Perjuangan Menembus Surga

Pertandingan Antara Kuda Hitam Pemula dan Seorang Ahli Veteran



Pertandingan Antara Kuda Hitam Pemula dan Seorang Ahli Veteran

2Semua orang di panggung tinggi melihat satu sama lain. Sangat tak disangka bahwa kuda hitam terbesar akan bertemu dengan seekor macan yang hendak menghalangi langkahnya pada titik waktu genting seperti ini. Kemungkinan, hanya Zi Yan dan Lin Xiuya yang mempunyai kekuatan untuk melawan Liu Qing di Akademi Dalam. Meskipun performa Xiao Yan dalam dua pertarungan sebelumnya sempurna, masih ada perbedaan jauh ketika ia dibandingkan dengan seorang petarung ahli yang sebenarnya dalam 'Peringkat Kekuatan' seperti Liu Qing.     

"Xiao Yan bisa dibilang tidak beruntung…" Yan Hao menghela nafas ketika ia berbicara dengan Lin Xiuya di belakangnya.     

Han Yue pun sedikit mengernyitkan alisnya. Walaupun ia memiliki kepercayaan kuat pada kekuatan Xiao Yan, ia tak memiliki pilihan selain mengakui bahwa terdapat jarak yang begitu jauh ketika Xiao Yan benar - benar dibandingkan dengan seseorang yang kuat seperti Liu Qing.     

Raut wajah Lin Xiuya tampak tenang. Tak seorangpun tahu apa yang ia pikirkan. Baru beberapa saat kemudian ia berbicara dengan pelan, "Kita baru bisa mengambil kesimpulan setelah pertandingan selesai. Walaupun aku juga berpikir bahwa kemungkinan Xiao Yan untuk kalah sangat tinggi, aku juga tak bisa mengelak bahwa ia pun juga berkemungkinan untuk menang. Pertandingannya dengan Liu Qing, ah… sangat sulit untuk dinilai."     

Beberapa orang di sekitarnya mengangguk pelan. Tatapan mereka tanpa mereka sadari mengarah ke posisi Liu Qing. Pada waktu itu, dahi Liu Qing juga menampakkan sedikit rasa terkejut. Akan tetapi, ia tak menunjukkan banyak reaksi. Pikirannya sangat tenang, persis seperti Lin Xiuya.     

Dibandingkan dengan ketenangan Liu Qing, Liu Fei disampingnya tanpa ia sadari telah melompat - lompat dan berteriak kencang. Kekalahan Yao Sheng di tangan Xiao Yan kemarin telah membuatnya sangat marah. Sebelumnya, ia berharap Xiao Yan dapat bertemu dengan saudaranya, si Liu Qing, dalam kompetisi, tapi, sangat tak disangka bahwa ia benar - benar tidak beruntung karena berhadapan dengan Liu Qing dalam pertandingan yang sangat penting ini. Rasa terkejut yang memuaskan ini telah membuatnya bangga untuk mengatakan satu kata di dalam benaknya: "Pembalasan."     

"Ah." Wu Hao menepuk bahu Xiao Yan dengan rasa agak pasrah. Ia hendak mengatakan sesuatu namun ia sadar bahwa tak ada yang bisa ia katakan. Dirinya hanya bisa menghela nafas.     

"Hey, Xiao Yan, kenapa aku tidak membantumu saja untuk mengalahkan Liu Qing sampai dirinya tak dapat mendatangi pertandingan itu? Dengan demikian, kau dapat melangkah maju secara langsung." Zi Yan mengibaskan rambut ekor kudanya yang berwarna ungu ketika ia mengayunkan kepalan tangannya ke arah Xiao Yan lalu berucap.     

"Aku mohon, bisakah kau memiliki sedikit kepercayaan pada diriku?" Xiao Yan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecut. Ia mengelus kepala Zi Yan dan menengok sekitar lalu menyadari bahwa raut wajah orang lain tampak sedikit serius terkecuali Xun Er. Ia hanya dapat tertawa dengan pasrah, "Meskipun lawanku adalah Liu Qing, kalian semua tak perlu memperlihatkan rasa sedih, kan? Pertandingannya belum dimulai sama sekali."     

Wu Hao dan yang lain hanya dapat tersenyum dengan paksa ketika mendengar ucapannya. Mereka tahu bagaimana pentingnya posisi sepuluh besar bagi Xiao Yan. Kali ini, sebuah perhelatan yang membuat seseorang pasrah telah hadir pada titik waktu yang sangat genting, kemungkinan Xiao Yan pun sangat frustasi.     

Xiao Yan tak tahu apakah ia harus tertawa atau menangis ketika ia memandang orang - orang yang tampak lebih putus asa darinya. Walaupun Liu Qing sangatlah kuat, tak seorangpun akan tahu siapa yang menjadi pemenang jika mereka benar - benar mengeluarkan semua yang mereka punya. Jika ia mengeluarkan semua kekuatan penuhnya, jangankan seorang Dou Wang tingkat tinggi, Xiao Yan bahkan bisa membuat seorang Dou Huang berada dalam kondisi yang amat menyedihkan. Bagaimanapun, ketika 'Api Teratai Buddha Marah' skala besar yang sesungguhnya dikeluarkan, kekuatan penghancur yang bahkan membuat Yao Lao sangatlah terkejut bukan suatu hal yang biasa.     

Memang, dampak dari 'Api Teratai Buddha Marah' skala besar terlalu mengerikan. Xiao Yan tak akan menggunakannya kecuali ia berada pada situasi hidup dan mati. Api itu pun adalah kartu as tersembunyi andalannya.     

Percakapan - percakapan pribadi di dalam stadion berlanjut beberapa saat sebelum semua orang kembali menaruh perhatian pada tempat duduk para juri.     

Mata Su Qian perlahan beralih dari tempat di mana Xiao Yan berada. Dalam benaknya, ia hanya dapat berharap agar pemuda yang dapat mengendalikan satu jenis 'Api Surgawi' pada usia mudanya ini bisa memperlihatkan keajaiban dan melaju ke sepuluh besar, bahkan jika ia dihadang oleh seseorang yang kuat seperti Liu Qing.     

"Pertandingan pertama, Yan Hao, Qian Mo!"     

Ketika teriakan lembut Su Qian terdengar, suasana di dalam stadion mendadak beralih dari nasib malang Xiao Yan. Banyak mata mengarah pada dua orang di atas panggung tinggi.     

Yan Hao adalah yang pertama berdiri di depan mata semua orang. Raut wajah orang yang tubuhnya tidak lebih kurus dari Liu Qing ini tak berubah ketika ia berjalan menuju ujung dari panggung tinggi. Setelah itu, ia melompat ke bawah dan mendarat di arena dengan keras.     

Ketika Yan Hao memasuki arena, Qian Mo yang agak gemuk itu berdiri tanpa daya. Lalu, lemak di tubuhnya bergoyang ketika ia menuju ke ujung dari panggung tinggi. Otot di tubuhnya menciut, lalu angin pelan berhembus di sekitar tubuhnya. Seketika, tubuhnya yang besar itu perlahan melayang ke bawah menuju arena seperti sebuah balon di depan para penonton yang sedang merasa terkejut.     

"Ia benar - benar menguasai Dou Qi afinitas angin…" Banyak orang tanpa mereka sadari menghapus keringat dingin mereka. Dou Qi afinitas angin yang elok dan lincah benar - benar terasa berbeda ketika digunakan dengan cara sedemikian rupanya oleh orang ini.     

Walaupun penampilannya tak begitu elok, semua orang dalam benak mereka mengerti bahwa seseorang yang dapat menduduki tempat dalam sepuluh besar dari 'Peringkat Kekuatan' adalah orang yang berkekuatan mengerikan. Seseorang benar - benar dalam bahaya jika ia menilai buku hanya dari sampulnya.     

Suasana di balkon penonton mendadak panas ketika dua orang itu memasuki arena. Keduanya adalah para penduduk sepuluh besar 'Peringkat Kekuatan'. Harus dikatakan bahwa pertarungan ini akan sangat menarik.     

Setelah teriakan 'Pertarungan dimulai' oleh Su Qian, kedua orang di arena itu tiba - tiba mengeluarkan senjata mereka. Senjata Yan Hao tetaplah palu logam besar yang berwarna hitam gelap sementara Qian Mo memegang sebuah benda bundar bergerigi yang berwarna emas dari cincin penyimpanannya di depan tatapan terkejut semua orang. Cakram bundar bergerigi yang berwarna kuning itu hanya berukuran sebesar telapak tangan. Akan tetapi, ujung gigi - gigi gergaji itu membawa pancaran dingin yang menyilaukan.     

"Menurut rumor, senjata Qian Mo itu dinamai Cakram Bergerigi Emas. Cakram itu memiliki daya gerak mengejutkan ketika dilempar. Selain itu, senjata itu sangatlah akurat dan mengerikan. Jika sepuluh Cakram Bergerigi Emas dilempar secara bersamaan, senjata itu akan benar - benar membuat seseorang sakit kepala." Wu Hao berbicara dengan perlahan dengan Xiao Yan dari samping.     

"Oh?" Xiao Yan mengangkat alisnya dengan penuh ketertarikan. Ia tak mengira bahwa orang gemuk ini ternyata mempunyai taktik yang tak terduga seperti ini. Tampaknya, mereka yang dapat menduduki sepuluh besar memang memiliki bakat hebat.     

Qian Mo mengepalkan tangannya memberi hormat ke arah Yan Hao di saat balkon penonton dipenuhi dengan percakapan pribadi. Ia tertawa dengan diam - diam, "Kakak Yan, kau harus sedikit lebih lembut ketika kau menyerang. Jika palu logam hitam itu dihantamkan, tubuhku ini akan langsung menjadi sebuah tumpukan daging cincang."     

"Jangan berbicara omong kosong. Qian gendut, sudah lama semenjak aku terakhir bertemu denganmu. Aku hanya ingin tahu seberapa lebih kuatkah Cakram Bergerigi Emas itu dibandingkan dengan masa lalu?" Yan Hao menegur sambil tersenyum. Ia mengayunkan palu logam hitam di tangannya. Suara angin kencang membuat orang - orang di balkon penonton menutup telinga mereka dengan tiba - tiba.     

Daging berlemak di wajah Qian Mo berkedut ketika ia tertawa terbahak - bahak. Raut wajahnya mendadak tampak serius saat ia memegang Cakram Bergerigi Emas di tangan kanannya. Dou Qi pekat membara secara eksplosif di tubuhnya ketika hembusan pusaran angin muncul di sekitarnya. Kemudian, angin itu berkumpul mengarah ke cakram bergerigi dengan kendali dari Qian Mo.     

"Hah!"     

Suara rendah mendadak terdengar. Tangan Qian Mo tiba - tiba bergetar, lalu Cakram Bergerigi Emas berkedip mengeluarkan cahaya berwarna emas, tampak seperti sambaran kilat emas. Cahaya itu ditembakkan secara eksplosif mengarah kepada Yan Hao.     

Kecepatan cakram - cakram berwarna emas itu sangatlah kencang sehingga tampak mengerikan. Semua orang dapat melihat dengan samar garis berwarna emas melintas di mata mereka ketika kilat itu menyerang Yan Hao.     

"Bum!"     

Palu logam berwarna hitam gelap itu dihantamkan dengan kencang ke tanah. Seketika, sebuah garis retakan seukuran tangan yang tebal tersebar di tanah dengan cepat. Gelombang energi berwarna kuning gelap yang sangat kuat keluar dari garis retakan itu dan kebetulan mengenai kilat kuning keemasan itu. Kemudian, energi itu mendobrak kilat tersebut hingga kilat itu mengarah langsung ke langit.     

"Lagi! Masih ada sembilan serangan tersisa dari 'Qian Sepuluh Serangan'... Ha ha!" Yan Hao tertawa terbahak - bahak. Dou Qi di tubuhnya mengalir dengan cepat. Kulit di permukaan tubuhnya berubah menjadi seperti batu berwarna putih keabu - abuan kala itu.     

Qian Mo tertawa kecut lalu menghela nafas. Dou Qi Yan Hao tergabung dalam afinitas tanah. Dan juga, Dou Qi itu adalah Dou Qi batu yang langka. Dou Qi semacam ini dapat membuat tubuh penggunanya menjadi sekeras batu, yang dapat menahan cakram bergerigi emasnya.     

"Qian Mo terpojokkan oleh Yan Hao baik dari segi kekuatan maupun afinitas. Tampaknya, sangatlah sulit bagi dirinya untuk menang. Ditambah lagi, menggunakan cakram bergerigi emas memakan banyak Dou Qi. Dengan kekuatannya, ia hanya mampu mengeluarkan sepuluh serangan kuat. Oleh karena itu, Qian Mo pun memiliki nama panggilan di Akademi Dalam yakni 'Qian Sepuluh Serangan'." Wu Hao terlihat seperti seorang komentator ketika ia berulang kali menjelaskan berbagai nama yang tak pernah didengar Xiao Yan kepada dirinya.     

Xiao Yan sedikit mengangguk. Cakram bergerigi emas semacam ini tak cocok untuk kompetisi terbuka seperti ini. Tempat di mana seluruh kekuatannya dapat ditampilkan haruslah ketika senjata itu bisa digunakan sebagai serangan diam - diam. Bayangkan, jika satu atau dua cakram bergerigi emas seperti ini ditembakkan dengan tiba - tiba dari ujung ketika seseorang sedang berjalan di dalam hutan gunung, bukankah senjata itu akan menyebabkan seseorang sakit kepala dan ketakutan?     

Qian Mo pun paham betul dengan kelemahannya di arena ini. Akan tetapi, ia tak memiliki pilihan lain. Dahulu, gurunya pernah berkata bahwa jika ia ingin menjadi seorang pembunuh, kemungkinan besar, ia akan berhasil. Namun, jika ia menghadapi sebuah pertarungan secara langsung, kekuatan bertarungnya akan berkurang dengan drastis.     

Satu per satu, cakram bergerigi emas yang tajam dan tak tertandingi itu ditembakkan secara eksplosif dari tangan Qian Mo secepat kilat. Namun, terlepas dari seberapa penuh akalnya dia, cakram - cakram itu tidak memberikan dampak yang banyak kepada Yan Hao. Demikian karena pada dasarnya, Yan Hao menggunakan semua Dou Qi yang ia miliki pada pertahanannya. Bahkan jika Yan Hao terkadang tidak bisa menahan satu buah cakram, cakram bergerigi emas itu hanya akan meninggalkan bekas goresan putih yang panjang di tubuhnya.     

Walaupun menggunakan semua Dou Qi miliknya untuk bertahan seperti itu sangatlah melelahkan, hal itu lebih baik dibandingkan dengan pemakain cakram bergerigi emas Qian Mo. Maka dari itu, pertarungan keduanya pada dasarnya adalah sebuah pertandingan untuk melihat Dou Qi siapa yang lebih kuat…     

Pertarungan di mana satu orang menyerang dan satunya lagi bertahan ini bisa menjadi sangat menarik di mata murid - murid yang biasa, tetapi hal itu adalah sesuatu yang agak membosankan bagi Xiao Yan dan yang lain. Demikian karena semuanya tahu bahwa Qiao Mo telah jatuh pada posisi yang dirugikan di pertarungan ini. Hal itu terjadi karena kekuatan penuh dari serangannya tidak dapat menghancurkan kekuatan penuh dari pertahanan Yan Hao.     

Setelah pertarungan berlanjut selama hampir setengah jam, Qian Mo akhirnya melambaikan tangannya tak berdaya. Ia menyimpan dua cakram bergerigi emas terakhirnya di tangannya dan mengaku kalah dengan hormat di depan tatapan terkejut di sekitarnya.     

Pengakuan kalah Qian Mo telah berada di dalam perkiraan Xiao Yan dan yang lain. Setelah menunggu beberapa lama, pertandingan kedua juga menyusul     

Zi Yan melawan Qin Zhen. Sebuah pertandingan dimana perbedaan kekuatan bahkan lebih jauh...     

Zi Yan melintas masuk ke arena pada kesempatan pertama. Kemarin, hatinya dipenuhi dengan amarah karena Binatang Magic tingkat Dou Huang itu. Sekarang, ia sangat membutuhkan seseorang untuk melampiaskan kemarahannya. Maka dari itu, di saat ia memasuki arena, ia menarik lengan bajunya. Mata besarnya yang hitam gelap itu menatap ke arah panggung tinggi dengan ganas.     

Banyak orang di panggung tinggi menyusutkan leher mereka ketika mereka memandang tingkah laku Zi Yan. Benak mereka berulang kali meratapi Qin Zhen.     

Akan tetapi, Qin Zhen tidak memperlihatkan dirinya setelah Zi Yan telah turun ke arena. Di saat semua orang merasa agak tidak sabar, sebuah suara pelan akhirnya terdengar, "Qin Zhen berkata bahwa ia sedang sakit perut dan tak dapat menghadiri kompetisi ini…"     

Seluruh stadion terdiam. Seketika, mereka kebingungan. Ini... terlalu lucu, uukan?     

Xiao Yan dan yang lain mengusap wajah mereka yang agak kaku. Apa yang telah dilakukan Zi Yan di masa lalu? Ia benar - benar membuat semua petarung ahli di dalam Peringkat Kekuatan menjadi sekhawatir ini dan bahkan ketakutan…     

Su Qian dan yang lain pun juga menggelengkan kepala mereka tak berdaya. Namun, mereka tidak menyalahkan siapapun. Mereka juga paham betul bahwa pada dasarnya, Zi Yan adalah seseorang yang seperti monster di dalam 'Peringkat Kekuatan'. Bahkan, seseorang seperti Lin Xiuya dan Liu Qing tak akan berani mencabut kumis macan ini, apalagi orang lain.     

"*Uhuk*... karena Qin Zhen telah mengaku kalah, mari kita mulai pertarungan terakhir untuk posisi sepuluh besar." Su Qian berdiri, dan batuk sebelum ia tiba - tiba berbicara dengan pelan.     

Ketika ucapan Su Qian terhenti, banyak mata di stadion seketika mengarah ke panggung tinggi. Akhirnya, pandangan mereka terhenti pada tubuh Xiao Yan dan Liu Qing.     

Pertandingan ketiga hari ini tampaknya adalah pertandingan yang paling ditunggu oleh semua orang.     

Pertandingan antara seorang kuda hitam pemula dan seorang ahli veteran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.