Perjuangan Menembus Surga

Pertarungan Kelincahan



Pertarungan Kelincahan

0Perubahan mendadak di wanita berambut putih itu membangkitkan perhatian Yan Luo Tian di sampingnya. Ia juga terkejut. Ini pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia telah melihat wanita dingin ini menunjukkan raut wajah seperti itu.     

"Pemimpin Sekte Racun, ada apa?" Yan Luo Tian membuka mulutnya dan bertanya setelah ragu sesaat.     

Wanita berambut putih itu mengabaikan pertanyaan Yan Luo Tian. Mata abu - abu keunguannya hanya mentap dengan saksama ke arah wajah yang tersembunyi dalam di dalam ingatannya. Sebuah sinar melintas di dalam matanya. Ia sepertinya bergumul karena sesuatu. Ini berlanjut cukup lama, sebelum riak di matanya perlahan menjadi samar. Ia menghirup nafas dalam - dalam dan mata abu - abu keunguan itu kembali memulihkan keacuhannya tadi. Untuk alasan tertentu, matanya enggan berdiam di wajah Xiao Yan.     

"Aku akan serahkan dirinya kepadamu…" Wanita berambut putih itu melambaikan tangannya dan akhirnya membuka mulut untuk berbicara.     

Yan Luo Tian tersenyum dan mengangguk saat mendengar hal ini. Ia tertawa dengan ganas, "Tenang, aku akan membiarkannya merasakan kematian cepat di tanganku." Suaranya baru saja terdengar ketika ia tiba - tiba merasakan tatapan mata yang penuh dengan hawa dingin pekat yang melesat ke arahnya. Ia seketika menoleh, dan melihat mata dingin wanita berambut putih itu melesat ke arahnya.     

Bulu kuduknya seketika berdiri di kulit Yan Luo Tian saat ditatap seperti itu. Hatinya kebingungan, tetapi wajahnya dengan paksa tersenyum dengan sangat kesulitan. Ia tertawa datar, "Ada apa?"     

"Ingat, aku ingin dia hidup!" Suara wanita berambut putih itu penuh dengan ketegasan dingin.      

Yan Luo Tian seketika tertegun ketika ia mendengar hal ini. Perasaan yang aneh seketika muncul di dalam hatinya. Sejak ia mengenal pemimpin dari Sekte Racun ini, ia selalu merasa terkejut terhadap wataknya yang acuh dan tanpa perasaan. Karena itu, ia selalu takut kepadanya. Ini pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia sungguh melihatnya mengucapkan permintaan semacam itu.     

"He he, karena pemimpin Sekte Racun memiliki permintaan seperti itu, hal itu tentu saja bukan masalah. Haruskah para tentara menyerang setelah kita memulai pertempurannya? Jika kita menghancurkan benteng mereka ini, kemungkinan, semangat lawan akan jatuh. Bersamaan dengan hal itu, para ahli dari Kekaisaran Jia Ma juga akan berniat mundur. Dengan begini, kita bisa terhindar dari banyak masalah." Yan Luo Tian bergegas tertawa ketika pemikiran ini berdiam di hatinya.     

Mata wanita berambut putih itu mengkilat. Cara ini adalah niat awalnya. Namun, untuk alasan tertentu, dirinya yang sekarang agak ragu untuk melakukan hal ini. Ini karena ia tahu jika ia benar - benar melakukannya, Kekaisaran Jia Ma pasti akan menderita banyak sekali cedera dan kematian. Dirinya…     

Wanita berambut putih itu menggertakkan gigi peraknya sedikit ketika ia berbicara dengan sikap yang dingin, "Tidak perlu. Kekaisaran Jia Ma tentu saja akan gugur sendirinya tanpa kita menyerang, selama kita mengalahkan dua orang ini."     

Wanita berambut putih itu memalingkan matanya yang sedingin es setelah ia mengatakan hal ini. Jari kakinya menekan kepala elang itu dan tubuhnya seketika melayang di langit. Elang raksasa itu mengepakkan sayap raksasanya dan terbang ke samping.     

Yan Luo Tian dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya saat ia memandang wanita berambut putih yang telah turun dari kepala elang itu. Tidakkah ia harus bekerja lebih keras untuk bisa melakukan apa yang diperintahkan?     

Sosok menawan wanita berambut putih itu berdiri di udara kosong. Mata abu - abu keunguannya dengan dingin melirik Medusa saat ia berkata perlahan, "Medusa, menyerahlah. Aku akan memberikan Ras Manusia - Ular milikmu itu sebuah tempat yang memuaskan untuk ditinggali di masa depan."     

"Bermimpilah?" Medusa tersenyum mencemooh. Bagaimana orang seangkuh dirinya menerima kebaikan ini layaknya hadiah?     

"Karena kau begitu keras kepala, leluhur ini (mengacu ke seorang Dou Zong) hanya bisa menghancurkan seluruh Suku Manusia - Ularmu…" Wanita berambut putih itu tidak terganggu. Nadanya masih tenang, tetapi kata - kata yang ia ucapkan begitu kejam hingga membuat hati seseorang menjadi dingin.     

"Kau bisa datang dan cobalah!" Sebuah raut wajah yang kelam dan dingin muncul di muka Medusa. Ia juga sangat marah kepada wanita berambut putih itu.     

"Kau adalah Pemimpin Sekte dari Sekte Racun?" Xiao Yan, yang berdiri di samping, menatap wanita berambut putih itu sembari mengerutkan dahi dan bertanya dengan suara yang dalam.     

Sebuah kilauan tipis muncul di mata wanita itu ketika ia mendengar suara Xiao Yan. Ia mengarahkan matanya ke bawah sedikit dan dengan tenang bertanya, "Siapa dirimu?"     

"Ketua dari Aliansi Yan, Xiao Yan." Xiao Yan mengepalkan tangannya memberi salam dan berbicara dengan senyum tipis.     

Wanita berambut putih itu mengepalkan tangan lembutnya di bawah lengan baju ketika ia mendengar nama ini yang telah disembunyikan di dalam ingatannya. Namun, tidak terdapat banyak gejolak di dalam suaranya, "Jika Aliansi Yan menyerah, aku jamin tidak ada satupun orang yang akan terluka."     

Raut mata Yan Luo Tian, yang mengikuti di belakang wanita berambut putih itu, menjadi jauh lebih kebingungan ketika ia mendengar kata - kata ini. Tidak ada satupun orang yang akan terluka? Mengapa kata - kata ini terdengar menggelikan ketika diutarakan dari mulut iblis wanita ini, yang biasanya mati rasa saat membunuh orang? Namun, ia tampaknya agak tidak biasa hari ini…     

Sebuah pemikiran melintas di dalam benak Yan Luo Tian ketika matanya mendadak memandang pemuda berjubah hitam itu. Sepertinya, pemimpin dari Sekte Racun ini telah menjadi agak aneh ketika berhubungan dengan orang ini. Apakah ia menyukai orang ini?     

"Jika aku benar - benar menyerah, aku tidak perlu kembali dan bertemu anggota klan-ku. Kita bisa lupakan saja mengenai saran Pemimpin Sekte." Xiao Yan tersenyum samar. Senyumnya agak bersifat mengejek. Tatapan matanya kembali menatap wanita berambut putih itu. Untuk alasan yang tak diketahui, hatinya samar - samar merasakan perasaan yang akrab. Namun, ia tidak memiliki petunjuk jika ia ingin menerka - nerka. Lagipula, wanita itu sekarang tak dapat dipungkiri telah mengalami perubahan drastis dalam hal watak, penampilan, dan kesan dibandingkan dahulu.     

Mata Yan Luo Tian menjadi dingin ketika ia mendengar kata - kata Xiao Yan. Ketika ia hendak membuka mulutnya untuk menegurnya, ia mendadak mengingat sesuatu. Matanya melirik wanita berambut putih di sampingnya. Setelah ragu sesaat, ia mengurungkan niatnya untuk berbicara.     

Wanita berambut putih itu seketika menghela nafas pelan ketika ia mendengar hal ini. Sepasang mata abu - abu keunguannya berpaling menuju Medusa saat ia berbicara dengan suara yang pelan, "Orang yang mendukungmu seharusnya adalah Medusa bukan? Jika begitu, aku akan mengalahkannya dan melihat apakah kau masih akan keras kepala setelah itu."     

"Kata - kata yang tak tahu malu. Sepertinya telapak tangan yang terakhir kali itu tidak membuatmu tahu cara menahan diri!" Medusa tertawa dingin. Dou Qi agung mendadak menggelora keluar dari tubuhnya. Udara di sekitar mulai bergejolak hebat di dalam serangan mengerikan Dou Qi ini.     

Dou Qi agung itu menyebar puluhan meter di sekitar wanita berambut putih, sebelum tampak seperti menerima sebuah tenaga yang tak kasat mata dan berhenti bergerak lebih jauh lagi. Sebagian Dou Qi tujuh warna yang dengan paksa memasukinya mulai terlihat lenyap.     

Yan Luo Tian tertawa ketika ia melihat dua orang itu diam - diam telah mulai berhadapan satu sama lain. Tubuhnya bergerak dan bergegas menuju Xiao Yan. Sebuah senyum dingin muncul di mulutnya saat ia berkata, "Bocah, aku tidak menduga kau bisa menghancurkan 'Teknik Tiga Hewan Buas Ganas' dari tiga Tetua Mulan. Aku juga tertarik dengan Teknik Dou kelincahanmu itu. Aku pasti akan mempelajarinya dengan benar setelah menangkapmu."     

Mata Xiao Yan menyipit saat ia memandang Yan Luo Tian bergegas mendekat. Sayap api di punggungnya mengepak saat ia bergegas mundur. Dibandingkan tiga Tetua Mulan, orang ini tak dapat dipungkiri sedikit lebih merepotkan. Lagipula, ia adalah seorang Dou Zong elit sejati. Kekuatannya itu miliknya sendiri dan ia bisa menggerakkannya sesuka hati.     

Tubuh Xiao Yan baru saja mundur ketika sebuah sinar emas mendadak menjadi lebih terang di punggung Yan Luo Tian. Sepasang sayap emas yang setidaknya seukuran dua puluh meter dengan cepat menyebar memisah. Sayap itu sedikit mengepak, dan angin liar mendesing. Kecepatannya mendadak telah melonjak. Dalam waktu yang singkat, ia ternyata telah muncul di sebelah Xiao Yan. Ia mengepakan sayap angsa raksasa itu dan banyak sekali sinar emas melesat ke segala arah. Sebuah angin kuat merobek udara dan sebuah desingan yang memekakan telinga menggema tanpa henti melintasi langit.     

Raut wajah Xiao Yan berubah saat ia merasakan bahwa setiap bagian tubuhnya diselimuti oleh sebuah angin dingin pekat. Hatinya bergerak dan sebuah api hijau giok ganas mendadak menggelora keluar dari tubuhnya. Suhu di tempat itu mendadak melonjak seiring kemunculan api tersebut. Sinar emas itu berulang kali berubah menjadi gumpalan - gumpalan api hijau yang dengan cepat menghilang akibat suhu tinggi ini.     

"Api Surgawi?"     

Yan Luo Tian terkesiap merasa terkejut ketika ia melihat api hijau giok di tubuh Xiao Yan. tubuhnya maju alih - alih mundur. Tangannya membentuk sebuah pisau, saat energi emas terang menggelora dan dengan keras menebas ke arah leher Xiao Yan.     

Sinar perak di bawah kaki Xiao Yan dengan cepat mengkilat saat ia merasakan angin tajam yang terkandung di bilah tangan Yan Luo Tian. Tubuhnya juga dengan aneh melesat mundur.     

"Kau ingin melarikan diri?" Yan Luo Tian tertawa dingin ketika ia melihat sosok Xiao Yan yang bergerak mundur. Tubuhnya terpilin menjadi sebuah lengkungan yang tidak biasa dan ia seketika melangkah maju. Tubuhnya terbang menembus langit saat ia mengikuti Xiao Yan layaknya belatung di tulang tarsal.     

Yan Luo Tian yang dengan cepat mengikuti, membuat Xiao Yan sedikit menyipitkan matanya. Teknik Dou kelincahan pihak lawan sepertinya sangat misterius. Ini pertama kalinya seseorang mengikutinya sedekat ini sejak ia memulai mempraktikkan 'Gerakan Tiga Ribu Petir'.     

Sinar - sinar perak kembali melesat di bawah kakinya saat sebuah bayangan tertinggal di tempat yang sama. Tubuh Xiao Yan tampak telah berteleportasi, saat ia muncul lebih dari sepuluh meter jauhnya.     

Angin kembali bergegas menuju Xiao Yan tepat ketika ia menghilang. Hal yang dapat ia lihat hanyalah Yan Luo Tian yang merentangkan lengannya dengan seimbang, sembari kakinya sedikit melengkung ke belakang. Ia tampak seperti seekor burung terbanmg raksasa, saat terbang melintasi langit dan sekali lagi mengejar Xiao Yan dengan cara yang tidak biasa.     

"Hee hee, bocah. Kelincahanmu memang cukup bagus. Kau bisa menandingi 'Penerbangan Angsa' Sekte Angsa Emas milikku. Jika aku bisa mendapatkan dan melatihnya, kecepatanku pasti akan jauh melebihi seorang Dou Zong elit biasa." Yan Luo Tian tertawa dengan kejam. Wajahnya menunjukkan ketamakan yang tak bisa ia sembunyikan. Jelas, kelincahan yang ditunjukkan Xiao Yan telah mengaduk hatinya yang tamak itu.     

"Kenapa? Apakah kau sudah berhenti berlari?" Yan Luo Tian mengangkat alisnya ketika ia melihat Xiao Yan ternyata berhenti terbang setelah dikejar. Cahaya emas di tangan Yan Luo Tian menjadi semakin pekat dan sebuah tenaga tajam mengguncang udara hingga sedikit bergejolak.     

Yan Luo Tian mendadak mengepakan sayap angsa di punggungnya dan tubuhnya layaknya hantu muncul di titik yang berada kurang dari satu meter dari Xiao Yan. Ia tersenyum kelam saat pisau tangan, yang dibungkus oleh cahaya emas, dengan ganas menebas ke arah lengan Xiao Yan.     

Bilah cahaya emas itu memotong menembus angkasa. Namun, sebelum hal itu dengan kejam menebas lengan Xiao Yan, sebuah senyum dingin terangkat di wajahnya. Segel tangan yang dipertahankan untuk waktu yang lama di tangannya mendadak didorong ke depan. Seketika, hal itu bertabrakan dengan dada Yan Luo Tian.     

"Segel Gunung Terbuka!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.