rasa, manfaatnya bagimu jauh lebih besar dibanding Inti Monster afinitas air tingkat 6." Xiao Yan tersenyum dan berkata.
Tetua Lao menjilat mulutnya. Raut wajahnya penuh dengan keraguan dan ketidakpastian. Meskipun 'Benih Teratai Api - Tanah' itu langka, ia sungguh merasa sulit untuk menyerahkan begitu saja Inti Monster tingkat enam yang paling berharga, untuk ditukar dengan benda itu dalam waktu yang singkat ini. Jarinya mengetuk meja dan raut wajahnya gembira. Butuh waktu cukup lama sebelum ia perlahan berbicara, "Aku akan merugi jika Inti Monster tingkat 6 milikku ditukar dengan hanya satu buah 'Benih Teratai Api - Tanah'…" Ia mendadak menghantam meja di akhir kalimatnya dan berkata, "Jika kau memberikan satu lagi 'Benih Teratai Api - Tanah', aku akan menahan rasa sakit di dalam hatiku dan menyerahkan Inti Monster tingkat 6 ini kepadamu."
Wajah Tetua Hao berkedut ketika ia mendengar kata - kata ini di samping. Namun, ia tidak membuka mulutnya untuk menyela. Alih - alih, ia hanya melirik Xiao Yan, tampak sedang menunggu keputusannya.
Xiao Yan sedikit mengerutkan dahinya. 'Benih Teratai Api - Tanah' ini sangatlah langka. Ia selama ini enggan mengonsumsinya, kecuali pada saat - saat genting. Ini karena, ia tidak yakin apakah ia akan membutuhkannya ketika ia ingin memurnikan pil obat tingkat yang lebih tinggi di masa depan. Benda - benda ini hanya terbentuk di tempat di mana 'Api Inti Teratai Hijau' terlahir. Lagipula, seberapa banyak tempat di dunia ini, di mana bisa ditemukan 'Api Inti Teratai Hijau'? Oleh karena itu, ia pada dasarnya akan kehilangan 'Benih Teratai Api - Tanah' setiap kali ia menggunakannya. Sekarang, bahkan sudah mencapai batasnya bahwa ia harus mengeluarkan satu pil untuk menukar Inti Monster tingkat 6 milik Tetua Liu. Kali ini, giliran Xiao Yan yang merasakan rasa sakit jika ia menambah satu lagi.
"Ah, aku kebetulan hanya beruntung mendapatkan satu 'Benih Teratai Api - Tanah'. Tetua Liu, kau sungguh menyulitkanku jika kau ingin aku menambah satu lagi." Xiao Yan menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Ia perlahan menarik telapak tangannya dan menyimpan 'Benih Teratai Api - Tanah' itu. Sepertinya, ia sungguh - sungguh berniat melepaskan pertukaran ini.
Kegelisahan melintas di mata Tetua Liu ketika ia melihat tindakan Xiao Yan. Ia dengan paksa menekan dorongan di hatinya, saat ia tersenyum paksa ke arah Xiao Yan dan berkata, "Anak muda, 'Benih Teratai Api - Tanah' ini mungkin langka, tetapi kau seharusnya juga sadar nilai dari Inti Monster tingkat 6. Berapa banyak orang yang berani melawan seekor Binatang Magic yang mampu bersaing dengan seorang Dou Huang tingkat tinggi, dengan pengecualian Tetua Kepala. Inti Monster tingkat 6 di tanganku ini mungkin satu - satunya di seluruh Tetua Akademi Dalam."
Makna dari kata - kata ini, tak dapat dipungkiri, diam - diam mengingatkan Xiao Yan bahwa hanya dirinya yang memiliki Inti Monster tingkat 6 di tangannya di dalam Akademi Dalam ini. Jika Xiao Yan tidak menukarnya dengannya, ia mungkin akan berakhir dengan tangan kosong.
"Aku juga ingin menukarnya. Sayangnya, aku tidak bisa membayar harga yang diinginkan Tetua." Meskipun Tetua Liu menyembunyikan kegelisahannya dengan cukup baik, wataknya yang asli tadi tidak cocok untuk menyembunyikan perasaan seperti itu. Oleh karena itu, Xiao Yan, yang duduk tepat di depannya, dapat dengan jelas memahami seutas perasaannya itu. Seketika, ia terkekeh di dalam hatinya. Namun di luar, ia menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Ia sungguh berdiri perlahan dan kembali menyimpan 'Benih Teratai Api - Tanah' ke dalam cincin penyimpanannya. Setelah itu, ia mengepalkan tangan memberi hormat kepada Tetua Liu, sebelum berbicara kepada Tetua Hao di sampingnya dengan senyum kecut, "Tetua Hao, mari kita pergi."
"Ah, lupakan saja. Tak masalah jika kau tidak bisa menukarnya. Nanti, aku akan membantumu bertanya kepada Tetua Kepala." Tetua Hao dengan tak berdaya mengangguk saat ia berdiri dan berbicara kepada Xiao Yan.
Mata Tetua Liu, yang sedang duduk di sebelahnya, berkedut setelah mendengar hal ini. Ia sedikit marah ketika ia diam - diam mengumpat. Ketika ia melihat bahwa Xiao Yan telah berbalik dan hendak pergi, ia akhirnya tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Ia bergegas berdiri dan berkata, "Xiao Yan, teman kecil, jangan tergesa - gesa pergi. Kita masih bisa melanjutkan membahasnya."
Langkah Xiao Yan terhenti untuk sesaat. Hatinya akhirnya merasa lega ketika ia mendengar Tetua Liu membuka mulutnya. Ia menoleh sedikit dan mendapati senyum di wajah Tetua Hao dan dalam sekejap terkejut. Tetua Hao ternyata telah memahami sikap tak sabaran Tetua Liu. Oleh karena itu, ia semakin memprovokasinya.
Xiao Yan memandang Tetua Hao dengan penuh syukur. Baru setelah itu ia berbalik dan berbicara dengan wajah yang tak berdaya. "Tetua Liu, bukannya aku tidak ingin menukarnya, tetapi aku sungguh tidak bisa mengeluarkan 'Benih Teratai Api - Tanah' kedua."
Wajah Tetua Liu berubah menjadi sedikit memerah. Ia ingin mendapatkan 'Benih Teratai Api - Tanah' itu, tetapi merasa pilu dengan nilai dari Inti Monster tingkat 6 tersebut. Ia seketika menjadi agak terdiam. Setelah berpikir seperti ini untuk sementara waktu, ia akhirnya menghela napas dengan sikap yang putus asa dan berkata, "Tak masalah jika kau tidak menambahkan satu lagi 'Benih Teratai Api - Tanah'. Akan tetapi, kau harus berjanji satu hal padaku."
"Apa itu?" Xiao Yan bertanya dengan berhati - hati.
"Bantu aku memurnikan satu 'Pil Kekuatan Naga'." Tetua Liu menghela napasnya. Ia merasa tidak puas jika hanya mengambil satu 'Benih Teratai Api - Tanah'. Oleh karena itu, ia harus mendapatkan sesuatu yang lainnya. Baru setelah itu hatinya akan tenang.
"Memurnikan sebuah 'Pil Kekuatan Naga' ya…" Xiao Yan bergembira di dalam hatinya ketika ia mendengar hal ini. Akan tetapi di luar, ia ragu sesaat sebelum berbicara, "Baiklah. Akan tetapi, menurut peraturan, Tetua Liu harus menyiapkan bahan - bahan obatnya sendiri."
"Kau… dasar orang pelit!" Tetua Liu seketika meniup jenggotnya dengan agak marah ketika ia mendengar perkataan Xiao Yan. Akan tetapi, setelah mengumpat dengan lantang, ia mendadak menjadi tampak putus asa. Dengan satu ayunan tangannya, ia berkata, "Baiklah, aku akan menyiapkan bahan obatnya sendiri, sendiri. Anak muda, kau sedikit terlalu pelit. Tidakkah seorang anak muda sedikit lebih murah hati?"
"Aku tidak bisa menjadi sedikit lebih murah hati mengenai hal ini. Bahkan, diriku sendiri tidak bisa mengumpulkan semua bahan obat yang dibutuhkan untuk memurnikan 'Pil Kekuatan Naga', di mana aku harus mencarinya?" Xiao Yan menggumam di dalam hatinya. 'Pil Kekuatan Naga' yang ia berikan kepada Tetua Hao dimurnikan dari bahan obat yang disiapkan oleh Tetua Hao sendiri. Meskipun bahan obat ini tidak bisa dibandingkan dengan 'Benih Teratai Api - Tanah', bahan - bahan itu masih cukup langka. Kemungkinan, ia harus menghabiskan banyak waktu jika ia pergi mencarinya sendiri.
Cahaya berkerlip dari cincin penyimpanan di tangan Tetua Liu. Badan kristal berwarna biru langit seukuran sebuah kepalan tangan, muncul di tangannya. Setelah kemunculan kristal biru langit itu, ruangan yang awalnya kering itu, seketika menjadi agak segar dan sejuk dan juga sedikit lembab.
Tetua Liu mengusap kristal biru langit ini, yang bentuknya tidak seragam, enggan melepaskannya. Sesaat kemudian, ia menggertakkan giginya dan dengan lembut menaruhnya di atas meja. Ia berkata, "Ah, ambil, ambilah."
Mata Xiao Yan menatap dengan serius kristal biru di atas meja itu. Cahya remang yang dipancarkan begitu lembut dan tidak menyilaukan mata. Bahkan, samar - samar, bisa terdengar suara ombak kecil yang beresonansi dari badan kristal itu. Perasaan berapi - api diam - diam bangkit di dalam hati Xiao Yan. Ia menggenggamnya di tangannya di hadapan tatapan yang menyakitkan Tetua Liu. Baru setelah ia merasakan energi afinitas air yang kuat, seperti sungai yang menggelora, ia menghela napas lega dan tampak telah terbebas dari beban yang berat. Ia akhirnya mendapatkan benda terakhir ini, yang ia butuhkan untuk memurnikan 'Pil Roh Tanah'.
"He he, Tetua Liu. Kau bisa menyimpan "Benih Teratai Api - Tanah' ini terlebih dahulu. Untuk 'Pil Kekuatan Naga'- nya, aku akan membantu Tetua memurnikannya setelah kau mengirimkan bahan obat yang telah kau kumpulkan ke 'Gerbang Pan'." Xiao Yan dengan cepat menyimpan Inti Monster afinitas air tingkat 6 ke dalam cincin penyimpanannya, sebelum tersenyum dan dengan penuh hormat menyerahkan 'Benih Teratai Api - Tanah' di tangannya ke Tetua Liu.
Tetua Liu menggelengkan kepalanya dengan senyum kecut. Ia mengambil 'Benih Teratai Api - Tanah' itu. Baru setelah ia merasakan energi afinitas api di dalamnya, raut mukanya menjadi sedikit membaik. Ia mengeluarkan suara 'ai' samar, sebelum melambaikan tangannya ke arah Xiao Yan dan Tetua Hao.
Xiao Yan tahu, bahwa suasana hati Tetua Liu pasti agak buruk saat ini. Oleh karena itu, ia tidak berani terus berlama - lama di sini. Ia diam - diam tertawa di dalam hatinya, sebelum bertukar pandang dengan Tetua Hao. Mereka berdua pergi dengan tangan dan kaki yang ringan, meninggalkan Tetua Liu, yang raut wajahnya berubah - ubah antara bahagia dan merasa sakit, saat ia menggenggam 'Benih Teratai Api - Tanah' itu. Tetua Liu sendirian di ruangan tadi, merasakan perasaan yang bertentangan di hatinya.