Perjuangan Menembus Surga

Kepingan Giok Pusaka



Kepingan Giok Pusaka

1Suara Wu Hao yang parau dan terdengar tanpa emosi, membuat perhatian seluruh pasang mata di stadion terarah kepada pemuda berjubah hitam. Mata mereka penuh dengan perasaan sombong, pengharapan, dan berbagai macam emosi lain. Terlepas dari apapun perasaan yang dirasakan, kalimat yang baru saja disampaikan Wu Hao membuat Xiao Yan menjadi pusat perhatian seluruh arena.     

Mata Xiao Yan menatap serius sosok berjubah darah di dalam arena. Matanya menciut sebelum seketika ia berdiri perlahan di depan hadapan banyak orang. Tidak ada rasa takut sedikitpun yang ditunjukkan di wajahnya, bahkan ketika menghadapi kekuatan besar yang dimiliki lawannya.     

Dua pasang mata bertemu di udara dan samar - samar Dou Qi yang kuat bersamaan melonjak dari tubuh mereka berdua tanpa perjanjian sebelumnya di antara mereka. Sebuah riak energi tipis menyebar dari permukaan tubuh kedua orang itu. Ini adalah fenomena yang terjadi, karena Dou Qi dengan cepat beredar di dalam tubuh mereka.     

Melihat mereka berdua, yang dengan mantap mulai beradu satu sama lain dengan tenaga mereka, para murid di sekitar balkon penonton seketika menjadi heboh. Jika dua orang ini bertarung, pertarungannya pasti akan menjadi sangat sengit.     

Xun Er sedikit merengut di samping Xiao Yan. Ia membuka mulutnya. Gerakan mulutnya menunjukkan keraguan, ia berkeinginan untuk menghentikan Xiao Yan, tetapi secara bersamaan, ia juga khawatir jika ia berbicara, murid - murid itu akan berpikir bahwa Xiao Yan hanya bisa bersembunyi di belakang seorang wanita. Oleh karena itu, kata - kata yang ingin ia keluarkan dari mulutnya tidak ia sampaikan.     

"Hee hee, bertarunglah. Akan lebih bagus jika kalian berdua berakhir dengan menderita cedera parah dan membuatku dapat menyimpan energiku." Bai Shan tersenyum dingin dan mengamati kedua orang yang sedang saling menghadapi satu sama lain di sisi lain balkon penonton.     

"Akan sangat menghibur jika mereka benar - benar bertarung. Sayangnya, orang tua itu tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi." Wanita muda berbaju merah itu menaruh tangannya di pagar pembatas. Matanya terarah kepada Xiao Yan dan Wu Hao ketika ia berkata dengan menyesal.     

Seolah dapat membaca pikiran wanita itu, sebuah teriakan orang tua mendadak terdengar, sesaat kemudian, ketika tenaga Xiao Yan dan Wu Hao di stadion berangsur - angsur meningkat. Suara itu tiba - tiba mengguncang tenaga mereka berdua, yang telah susah payah dinaikkan, hingga tak tersisa sedikitpun.     

"Kalian berdua sebaiknya mengikuti peraturan dan tidak membuat masalah. Sekarang adalah Kompetisi Kualifikasi, bukan tempat pribadi untuk kalian berdua saling menantang!"     

Tenaga yang telah dibentuk oleh mereka berdua dipaksa hancur, membuat tubuh Xiao Yan dan Wu Hao gemetar. Mereka masing - masing mengambil langkah mundur, sebelum mereka mendongak dan memandang ke arah sumber suara tadi. Saat itu, mereka mendapati seorang pria tua berambut putih di posisi tengah, yang menunjukkan amarah di wajahnya.     

"Itu adalah Wakil Kepala Sekolah Hu Gan. Selain Kepala Sekolah, ia juga adalah orang yang memiliki kuasa terbesar di Akademi Luar. Jangan menentangnya, jika tidak, akan merugikan bagimu, jika kau membawa kesan yang buruk." Suara Xun Er yang lembut mendadak terdengar di telinga Xiao Yan.     

Xiao Yan sedikit mengangguk. Matanya terpaku sekejap di tubuh Wu Hao di dalam arena sebelum ia menunduk dan perlahan duduk kembali.     

"Wu Hao, kau juga mundurlah. Besok adalah hari terakhir Kompetisi Kualifikasi. Ketika waktunya tiba, pasti akan ada kesempatan untuk kalian semua bertarung melawan satu sama lain!" Setelah melihat Xiao Yan mundur, mata Hu Gan terarah kepada sosok berjubah merah darah di arena dan berteriak.     

Wu Hao sedikit mengernyitkan alisnya ketika ia mendengar Hu Gan berteriak. Namun, matanya menatap serius ke arah Xiao Yan yang duduk di balkon penonton. Xiao Yan juga menatapnya balik tanpa perubahan di raut wajahnya. Setelah mereka saling bertukar pandang untuk beberapa saat, Wu Hao menggoyangkan tangannya dan pedang berat berwarna darah tersimpan di cincin penyimpanannya. Suara yang serak perlahan terdengar, "Aku harap kau tidak mengecewakanku besok. Aku tidak ingin melihat orang yang telah ditunggu-tunggu oleh Xun Er, ternyata adalah seseorang yang tak berguna."     

Xiao Yan tersenyum samar, tetapi tidak menjawab. Setelah Wu Hao berbicara, ia juga tidak berlama - lama berdiam di sana. Ia berbalik dan berjalan keluar dari arena.     

Melihat Wakil Kepala Sekolah telah membatalkan paksa sebuah pertarungan sengit yang akan terjadi, para murid di balkon penonton seketika menggelengkan kepala mereka dengan kecewa.     

"Baiklah. Kompetisinya akan dilanjutkan." Hu Gan memerintah, setelah melerai mereka berdua dengan sebuah lambaian tangan.     

Ketika suara itu terdengar, nama - nama sekali lagi dibacakan dari kursi para juri.     

Selama sepuluh pertarungan yang berlangsung setelah itu, Xiao Yan akhirnya menyaksikan sendiri pertarungan Xun Er. Namun, setelah mengamati untuk beberapa saat, ia menggelengkan kepalanya tak berdaya. Sudah jelas bahwa gadis ini hanya menunjukkan sebagian kekuatannya untuk melawan musuhnya. Meskipun begitu, ia meraih kemenangannya yang sudah diharapkan hanya setelah sepuluh serangan.     

Mata Xiao Yan mengamati Xun Er yang begitu menggoda, yang telah menyingkir dari arena dan ia memutar matanya. Melihat aksinya, niat Xiao Yan untuk menganalisa kekuatan aslinya selama bertarung, menjadi terhapuskan.     

Tidak lama setelah Xun Er bertarung, Bai Shan dan wanita muda berbaju merah juga maju untuk bertarung. Mereka berdua memang pantas disebut dalam daftar nama yang disebutkan Instruktur Ruo Ling agar Xiao Yan berhati - hati. Musuh Bai Shan dan wanita itu adalah masing - masing seorang Dou Shi bintang enam dan Dou Shi bintang tujuh. Dou Shi bintang enam yang telah menghadapi Bai Shan, bernasib sedikit lebih baik. Setelah lebih dari sepuluh kali saling serang dengan Bai Shan, ia memilih untuk mengaku kalah dan berakhir meninggalkan arena tanpa terluka.     

Di sisi lain, lawan dari wanita muda berbaju merah itu sangat tidak beruntung. Kedua orang itu telah selesai melakukan tata cara sopan santun di awal dan sebelum suara juri selesai berkata 'mulai', wanita muda berjubah merah sudah muncul di depan lawannya dengan cara yang aneh. Telapak tangannya yang melaju lembut membawa sebuah tenaga kuat yang membuat raut wajah orang - orang berubah drastis. Dengan sebuah tamparan, ia menghantam dengan keras Dou Shi bintang tujuh itu hingga keluar arena, yang bahkan memiliki mantel Dou Qi. Setelah itu, lawannya tersebut terus menggelinding di tanah sejauh sepuluh meter sebelum ia terhenti dengan begitu menyedihkan.     

Di balkon penonton, perasaan terkejut tanpa sadar muncul di wajah Xiao Yan ketika ia melihat aksi wanita muda berjubah merah tersebut, yang membuat beberapa orang terbungkam.     

Setelah Bai Shan dan wanita berjubah merah itu berpartisipasi, tidak banyak situasi yang menarik di sisa kompetisi. Oleh karena itu, setelah Xiao Yan, Xun Er telah mengamati beberapa babak, mereka memilih untuk menjadi yang pertama meninggalkan stadion yang berisik itu. Xiao Yan dan Xun Er perlahan berjalan di dalam akademi, menikmati momen hangat kesendirian mereka berdua ini, sesuatu yang tidak mereka rasakan selama dua tahun terakhir ini.     

Langitnya berangsur - angsur menggelap. Xiao Yan dan Xun Er sekali lagi kembali ke rumah yang anggun milik Instruktur Ruo Ling itu. Ketika mereka kembali ke rumah kali ini, mereka bertemu seseorang yang tak asing, yang begitu diingat oleh Xiao Yan dahulu.     

Terdapat seorang wanita muda yang berdiri dengan menawan di ruang keluarga. Sebuah baju ungu pucat dan sebuah rok pendek yang menyatukan kedua kakinya, sungguh menunjukkan kelincahan dan energi dari wanita muda itu. Wajahnya, yang mempesona dan menunjukkan karakter yang polos, kini tampak lebih penuh dengan aura menggoda. Matanya yang besar dan berair tampak seperti dapat berbicara.     

Wajah wanita muda itu penuh dengan senyuman ketika ia memandang kemari. Ia tampaknya dapat bergaul dengan baik di dalam akademi. Tentu saja, dengan penampilannya, akan ada banyak orang yang akan merayunya kemanapun ia pergi. Namun, wanita muda ini, yang biasanya tampak sangat tenang di depan para lelaki, dengan gelisah berdiri ketika ia melihat Xiao Yan masuk. Ia dengan malu - malu memanggil 'Kakak Sepupu Xiao Yan'.     

Setelah Xiao Mei berdiri di depannya untuk beberapa saat, Xiao Yan memandang wajah itu, yang bahkan tampak lebih cantik daripada dulu dan kini, penuh dengan aura mengggoda. Ia tersenyum dan mengangguk, tetapi tidak merasa terlalu hangat. Dahulu, ketika ia menjadi orang yang tidak berguna, wanita muda di depannya itu memilih untuk menghindarinya, yang benar - benar menyakiti dirinya dulu. Oleh karena itu, Xiao Yan memiliki rasa tidak suka yang besar terhadapnya. Meskipun setelah dua hingga tiga tahun, ketidaksukaan itu telah memudar cukup banyak, Xiao Yan tidak menunjukan raut muka yang terlalu hangat. Ia menemani Xun er, Xiao Yu, dan yang lainnya untuk mengobrol dengan Xiao Mei di ruang keluarga untuk sementara waktu, sebelum mencari - cari alasan untuk berdiri dan kembali ke ruangannya.     

Para gadis duduk di sofa lembut dan memandang punggung Xiao Yan ketika ia perlahan naik ke lantai berikutnya. Xiao Mei menggigit bibirnya dengan erat. Matanya penuh dengan rasa cemas dan penyesalan. Setelah melakukan kesalahan itu, tidak ada lagi kesempatan untuk berbaikan dengannya. Dahulu, sebelum Xiao Yan menjadi orang yang tidak berguna, hubungan di antara Xiao Mei dan Xiao Yan tanpa basi - basi, bisa dikatakan dapat dibandingkan dengan hubungan Xiao Yan dan Xun Er. Namun… semenjak sang jenius jatuh dari langit, ia memilih rute yang berlawanan arah dengan Xun Er. Xun Er masih saja berada di sampingnya dan tidak pernah mengkhianatinya, sementara ia bersikap realistis dan membuat sebuah batasan yang meghancurkan hati di antara mereka berdua…     

Bahkan, batasan itu masih memiliki garis retakan sampai sekarang, bagaimanapun ia berusaha untuk menebusnya.     

Xun Er hanya bisa terdiam ketika ia memandang raut muka Xiao Mei yang suram. Ia sangat mengerti Xiao Yan. Pria ini, yang tampaknya lembut, sebenarnya angkuh tiada banding di dalam hatinya dan Xiao Mei telah menyakitinya dahulu. Terlepas apakah ia melakukannya dengan sengaja atau tidak, ia akan kehilangan kesempatan selamanya untuk memperbaiki hubungan di antara mereka berdua.     

Bagaimanapun juga, sebaik apapun seseorang yang telah menyakitinya di masa lalu memperlakukannya sekarang, ia akan kesulitan untuk menerima orang yang menyakitinya itu. Saat ini, Xiao Mei adalah orang seperti itu dan Nalan Yanran juga. Dahulu, ketika Xiao Mei telah memilih untuk mengasingkan Xiao Yan dan juga ketika Nalan Yanran datang ke klan Xiao untuk membatalkan pertunangan, Xun Er mengatakan satu kalimat, "Aku harap kau tidak akan menyesali hal ini di masa depan…"     

Saat ini, kedua wanita itu, yang pernah menyakiti Xiao Yan, memang menyesali tindakan mereka. Namun, sekarang sudah terlambat. Lelaki dengan hati yang angkuh ini tidak lagi akan menyentuh sesuatu yang telah meninggalkannya, ataupun ia akan berpikir bahwa hal itu akan berguna untuknya.     

Xun Er tiba - tiba menghembuskan nafas ketika ia memikirkan hal ini. Ia sedikit bergembira karena pilihannya dulu. Jika tidak, seberapa hebat pun dirinya, kemungkinan besar, ia tidak akan menembus hati pria itu.     

Cahaya bulan yang samar menyebar ke dalam ruangan sunyi itu dari jendela. Xiao Yan duduk bersila di atas kasur. Terdapat gejolak di udara di sekitarnya. Benang - benang energi mengikuti pernafasannya dan masuk ke dalam tubuhnya. Setelah itu, energi itu termurnikan menjadi Dou Qi dan tersimpan di dalam Kristal Dou di vortex miliknya.     

Pelatihan itu berlangsung selama tiga jam. Baru setelah itu Xiao Yan perlahan membuka matanya. Sebuah gumpalan api berwarna hijau melintas di biji matanya yang gelap. Lalu dengan sigap menghilang.     

"Ada kenaikan jumlah Dou Qi di dalam Kristal Dou. Berdasarkan kecepatan ini, aku seharusnya bisa mencapai Da Dou Shi bintang enam jika diberi waktu sepuluh hari lagi." Xiao Yan mengepalkan tinjunya ketika ia dengan pelan menggumam.     

"Ah, kekuatanku masih jauh dari cukup…" Xiao Yan memberengut dan mengayunkan tangannya. Sebuah kepingan giok kuno muncul di tangannya. Kepingan giok itu berwarna hijau pucat. Terdapat sebuah titik cahaya yang perlahan terpancar di dalamnya. Titik cahaya ini mewakili nyawa ayah Xiao Yan, Xiao Zhan. Jika titik tersebut menyala, itu berarti, nyawa ayahnya tidak berada di dalam bahaya apapun, jika titik cahaya tersebut menghilang, itulah momen dimana Xiao Zhan, termasuk rohnya, telah dimusnahkan.     

Xiao Yan memegang kepingan giok kuno itu, Ia merasa bingung dan sedih. Ketika ia masih muda, terlepas apakah ia merupakan seorang yang jenius ataupun orang yang tak berguna, ayahnya tidak pernah memandangnya sebagai tidak berguna. Ketika ada mata yang mencemooh Xiao Yan ketika ia masih kecil dan terluka, ayahnya akan tersenyum dan menepuk pundak anak kecil itu dan memberitahunya bahwa seorang lelaki harus kuat. Air mata dan perasaan putus asa tidak akan membuat siapapun menjadi seorang yang kuat.     

Semuanya ini membuat Xiao Yan, yang memiliki roh yang matang lain untuk menerimanya, menganggap ayahnya begitu penting di dalam hatinya.     

"Ayah, aku akan menemukanmu!" Xiao Yan menggenggam kepingan giok itu dengan erat di dalam tangannya. Matanya perlahan menjadi lebih dingin. Terlepas dari makhluk kuat apa yang menangkap ayahnya, ia akan membuat mereka membayar di masa depan!     

Ketika emosi bergejolak di dalam hatinya, sebuah lidah api hijau muncul dari telapak tangannya. Kemunculan tiba - tiba api hijau ini membuat Xiao Yan terkejut. Seketika, raut mukanya berubah drastis. Dengan sebuah pemikiran, api hijau itu dengan cepat menghilang. Xiao Yan bergegas menjulurkan tangannya, yang ia gunakan untuk menggenggam kepingan giok tadi. Namun, ia tertegun saat menyadari bahwa kepingan giok kuno itu, yang awalnya ia pikir sangatlah lemah, ternyata dapat menahan suhu mengerikan dari 'Api Inti Teratai Hijau'.     

"Ini…" Perasaan terkejut melintas di mata Xiao Yan. Untuk pertama kalinya, ia meneliti dengan cermat kepingan giok kuno ini, yang selalu diwariskan di dalam klan Xiao. Menurut Tetua, kepingan giok ini adalah benda tua yang hanya bisa dibawa oleh pemimpin klan. Bahkan, mereka tidak begitu mengerti tentang benda ini.     

Mata Xiao Yan dengan cermat mengamati kepingan giok kuno tersebut. Ia menggunakan cahaya bulan dan mendadak menyadari bahwa di bawah sinar rembulan, kepingan giok ini tampaknya memiliki tanda misterius yang sangat rumit. Mata Xiao Yan mengamati hal itu untuk waktu yang lama hingga ia merasa pusing.     

Setelah menggelengkan kepalanya, Xiao Yan mengguncangkan kepalanya, untuk menghilangkan perasaan itu dari pikirannya. Ketakjuban di hatinya menjadi lebih besar setelah pengamatannya itu. Kepingan giok ini tampaknya tidak hanya untuk menyimpan secuil roh pemimpin klan, seperti yang ia kira. Tangan Xiao Yan bergerak di sepanjang tepian kepingan giok itu dan perlahan mengusapnya. Beberapa saat kemudian, jarinya mendadak menjadi kaku. Ketika ia mengusap ke atas dan ke bawah di sepanjang ujung atas kepingan giok tersebut, ia menyadari bahwa sisi tepi benda itu berbeda dari sisi lainnya. Sisi lainnya terbentuk secara alami, tetapi titik ini tampak seperti sebuah sebuah giok utuh yang dibelah dengan paksa.     

"Sebenarnya, apa benda ini? Tampaknya aku hanya bisa bertanya kepada beberapa tetua ketika aku kembali ke klan Xiao. Klan Xiao sepertinya memiliki beberapa benda yang tidak diketahui oleh para generasi muda." Keraguan muncul di dalam hati Xiao Yan. Ia menatap kepingan giok kuno itu untuk waktu yang lama, tetapi tidak menemukan apapun. Ia hanya bisa menggeleng kepalanya tak berdaya ketika ia dengan berhati - hati mengembalikan kepingan giok itu ke dalam cincin penyimpanannya.     

Tidak lama setelah Xiao Yan menyimpan kepingan giok itu, cincin hitam yang gelap di jarinya sedikit bergetar. Seketika, sosok ilusi dari Yao Lao perlahan melayang keluar.     

"Aku tidak merasakan keberadaan 'Api Surgawi' di Akademi Jia Nan." Yao Lao berkata dengan kecewa ketika ia keluar.     

"Uh?" Berita buruk yang baru saja datang itu membuat raut wajah Xiao Yan berubah seketika. Ia memberengut dan berbisik, "Tidakkah guru bilang bahwa mungkin kita akan menemukan informasi tentang 'Api Jantung Gugur' di Akademi Jia Nan ini?"     

"Dulu, aku memang menemukan keberadaan 'Api Surgawi' di daerah yang termasuk dalam Akademi Jia Nan. Namun sekarang, aku tidak merasakan hal itu lagi." Yao Lao tertawa kecut.     

"Jangan bilang benda itu jatuh ke tangan orang lain?" Raut wajah Xiao Yan menjadi sedikit buruk. 'Api Jantung Gugur' adalah faktor kunci untuk lonjakkan kekuatannya.     

"Aku rasa tidak begitu. Meskipun aku tidak bisa merasakan keberadaan tepatnya dari 'Api Jantung Gugur', daya tarik di antara 'Api Surgawi' membuatku bisa menggunakan 'Api Pembeku Tulang' untuk samar - samar merasakan bahwa masih ada sisa keberadaan dari 'Api Jantung Gugur' di dalam radius beberapa ribu kilometer dari akademi.     

"Ribuan kilometer… sampai kapan kita akan menemukannya?" Xiao Yan mengangkat ujung mulutnya.     

"Aku rasa dengan kekuatan para orang tua di dalam Akademi Jia Nan, tidak mungkin bahwa mereka tidak menemukan keberadaan 'Api Jantung Gugur'. Aku terus merasakan bahwa Akademi Dalam ada sedikit hubungannya dengan masalah ini…" Yao Lao berbicara perlahan.     

"Akademi Dalam?" Xiao Yan terkejut.     

"Ya, Akademi Dalam adalah inti sejati dari Akademi Jia Nan. Jika kau bisa menembus masuk ke dalamnya, aku rasa kita seharusnya bisa mendapatkan informasi mengenai 'Api Jantung Gugur'. Yao Lao terdiam untuk beberapa saat sebelum ia menyarankan.     

"Ah, aku akan mencoba yang terbaik…" Xiao Yan menghela nafas. Karena ia telah sampai di Akademi Jia Nan, sudah sewajarnya jika ia tidak pergi tanpa membawa apa - apa.     

"Ah, aku akan jarang muncul kedepannya. Ada seseorang yang kuat yang menyembunyikan dirinya di sekitar pacarmu itu. Tidak mudah bagiku untuk muncul terlalu lama dan tetap tidak ditemukan…" Setelah Yao Lao mengatakan hal ini, tubuhnya bergoyang dan masuk ke dalam cincin hitam tadi.     

Xiao Yan sedikit mengernyitkan alisnya ketika Yao Lao menghilang. Ia mendongak dan menatap bulan yang bersinar di luar jendela, sembari menggumam, "Akademi Dalam? Apakah tempat itu sungguh - sungguh memiliki 'Api Hati Gugur?"     

"Aku harap tempat itu tidak mengecewakanku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.