Perjuangan Menembus Surga

Bertarung dengan Api!



Bertarung dengan Api!

0Sebuah pilar energi warna - warni tampak seperti pelangi yang terlukis di langit. Hal itu membawa jejak ruang yang sedikit terguncang, saat dengan keras bertabrakan dengan tubuh besar dari python api tak kasat mata itu. Ledakan energi itu seperti kembang api yang gemilang yang terlontar dari tubuh python api tersebut.     

Serangan mengerikan hasil dari pengumpulan kekuatan menyerang penuh dari seluruh ahli di 'Daerah Pelosok Hitam', adalah sesuatu yang bahkan Su Qian tidak berani terima. Oleh karena itu, meskipun python tak kasat mata itu sangat kuat, tubuh raksasanya juga dengan cepat terjauh di hadapan tumbukan sekeras ini. Suara mendesis yang murka menusuk telinga semua orang saat suara itu bergema di angkasa.     

Raut muka bahagia terpancar di wajah seluruh ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam' saat mereka melihat python api tak kasat mata terpukul mundur. Akan tetapi, saat kegembiraan itu baru akan menyebar, sebuah gelombang energi yang lebih mengerikan dan panas mendadak menggelora dari bawah.     

Mereka menunduk dalam keterkejutan dan melihat badan raksasa dari python tak kasat mata itu muncul di mata mereka secepat kilat. Mata segitiga besarnya mengandung suhu panas yang tampak bermaksud melelehkan seluruh orang yang menahannya itu.     

"Hentikan!"     

Raut muka Han Feng sedikit berubah ketika ia berteriak lantang, saat ia melihat python api tak kasat mata itu kembali menerkam mendekat.     

Teriakan itu baru saja terdengar ketika para ahli di sekitarnya kembali bergegas memanggil Dou Qi dari tubuh mereka. Namun, python api tak kasat mata yang sedang melesat itu membuka mulut buasnya, sebelum mereka mampu melepaskan serangan mereka. Sebuah pilar api tak kasat mata yang bisa mengacaukan ruang, meledak dari dalamnya!     

"Menyingkirlah!"     

Han Feng bergegas berteriak saat ia merasakan suhu mengerikan yang terkandung di dalam pilar api itu.     

Kecepatan pilar api itu secepat petir. Tepat setelah teriakan Han Feng berbunyi, pilar itu membawa kecepatan yang tak tertandingi, saat melesat dengan ganas ke kerumunan yang terdiri dari para ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam'.     

Han Feng dan beberapa ahli lainya dengan indera yang kuat, berhasil menghindar dengan tipis dari pilar api itu, ketika pilar itu melesat mendekat dengan meledak - ledak. Meskipun seperti ini, pilar api yang nyaris mengenai mereka masih menyebabkan rasa sakit membakar yang terasa di kulit mereka.     

"Ah!"     

Para ahli itu yang cukup hebat mampu lolos dari pilar api tadi. Di sisi lain, beberapa yang tidak beruntung secara kebetulan terhantam. Api tak kasat mata itu menghantam tubuh mereka dan bahkan mereka yang memiliki Dou Qi yang melindungi badan mereka masih merasakan rasa sakit menusuk yang mengebor menembus jantung mereka. Sosok - sosok manusia di langit melesat dan lebih dari sepuluh orang terbakar bergerak cepat ke segala arah, berusaha sekuat tenaga untuk melawan dan terlepas dari api tak kasat mata yang merasuki tubuh mereka.     

"Bantu mereka!"     

Han Feng bergegas berteriak ketika ia melihat para ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam' yang telah terjangkit api itu. Saat ini, orang - orang ini merupakan unsur penting dalam menentukan apakah ia bisa memperoleh 'Api Hati Gugur'. Tentu saja, ia tidak akan dengan mudah membiarkan apa - apa terjadi kepada mereka.     

Han Feng yang pertama bergerak untuk menyelamatkan yang lain, setelah suaranya terdengar. Namun, sebuah gelombang panas yang melesat dari bawahnya membuatnya bergegas menghentikan tindakannya. Ketika ia menunduk untuk melihat, ia ternyata melihat sebuah pilar api yang tidak lebih lemah dari serangan tadi, melesat ke arahnya.     

"Sial!"     

Han Feng mengumpat pelan. Ia jelas paham kekuatan penghancur semacam apa yang terkandung dalam pilar api ini dan tidak berani mencobanya sedikitpun. Ia segera melambaikan tangannya dan sebuah api biru tua kuat seketika melesat meledak - ledak dari tubuhnya. Akhirnya, hal itu menjadi tirai langit berwarna biru yang terbentuk di atas kepalanya.     

"Hah!"     

Segel di tangan Han Feng dengan cepat terbentuk dan telapak tangannya menekan ke bawah dengan keras menuju pilar api yang melesat secara eksplosif dari bawahnya. Tirai langit membara yang berwarna biru itu seketika berputar ke bawah dari segala arah; terlihat seperti laut yang menggelora. Gelombang - gelombang samudera dengan hebat saling menumpuk sebelum akhirnya bertumbukan keras dengan api tak kasat mata itu.     

"Bum!"     

Dua jenis 'Api Surgawi' bertabrakan dengan suara yang sangat keras dan sebuah ledakan seperti guntur mendadak meletus di sebelah telinga semua orang yang ada. Tepat ketika api itu bertabrakan, bahkan para murid dari Akademi Dalam dapat dengan jelas merasakan suhu di seluruh langit tiba - tiba melonjak. Beberapa dedaunan kering di area tertentu bahkan mendadak terbakar secara spontan…     

Riak energi yang terbentuk dari tabrakan 'Api Surgawi' di langit menyebabkan Han Feng dengan cepat mundur beberapa belas langkah. Baru setelah itu ia menyeimbangkan tubuhnya. Tatapannya melirik ke bawah, hanya untuk melihat python api tak kasat mata telah melengkung menjadi sebuah formasi ular di angkasa. Makhluk itu mengangkat kepala raksasanya tinggi - tinggi dan menatap Han Feng dengan saksama. Jelas, makhluk itu bersiap untuk terlibat dalam sebuah pertarungan sejati dengannya.     

"Keparat ini. Orang itu juga memiliki sebuah 'Api Surgawi'. Mengapa makhluk ini harus mencariku dahulu?" Wajah Han Feng pucat. Tatapannya terarah menuju Xiao Yan di langit di kejauhan, yang telah melipat tangannya dan menunjukkan sikap tunggu dan lihat, mengamati pertempuran yang ada, sebelum mengumpat marah di dalam hatinya.     

"Han Feng, 'Api Surgawi' ini sungguh terlalu kuat. Kemungkinan, kita tidak akan bisa membantu banyak. Kau tidak perlu takut akan suhu mengerikannya karena kau telah memiliki sebuah 'Api Surgawi', oleh karena itu, kau harus menggunakan suatu cara untuk sedikit melemahkannya dahulu!" Sebuah teriakan keras tiba - tiba terdengar dan Han Feng seketika kecewa ketika mendengarnya. Ia berpaling dan melihat Saudara Emas Perak telah membawa kelompok besar ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam' dan bergerak menjauh dari tempat ini. Jelas, serangan kuat yang ditunjukkan oleh python api tak kasat mata itu tadi telah membuat ketakutan terbentuk di hati orang - orang ini.     

"Dasar orang - orang pengecut yang takut mati!" Han Feng mengumpat di dalam hati. Namun, ia tidak berani melakukan pergerakan drastis apapun. Ia paham bahwa python api itu saat ini menguncinya. Selama ia mundur bahkan sedikitpun, python itu akan seketika menerkam ke arahnya.     

"Sepertinya, aku hanya bisa menggunakan suatu cara untuk diam - diam menekan api dari 'Api Hati Gugur' itu sedikit. Jika tidak, kemungkinan, orang - orang itu tidak akan lagi ikut campur, mengingat watak mereka yang berhati - hati…" Pemikiran ini dengan cepat beredar di benaknya. Sesaat kemudian, ia hanya bisa menggertakkan giginya dan menatap python api tak kasat mata di bawah dengan tatapan gelap dan dingin. Lengannya berguncang dan dua botol giok biru pucat seketika muncul di tangannya.     

Semua orang seketika dapat melihat sebuah gelombang udara dingin berwarna biru pekat merembes keluar setelah kemunculan dua botol giok ini. Beberapa dari mereka yang bermata tajam bahkan dapat melihat sedikit kelembaban yang ada di udara membeku menjadi pecahan es dimanapun udara dingin itu lewat.     

Han Feng menggenggam botol giok itu dengan erat dan tertawa dingin. Ia seketika melemparkannya dengan keras menuju python api tak kasat mata itu!     

Tangan Han Feng tiba - tiba mengencang ketika botol giok berwarna biru tadi masih berada sekitar sepuluh meter dari python api tersebut.     

"Meledaklah!"     

"Bum!"     

Botok giok biru pucat itu mendadak meledak. Seketika, udara dingin berwarna biru meletus dari dalamnya ke segala arah. Dalam sekejap mata singkat, hal itu menyelimuti sebagian besar langit. Python api tak kasat mata itu juga berada di dalam wilayah itu.     

Python itu merasakan kegelisahan saat udara dingin biru pucat menyebar. Setelah dipengaruhi oleh udara dingin itu, api tak kasat mata yang menggeliat di atas tubuhnya menjadi agak menipis.     

"Kabut dingin ini… ternyata mampu menekan 'Api Surgawi' itu?" Xiao Yan secara refleks berteriak terkejut di dalam hatinya ketika ia melihat python api itu menjadi sedikit lambat di dalam kabut dingin tersebut.     

"Kabut biru pucat ini harusnya adalah…'Udara Dingin Langit'. Tingkat kelangkaan benda ini tidak kurang dari sebuah 'Api Surgawi'. Hal itu hanya ada di bawah tanah yang sangat dalam, tempat - tempat yang luar biasa dingin. Sebuah api biasa pasti akan langsung dipadamkan ketika berada dalam jarak tertentu darinya. Hanya sebuah 'Api Surgawi' yang bisa menahannya. Meskipun begitu, kekuatan 'Api Surgawi' akan sangat berkurang di hadapan pengaruh 'Udara Dingin Langit' ini." Suara Yao Lao yang agak terkejut terdengar di dalam hati Xiao Yan, "Sungguh tidak terduga bahwa ia bahkan berhasil memperoleh 'Udara Dingin Langit'. Sepertinya, ia sudah cukup berusaha keras untuk bisa mencari sebuah 'Api Surgawi'."     

"Lalu… apakah ia akan berhasil?" Xiao Yan mengernyitkan alisnya dan bertanya dengan ragu.     

"Tenang, 'Udara Dingin langit' mungkin bisa sedikit mengekang 'Api Hati Gugur', akan tetapi sebuah 'Api Surgawi' pada akhirnya adalah sesuatu yang memiliki kekuatan penghancur yang paling mengerikan di alam. Sangat sulit untuk menundukannya bahkan setelah dikekang." Yao Lao menghiburnya.     

Xiao Yan baru merasakan ketenangan di dalam hatinya setelah mendengar hal ini. Tatapannya dengan kuat menatap kabut dingin samar itu. Api hijau perlahan bangkit di dalam matanya dan perasaan kabur itu seketika menghilang.     

"Hmm, keparat. Seberapa besar pun kecerdasanmu, kau masih tidak bisa menghindari takdir dimana kau akan tertangkap!" Han Feng bergembira di dalam hatinya saat ia melihat 'Api Hati Gugur' menjadi agak lambat di dalam kabut dingin itu. Ia tertawa saat api biru tua itu kembali meletus dari tubuhnya. Akhirnya, hal itu menggumpal menjadi sebuah bor api yang berputar cepat di ujung jarinya.     

Bor api itu berputar dengan liar, memancarkan suara mendengung yang bergema di langit.     

Untuk alasan tertentu, bor api tampak benar - benar tidak terpengaruh oleh kabut dingin meskipun jelas - jelas berada di dalam batasannya. Suhu panasnya masih menyebabkan gelombang - gelombang piuh muncul di angkasa.     

"Pergilah!"     

Dengan satu jentikan jarinya, bor api itu melesat mendadak. Suara mendengung nya seperti seorang anak yang menangis, saat gelombang - gelombang kejut terbentuk di sekitar area dimanapun hal itu lewat.     

"Siu!"     

Bor api itu menembus kabut dingin secepat kilat, sebelum akhirnya mengebor ke dalam tubuh besar python api tak kasat mata itu.     

'Chi!"     

Bor api itu ditahan oleh sisik dari python api untuk sesaat, sebelum menembus ke dalam tubuhnya. Seketika, sebuah suara mendesis tajam yang murka, terdengar seperti guntur di langit yang cerah.     

Auman murka itu baru saja terdengar ketika gejolak energi mengerikan, yang menyebabkan raut muka semua orang yang hadir seketika berubah, berdesir dan menyebar. Area yang suhunya berkurang oleh 'Udara Dingin Langit' tadi, suhunya kini mendadak meningkat!     

Ketika 'Udara Dingin Langit' yang semakin tipis benar - benar menghilang, api tak kasat mata yang menyebar ke segala arah itu terlihat layaknya api langit mulai menyapu keluar. Yang pertama diterjang oleh hal ini tentu saja yang berada paling dekat, Han Feng!     

Api biru tua terayun keluar dari lengan bajunya untuk memukul mundur api tak kasat mata yang telah menerkam mendekat. Tatapan Han Feng menatap ke bawah dan tertegun ketika ia menyadari bahwa tubuh raksasa python api tak kasat mata itu ternyata telah benar - benar menghilang…     

Han Feng mengernyitkan alisnya. Tatapnya bergegas menyapu ke segala arah. Akan tetapi, ia hanya bisa melihat api tak kasat mata yang menyapu datang dari segala arah kemanapun ia memandang. Tidak ada sedikitpun tanda mengenai keberadaan tubuh python api itu.     

"Kemana perginya binatang buas itu?" Han Feng menggumam dengan agak gelisah di hatinya. Ia hendak melesat dari wilayah yang dikepung oleh api tak kasat mata itu, ketika api yang benar - benar membungkusnya mendadak menjadi piuh. Sebuah badan raksasa muncul di belakang Han Feng dengan sangat misterius. Ekor raksasanya berayun menembus udara. Ekor itu membawa angin panas yang dapat meruntuhkan gunung dan membelah daratan saat menghantam dengan keras ke punggung Han Feng di hadapan banyak tatapan mata yang tertegun.     

"Grek!"     

Seteguk darah segar tersembur dari mulut Han Feng setelah terkena pukulan sekeras itu. Tubuhnya juga menjadi seperti bola Meriam yang melesat ke tanah.     

Wajah Xiao Yan tertegun saat ia memandang Han Feng yang tiba - tiba menyemburkan darah karena cedera. Sedari tadi, dirinya bertingkah sangat angkuh. Sungguh tidak terduga dalam sekejap mata ia ternyata berakhir dalam keadaan seperti itu. 'Api Hati Gugur' itu memang mengerikan…     

Teriakan terkejut Yao Lao mendadak terdengar di dalam hati Xiao Yan ketika ia masih tertegun, menyebabkan seluruh pori - pori di sekujur tubuh Xiao Yan mendadak menegang!     

"Xiao Yan, cepat pergilah! Binatang buas itu mengincarmu lagi!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.