Perjuangan Menembus Surga

Menghancurkan Segel



Menghancurkan Segel

2Di sebuah hutan yang luar biasa lebat, meskipun terkadang akan ada cahaya yang meresap menembus celah - celah dan menyebar ke dalamnya, masih sulit untuk menghilangkan kegelapan di dalam hutan tersebut. Kemungkinan, suasana menekan yang ada akan sulit untuk ditahan ketika berjalan di tempat seperti itu.     

Hentakan langkah - langkah kaki tergesa - gesa tiba - tiba terdengar di dalam hutan yang tenang ini. Seketika, sekelompok besar sosok - sosok hitam yang tidak jelas muncul di suatu sudut hutan. Sosok - sosok hitam ini berjalan dengan sangat diam - diam, dan jelas merupakan tangan - tangan tua yang sangat berpengalaman. Ketika mereka berjalan, tatapan mata mereka dengan berhati - hati menyapu ke sekitar sudut - sudut gelap. Di 'Daerah Pelosok Hitam' ini, seseorang harus selalu mengingat kata 'waspada' di dalam benaknya setiap saat, siapapun orang itu. Sesuatu seperti sebuah perahu yang tenggelam di selokan terjadi hampir setiap hari. Jika seseorang ingin hidup lebih lama, ia harus selalu mempertahankan keadaan waspada.     

TL: perahu yang tenggelam di selokan – sesuatu yang tidak mungkin atau yang seharusnya tidak terjadi     

"Krek!"     

Sebuah ranting kering di atas tanah di mana sesosok manusia mendarat tiba - tiba retak ketika mereka berjalan. Suara jernih ini bergema di seluruh hutan yang sunyi itu dan suaranya luar biasa menusuk telinga.     

Sosok - sosok yang sedang berjalan itu mendadak berhenti karena suara ini. Pemimpin mereka adalah seseorang berjubah hitam. Tatapannya gelap dan tegas saat menatap rekannya yang telah memijak ranting yang patah itu. Ketika ia melambaikan tangannya dan hendak memerintah kelompok itu untuk terus maju, telinganya mendadak mendengar suara dedaunan yang bergerak. Wajahnya seketika berubah ketika ia berteriak dengan tegas, "Berhati - hatilah!"     

"Siu! Siu!"     

Teriakannya baru saja terdengar, ketika panah - panah mendadak datang melesat dari hutan hitam gelap dari segala arah, menyerang regu ini hingga formasinya benar - benar kacau. Pepohonan di sekitar mendadak berguncang setelah hujan panah tersebut. Seketika, orang - orang yang juga mengenakan jubah hitam bergegas keluar secepat kilat. Akhirnya, mereka mengangkat pedang mereka yang bersinar. Mereka tidak bertele - tele. Hanya niat membunuh dingin kelam yang memenuhi hutan ini yang ada.     

"Berhati - hatilah, lawan mereka!"     

Hati dari pemimpin berjubah hitam itu seketika terasa putus asa saat melihat pasukan sosok hitam yang menyerang tanpa sedikitpun suara tadi dan yang tubuhnya penuh dengan bau darah yang sangat pekat. Sekilas, dapat dilihat bahwa unit yang sangat terlatih itu sering bertarung dan sangat berpengalaman. Bahkan, dilihat dari kecepatan bergegas sosok - sosok hitam ini, jelas bahwa kekuatan mereka cukup besar. Sebenarnya kekuatan kuat semacam itu termasuk dalam faksi apa?     

Sosok - sosok hitam ini sangat gesit dan lincah. Hanya dalam beberapa kali lesatan, mereka langsung menusuk formasi dari sosok berjubah hitam tadi layaknya sebuah pedang. Pedang yang bersinar dingin dan membawa suara rendah itu akan muncul setiap kali hal itu memotong tubuh. Suara ini menyebabkan hati pemimpin tadi menjadi semakin putus asa.     

Pemimpin itu mencabut pedangnya dari pinggangnya dan memukul mundur beberapa sosok hitam yang telah melesat mendekat tanpa suara. Akan tetapi, harga yang harus ia bayar adalah sayatan di antara ibu jari dan telunjuknya, menyebabkan tangannya itu penuh dengan darah. Ketika mengambil kesempatan yang ada untuk mundur, tatapan matanya menatap pasukannya yang telah dilanda kematian dan cedera serius kurang dari semenit. Keterkejutan seketika melintas di matanya, saat ia berlagak berani dan berteriak, "Kau bahkan berani menyentuh seseorang dari 'Aliansi Hitam'. Apakah kau cari mati?"     

Di hadapan teriakannya itu, jawaban yang ia terima adalah beberapa tebasan pedang yang membawa bercak darah.     

Tubuh ketua berjubah hitam ini berguling di atas tanah secara menyedihkan. Kakinya menginjak tanah dan ia tetap berada di dekat tanah saat ia melesat keluar dari hutan itu. Kecepatan itu sangatlah cepat. Bahkan, sosok - sosok hitam di belakangnya tidak dapat mengejarnya.     

Ketika sosok berjubah hitam itu hendak kabur dari hutan, sebuah hawa berdarah tiba - tiba terdengar di samping telinganya. Seketika, punggungnya menyusut saat tenaga ganas itu melayang turun, menghantam sosok itu dengan keras ke tanah.     

"Grek!"     

Orang berjubah hitam itu menyemburkan seteguk darah segar setelah menerima pukulan sekeras itu. Ia berpaling dengan kesulitan dan melihat sesosok manusia yang seluruh tubuhnya dibungkus oleh jubah hitam besar.     

"'Aliansi Hitam' tidak akan membiarkan kalian semua kabur!" Orang berjubah hitam itu memuntahkan seteguk darah dan berbicara dengan nada yang kelam.     

"Jumlah orang dari 'Aliansi Hitam' yang telah mati di tanganku sudah masuk tiga digit." Suara yang mengandung aroma darah pekat perlahan terpancar dari jubah hitam. Seketika, ia dengan lembut menekan kakinya ke bawah dan sebuah tenaga menggelora keluar, sebelum menghantam pria berjubah hitam tadi, membunuhnya dengan satu kali serangan.     

Sembari sosok hitam itu menendang pria berjubah hitam yang sudah mati itu ke samping, sosok hitam lainnya dengan cepat melompat maju, sebelum menggeledah tubuh pria berjubah hitam. Sesaat kemudian, ia mengeluarkan sebuah surat dari kantong depan mayat itu dan dengan hormat menyerahkannya kepada orang misterius di sebelahnya, yang sekujur tubuhnya memancarkan aroma darah pekat.     

Pria misterius berjubah hitam itu merobek amplop tersebut dan perlahan membuka surat tadi. Sesaat kemudian, ia tertawa dengan suara yang dingin dan kelam, "Sungguh tidak terduga bahkan 'Geng Singa Liar' telah bergabung dengan 'Aliansi Hitam'. Apakah tangan mereka telah mencakup tempat ini?"     

"Selama dua tahun ini, para ahli dari Akademi Jia Nan berulang kali keluar untuk mencari masalah dengan para ahli yang berpartisipasi dalam penyergapan Akademi Jia Nan dahulu. Untuk bisa melawan Akademi Jia Nan, Han Feng itu mendirikan 'Aliansi Hitam'. Kini, kekuatan 'Aliansi Hitam' menjadi semakin besar. Bahkan Akademi Jia Nan tidak bisa melakukan apapun terhadap hal itu. Dilihat dari aksi Han Feng, aku rasa, ia berniat memperluas 'Aliansi Hitam' ke seluruh 'Daerah Pelosok Hitam'. Ketua, mereka akan menemukan bahwa kita berulang kali mencari masalah dengan mereka. Sepertinya, kita harus mengganti lokasi kita lagi." Sesosok hitam melesat muncul. Suaranya agak parau ketika ia berbciara.     

"Ya." Pria berjubah hitam yang sekujur tubuhnya penuh dengan aura berdarah, membenarkan apa yang ia katakan, dengan suara samar. Ia melambaikan tangannya dan seketika berjalan ke pintu keluar hutan. Sosok - sosok hitam di dalam kegelapan melesat di belakangnya. Sekilas, sepertinya ada lebih dari seratus orang. Orang - orang ini semuanya diam - diam mengikuti di belakang pria berjubah hitam itu dengan ketat. Langkah kaki mereka terdengar layaknya bersumber dari satu orang saja.     

Cahaya matahari samar menyebar turun saat keluar dari hutan yang gelap itu. Pria berjubah hitam tadi mendongak dan menunjukkan wajah yang tak asing, penuh dengan kekejaman. Orang ini ternyata adalah kakak ke-dua Xiao Yan, Xiao Li.     

Pada saat ini, sekujur tubuh Xiao Li penuh dengan aroma darah yang pekat. Raut mukanya cuek dan matanya tidak menunjukkan emosi. Yang terpenting, aura yang menyebar dari tubuhnya ternyata sebanding dengan seorang Dou Wang ahli. Sulit dibayangkan bahwa ia ternyata mampu melompat dari kelas Da Dou Shi ke Dou Wang hanya dalam dua tahun singkat. Akan tetapi, jika seseorang mengamatinya dengan cermat, akan ditemukan bahwa terdapat seuntaian aura kematian di kening Xiao Li. Agak aneh bahwa aura kematian semacam itu muncul pada wajah pemuda yang semuda itu. Mungkin, hal ini ada hubungannya dengan peningkatan cepat kekuatannya.     

"Kalian semua harus kembali dahulu."     

Xiao Li berbicara pelan. Sosok hitam yang berjumlah lebih dari seratus di belakangnya seketika mengangguk dengan hormat. Tubuh mereka perlahan mundur ke dalam kegelapan. Seketika, mereka benar - benar menghilang di tengah suara kecil.     

Ketidak acuhan di wajah Xiao Li akhirnya rileks perlahan, setelah semua orang telah benar - benar menghilang. Ia sedikit menoleh dan matanya memandang ke arah utara di kejauhan. Arah itu adalah di mana Akademi Jia Nan terletak. Di sanalah Xiao Yan telah berubah menjadi abu.     

Xiao Li merasakan rasa sakit di dalam dadanya, saat ia mengingat saudaranya yang tersenyum cerah itu. Sebelum ia datang ke 'Daerah Pelosok Hitam', kakak lelakinya Xiao Ding telah berkata ia bisa mati, tetapi saudara ketiganya tidak! Hanya dengannya klan Xiao bisa diselamatkan. Namun, kini…     

Cahaya ganas yang seperti binatang buas mengkilat di dalam mata Xiao Li. Sesaat kemudian, sebuah senyum buas terangkat dari sudut mulutnya, saat ia berbicara dengan suara rendah yang pekat, "Xiao - yan - zi, yakinlah kakak kedua tidak akan membiarkan orang - orang yang membuatmu mati itu kabur. Aku akan membunuh mereka selama sisa hidupku!"     

Tawa pekat perlahan bergema. Namun, tubuh Xiao Li diam - diam lenyap layaknya hantu.     

…     

Dunia magma yang sunyi senyap masih benar - benar merah terang. Suhu panas yang ada membuat tempat ini benar - benar tak bernyawa!     

"Bum!"     

Magma di dunia yang mati dan sunyi ini mendadak terbelah. Sebuah gelombang kabut putih bangkit dan dua sosok bergegas melesat dengan meledak - ledak dari dalam.     

Satu sosok berada di depan, sementara satunya di belakang. Sekilas, sepertinya yang dibelakang sedang mengejar yang di depan dengan tujuan membunuh. Hal ini karena, banyak sekali pilar energi warna - warni yang luar biasa kuat, yang membawa hawa membunuh tajam, melesat secara eksplosif selama pengejaran itu. Sosok manusia di depan jelas sangat ketakutan terhadap pilar energi warna - warni ini. Bahkan, dengan tubuhnya berada dalam keadaan yang sangat menyedihkan, ia masih menghindari dengan tipis pilar - pilar itu satu per satu.     

Energi berwarna tujuh yang meleset, terlontar ke dalam dunia magma. Seketika, suara ledakan yang mengguncang tanah melesat ke magma yang luas itu.     

"Kau sudah selesai atau belum? Aku tidak berdebat denganmu karena kau adalah seorang wanita. Jangan salahkan aku jika aku berbalik melawanmu karena kau terus menggangguku!" Pemuda yang mengenakan jubah hitam itu kembali menghindari sebuah serangan tajam saat ia berteriak marah.     

Sosok cantik yang menyihir itu benar - benar tak menghiraukan teriakan murka pemuda ini. Wajah cantiknya yang dingin dan mempesona penuh dengan hawa dingin. Matanya penuh dengan niat membunuh. Dari sikapnya, sepertinya ia memiliki perseteruan dengan pemuda itu, yang secara mutlak tidak dapat didamaikan.     

"Aku bilang saat aku memulihkan kekuatanku, hal pertama yang akan kulakukan adalah merobekmu menjadi sepuluh ribu potongan!" Sosok cantik itu menggertakkan giginya dan berbicara dengan suara yang dingin.     

"Kakak, aku juga korban. Aku benar - benar tidak ada akal sehat di dalam situasi semacam itu. Tolong ampuni aku. Kita bisa menganggapnya seperti tak terjadi apapun. Aku pasti tak akan memberitahu siapapun." Wajah Xiao Yan penuh dengan kepahitan saat ia mengepalkan tangannya ke arah Ratu Medusa dan berbicara.     

"Dalam mimpimu!" Ratu Medusa seketika menjadi sangat murka saat mendengar hal ini. Ia melambaikan tangannya dan energi tujuh warna menggelora keluar secara eksplosif.     

"Ratu Medusa, jangan kau berani berlebihan. Jangan salahkan aku jika aku bersikap tidak sopan jika kau melanjutkannya!" Mata Xiao Yan menatap dengan marah saat ia menggoyang tangannya. Sebuah api hijau tua yang seperti api hantu samar muncul di telapak tangannya. Dunia magma seketika mulai menjadi ganas saat gumpalan api hijau gelap itu muncul. Magma mulai bergejolak sebelum akhirnya berhenti di bawah kaki Xiao Yan layaknya ombak samudra. Sekilas, hal itu tampak seperti Xiao Yan sedang berjalan di atas ombak. Akan tetapi, ini bukanlah ombak samudera, melainkan sebuah ombak yang terdiri dari magma.     

Bahkan dengan kekuatan Ratu Medusa, raut mukanya terpaksa berubah saat melihat bangkitnya ombak magma itu. Ia juga jelas paham bahwa keparat di depannya ini telah menundukkan 'Api Jantung Gugur'. Melawannya di dalam lingkungan seperti ini tidak akan berakibat baik baginya, meskipun ia telah memulihkan kekuatannya hingga ke puncak. Terlebih lagi, ia sungguh kesulitan untuk benar - benar menyerang Xiao Yan. Ia menyimpulkan bahwa ini adalah efek samping dari peleburan dengan 'Python Penelan Surga'. Jika tidak, dengan wataknya yang biasanya, ia pasti akan merobek keparat yang telah melecehkannya ini, meskipun ia bertarung hingga mereka berdua cedera serius.     

Xiao Yan hanya menghela nafas lega ketika ia melihat bahwa Ratu Medusa telah menjadi jauh lebih tenang daripada sebelumnya. Ia menyeka keringat di keningnya dan tersenyum kecut di dalam hatinya. Sialan. Hal sial apa yang telah terjadi? Pikirannya benar - benar di dalam keruh, saat melihat ular cantik ini…     

"Mari kita jangan terus bertarung sendiri. Kau tidak ingin terus berada di tempat ini selamanya kan?" Xiao Yan mengangkat pundaknya menuju Ratu Medusa dan menunjuk ke arah atas. "Dengan kekuatanmu sendiri, akan agak sulit untuk menghancurkan segelnya. Seharusnya lebih mudah jika kita bekerja sama. Bagaimana?"     

Sebuah kilatan berkerlip di mata Ratu Medusa, sebelum ia mengangguk dengan wajah dingin sesaat kemudian. Ia telah memutuskan, setelah ia meninggalkan tempat sialan ini, ia pasti akan membuat bajingan ini membayar harga karena telah mengotorinya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.