Mendobrak Menara dan Melarikan Diri
Mendobrak Menara dan Melarikan Diri
Xiao Yan juga pernah dengar tentang aktivitas semacam itu ketika ia dulu berada di akademi. Akan tetapi, ia jarang berpartisipasi di dalamnya. Ini karena, ia tidak perlu khawatir mengenai 'Energi Api', mengingat statusnya yang luar biasa kaya. Tentu saja, ia tidak perlu bersaing dengan banyak orang untuk sebuah ruangan pelatihan.
Setelah perubahan kebijakan Akademi Dalam selama dua tahun ini, jumlah orang di Akademi Dalam telah berangsur - angsur meningkat pesat. Karena itu, kerumunan di Akademi Dalam tentu saja bukanlah sesuatu yang bisa dibandingkan dengan masa lalu.
Karena hal ini, terdapat regu - regu yang mulai datang satu per satu ke 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' tidak lama setelah lonceng pagi berbunyi. Ketika matahari tergantung di langit, lapangan terbuka di luar menara sudah dipenuhi orang - orang.
Saat ini, daerah sekitar menara telah dibangun ulang menjadi sebuah alun - alun besar. Bagian tengah alun - alun itu adalah 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara', yang masih saja menunjukkan bagian puncaknya. Ditambah lagi, terdapat sebuah patung yang berdiri di pintu masuk menara. Patung itu sangatlah muda. Sebuah jubah hitam dan senyum hangat memperindah wajah muda dan cerah itu, membuatnya tampak sangat tampan.
Hampir semua orang di dalam Akademi Dalam telah melihat patung yang berdiri di pintu masuk ini. Karena itu, tidak ada yang menunjukkan raut muka terkejut ketika melewatinya. Terkadang, akan ada beberapa murid yang berhenti dan membungkuk memberi hormat kepada patung ini. Jika diperhatikan dengan cermat, ternyata murid - murid ini sedang mengenakan sebuah lencana di dada mereka, yang memiliki latar belakang hitam - gelap, dengan sebuah benda seperti pedang penguasa yang terukir di permukaannya. Lencana ini tidaklah asing. Hal ini karena itu adalah simbol dari 'Gerbang Pan'.
Pada saat ini, seorang wanita bertubuh tinggi sedang berdiri dengan menawan di depan patung tersebut. Tatapannya mengandung perasaan yang tak diketahui, saat ia memandang penampilan tidak asing dari patung itu dengan pikiran yang kosong. Wanita itu memiliki wajah yang cukup cantik, tetapi, yang paling menarik perhatian adalah sepasang kaki menggairahkan yang panjang dan halus itu. Beberapa orang yang lewat secara refleks akan mengalihkan tatapan mata mereka ke sepasang kaki itu. Akan tetapi, pemindaian ini sangatlah tidak jelas. Ini karena, mereka juga sangat mengerti identitas wanita ini. Seorang petinggi dari 'Gerbang Pan'. Dikatakan bahwa ia adalah kakak sepupu Xiao Yan, pendiri 'Gerbang Pan', Xiao Yu…
'Gerbang Pan'. Faksi ini saat ini tepat seperti sebuah makhluk yang benar - benar besar di dalam Akademi Dalam. Tidak ada faksi lain yang berani menantangnya. Xiao Yu, yang memiliki status yang cukup tinggi di dalamnya; tentu saja tidak ada yang berani menantangnya. Biasanya, jika ada siapapun yang menginginkannya dan berbicara dengan sikap yang kurang ajar, ia akan berakhir dengan memar - memar dan wajah bengkak di kemudian hari.
"Dasar bodoh, kau selalu saja senang tampil mengesankan. Pada akhirnya… sebuah patung, apakah ada artinya? Bisakah patung itu mengembangkan klan Xiao?" Sebuah senyum pahit muncul di wajah Xiao Yu, saat ia menghela nafas dan bergumam lirih.
Keributan tiba - tiba menyebar di kerumunan di alun - alun, sembari Xiao Yu sedang bergumam. Seketika, sebuah kerumunan besar datang menggelora layaknya banjir. Orang - orang yang datang menyerbu ini semuanya mengenakan lencana yang sama seperti yang dikenakan Xiao Yu.
Suara di seluruh alun - alun seketika menjadi semakin pelan ketika mereka melihat kelompok besar orang yang telah memaksa masuk. Ini terlebih lagi ketika tatapan mereka melihat seorang gadis kecil mengayunkan rambut ekor kuda ungu pucatnya, memimpin kelompok itu di depan. Mereka semua bergegas berpaling. Anak kecil yang seperti iblis itu adalah sebuah keberadaan yang sangat mengerikan bagi banyak orang di Akademi Dalam.s
Gadis kecil ini berlagak sombong saat ia memimpin kelompok besar orang untuk memaksa masuk ke dalam alun - alun. Ia sekilas melihat Xiao Yu di depan patung. Dengan sebuah ayunan tangan kecilnya, kelompok besar di belakangnya dengan cepat mengikuti.
"Yu - er, kau melamun di sini lagi." Ia jelas tampak seperti anak kecil, tetapi ia dengan sengaja berlagak seperti orang dewasa. Pemandangan ini membuat banyak orang ingin tertawa. Namun, selain Xiao Yu yang tertawa terbahak - bahak sembari menggelengkan kepalanya, orang - orang lainnya menutup mulut mereka rapat - rapat, takut mereka akan mengeluarkan tawa dan mengundang tinju kecil yang mengerikan itu.
"Zi Yan, apakah kau pikir… ia masih hidup?" Xiao Yu mengusap patung itu sebelum bertanya dengan senyuman.
Zi Yan terkejut ketika ia mendengar hal ini. Biji matanya yang seperti permata berubah menjadi suram, namun, ia pulih dengan cepat dan berkata, "Kemungkinan bertahan hidup setelah ditelan oleh sebuah 'Api Surgawi' sangatlah rendah."
Tampak sangat mengerti jawaban ini, wajah Xiao Yu tidak berubah banyak. Tangan lembutnya bergerak melintasi patung itu dan tertawa lirih, "Untuk alasan tertentu, jantungku terus berdegup kencang beberapa hari ini. Tampaknya ada sesuatu yang besar yang akan terjadi."
"Sesuatu yang besar akan benar - benar terjadi jika jantungmu tidak berdetak." Seorang pria dan wanita perlahan berjalan keluar setelah tawa itu terpancar dari belakang kerumunan, sebelum berbicara kepada Xiao Yu.
"Hah? Cepat, lihatlh. Ternyata Wu Hao si pedang berdarah dan Hu Jia sang wanita kayu."
"Mereka adalah lima ahli teratas di Peringkat Kuat. Biasanya sulit untuk bisa melihat mereka. Sungguh tak terduga bahkan mereka telah muncul."
Kemunculan dua orang itu seketika membuat seluruh alun - alun menjadi gaduh. Perbincangan pribadi berulang kali pecah. Jelas, orang - orang ini merasa sangat bersemangat untuk bisa melihat orang - orang yang merupakan sosok teratas yang benar - benar terkenal di dalam Akademi Dalam.
"Apa, cuti kalian berdua telah selesai?" Xiao Yu tertawa pelan saat ia memandang dua orang itu.
Wu Hao dan Hu Jia tersenyum. Dua tahun ini pun telah membuat mereka berdua menjadi jauh lebih dewasa. Mata mereka menatap ke patung di samping Xiao Yu dan senyum mereka sedikit menghilang. Mereka menghela nafas, "Untungnya, Xun Er telah pergi… jika tidak…"
Xiao Yu terdiam. Ia jelas paham mengenai hubungan di antara Xiao Yan dan Xun Er. Jika Xun Er melihatnya ditelan oleh 'Api Surgawi', kemungkinan, ia akan menderita rasa sakit seumur hidupnya. Memang agak lebih baik seperti ini.
"Gong!"
Sebuah suara gong jernih mendadak terdengar di alun - alun, sembari beberapa dari mereka terdiam, menyebabkan alun - alun yang bersisik menjadi tenang.
Suara angin kencang tiba - tiba berbunyi setelah suara gong tersebut. Seketika, beberapa sosok manusia bergegas turun dari langit, sebelum akhirnya muncul di atas sebuah panggung tinggi.
Orang yang memimpin mereka ternyata adalah Tetua Kepala, Su Qian, yang berambut putih. Di belakangnya, terdapat beberapa Tetua yang juga tua. Orang - orang yang paling menarik perhatian di seluruh tempat ini masihlah tiga orang di belakang Su Qian. Ketiga orang ini tidaklah begitu tua, tetapi mereka memiliki aura yang luar biasa. Lencana yang mereka kenakan di dada mereka menunjukkan identitas mereka. Mereka ternyata menyandang posisi para Tetua.
Seorang Tetua di Akademi Dalam membutuhkan setidaknya kekuatan seorang Dou Wang. Dari sini, bisa dikatakan bahwa tiga orang muda ini telah melangkah masuk ke kelas Dou Wang dengan umur yang semuda itu!
"Sungguh tidak terduga bahwa Lin Xiuya, Liu Qing, dan Lin Yan benar - benar tetap berada di sini. Yang lain kebanyakan telah meninggalkan Akademi Dalam untuk berkeliaran di benua ini." Wu Hao tersenyum dan berkata saat ia mengamati tiga wajah yang tidak asing di atas panggung.
"Lin Xiuya dan Liu Qing berencana untuk berlatih beberapa waktu di dalam Akademi Dalam. Lin Yan yang keras kepala itu berkata bahwa ia akan pergi bersama Xiao Yan. Karena itu…" Hu Jia dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya dan menghela nafas.
"Ia memang sangat keras kepala…" Wu Hao berkata dengan senyum kecut.
Mata Su Qian perlahan menyapu alun - alun yang sangat ramai dari panggung tinggi. Sesaat kemudian, ia terhenti pada patung di pintu masuk 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Dengan pikiran yang kosong ia bergumam, "Jika anak itu masih hidup, aku rasa, bahkan aku akan kesulitan mengalahkannya."
Lin Xiuya dan dua lainnya di belakang Su Qian menatap satu sama lain dan menganggukan kepala mereka. Bahkan dengan keangkuhan mereka, mereka hanya bisa mengagumi nama itu.
"Tetua Kepala, menurut berita yang kami dapat, 'Aliansi Hitam' telah mengundang banyak faksi lainnya untuk bergabung dengan mereka baru - baru ini. Mereka mungkin punya maksud. Kita harus waspada terhadap mereka." Seorang Tetua melangkah maju dan tiba - tiba berbicara pelan.
Su Qian mengangkat alisnya dan perlahan menganggukkan kepalanya. Ia dengan dingin tersenyum, "Han Feng itu memang cukup hebat. Hanya dalam dua tahun singkat, ia ternyata sudah bisa mendirikan 'Aliansi Hitam' untuk melawan Akademi Jia Nan kita."
Beberapa Tetua sedikit menganggukkan kepala mereka. Kemampuan mengumpulkan orang seorang ahli kimia tingkat 6 memang luar biasa. Saat ini, kekuatan 'Aliansi Hitam' adalah sesuatu yang bahkan sulit disingkirkan oleh Akademi Jia Nan. Mereka tahu bahwa 'Aliansi Hitam' telah menjadi sebuah duri di dalam hati Tetua Kepala.
"Lupakan saja, jangan bahas hal yang tidak menyenangkan di waktu seperti ini. Kita punya waktu. Mari kita tahan mereka perlahan." Su Qian mengayunkan tangannya dan berbicara dengan acuh.
"Baik."
Seluruh Tetua menjawab setelah mendengar hal ini.
"Sudah waktunya. Bersiaplah untuk membuka 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'." Su Qian mendongak untuk melihat langit saat ia berbicara.
Seorang Tetua menjawab perintah itu dan terbang turun dari panggung tinggi. Ia mendarat di luar 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' dan tangannya dengan cepat membentuk beberapa segel. Setelah itu, Dou Qi disemburkan ke pintu utama. Seketika, pintu berat hitam gelap yang tebal itu perlahan terbuka, sembari memancarkan suara berderit.
"Ingat, semua orang harus masuk dengan teratur. Tidak boleh ada perselisihan yang terjadi hari ini. Jika tidak, selama seminggu, ia akan dilara…" Mata Su Qian menyapu ke semua orang saat ia berbicara pelan. Namun, sebelum semua kata - katanya itu diutarakan, wajahnya tiba - tiba berubah karena inderanya yang tajam. Tatapannya mendadak beralih menuju 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Pada titik itu, ia jelas merasakan suhu yang luar biasa panas dengan cepat mendekat. Ia bergegas berteriak dengan tegas, "Terdapat perubahaan di menaranya. Segera tutup pintunya. Cepat!"
Teriakan mendadak Su Qian menyebabkan seluruh tempat itu menjadi benar - benar hening. Banyak sekali tatapan mata tertegun saat mereka memandang perubahan mendadak di raut muka Su Qian. Mereka benar - benar kebingungan.
Meskipun Tetua itu tidak yakin apa yang sebenarnya terjadi, ia menggunakan kecepatan tercepatnya untuk menutup pintu berat besar itu dengan ledakan, saat mendengar teriakan Su Qian yang keras.
Suhu di seluruh tempat ini mendadak meningkat tidak lama setelah pintu menara itu tertutup. Suara gemuruh yang keras, yang mirip dengan gejolak magma, perlahan mendekat bersamaan dengan aktivitas yang mengguncang tanah dan menggoyang gunung - gunung.
"Sial, ini 'Api Hati Gugur'. Apakah makhluk itu hendak meledak lagi? Semuanya, tinggalkan alun - alun ini segera!"
Raut wajah Su Qian menjadi sangat buruk saat suhu di alun - alun meningkat. Situasi sejenis ini… pernah disaksikan kala itu…
"Bum!"
Suara Su Qian baru saja terdengar, ketika suara yang sangat kencang tiba - tiba bergema. Semua orang dapat melihat bahwa 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' sedang bergetar dengan hebat.
"Bum!"
Suara keras lain terpancar. Bagian atas menara mulai menunjukkan banyak garis - garis retakan setebal ibu jari di hadapan tatapan mata Su Qian yang terkejut.
"Bum!"
Suara keras lain muncul. Garis - garis retakan seketika menyelimuti seluruh bagian atas menara. Situasi sejenis ini menyebabkan kepucatan menggelora di wajah Su Qian. Akankah kejadian kala itu kembali muncul?
"Bum!"
Selama ledakan keras terakhir, atas menara yang keras tiada bandingnya akhirnya pecah. Puncak magma merah terang mulai meledak dari menara layaknya gunung berapi meletus, sebelum menerjang menuju langit di depan banyak sekali tatapan mata tertegun dan mulai menyebar turun.
Alun - alun itu seketika menjadi kacau balau saat magma tadi menyebar turun. Namun, magma itu mendadak mengeras ketika masih berjarak beberapa meter dari tanah. Tawa jernih dan terang yang membawa kegirangan liar yang tak bisa disembunyikan, bergema di langit layaknya guntur yang berguling.
"Ha ha, aku, Xiao Yan, akhirnya keluar. Ha ha!"