Menyiksa Leng Yunchen Tanpa Ampun (2)
Menyiksa Leng Yunchen Tanpa Ampun (2)
Setelah mengatakannya, Leng Yunchen mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membeberkan beberapa foto. Foto-foto itu semua menunjukkan di mana Lu Anzhe berpelukan sambil berciuman dengan gadis lain di bandara.
Wajah Lu Anzhe sontak menggelap begitu melihatnya.
Ini, bagaimana orang ini bisa memiliki foto-foto ini!
Buru-buru ia menatap Leng Xiaomo dengan gugup.
Sementara Leng Yunchen yang menatap Leng Xiaomo lagi, mencoba yang terbaik untuk mengendalikan emosinya, lalu dengan tenang berkata, "Lihat sendiri. Sebenarnya aku tidak ingin memberitahumu, tapi kamu tidak mau mendengarkanku. Jadi mau tak mau, aku harus menunjukkan jika pacarmu sudah memiliki wanita lain. Aku juga telah meminta seseorang untuk menyelidiki catatan pemesanan kamarnya di hotel berkali-kali saat di luar negeri. Xiaomo, dengarkan aku dan putuslah dengannya!"
Tanpa diduga, Leng Xiaomo justru menatapnya tanpa ekspresi saat ia dengan begitu semangatnya menjelaskan semua ini. Namun tak bisa disangkal, perasaan sedih yang tak bisa dijelaskan sebenarnya muncul di hati Leng Xiaomo. Kemudian ia dengan lembut menarik sudut bibirnya dan perlahan berkata, "Bukan urusanmu apakah aku putus atau tidak. Lagipula, apa pedulimu?"
"Xiaomo, kamu—"
"Katakan, apa pedulimu? Apa maumu sebenarnya? Aku akan bersama dengan siapa pun itu bukan urusanmu! Juga, tidak perlu aku meminta persetujuan darimu! Kamu tidak bisa mengaturku harus bersama dengan siapa atau tidak membiarkanku menjalin hubungan dengan yang lain! Leng Yunchen, bukankah kamu sendiri laki-laki!"
Kebencian Leng Xiaomo akhirnya pecah juga. Ia berteriak histeris dengan mata semerah darah.
Yang membuat Leng Yunchen membeku seketika.
Ia seperti tidak mengerti dengan segala ocehan Leng Xiaomo.
Bukankah seharusnya bocah tengik ini yang Leng Xiaomo tegur? Tapi, kenapa? Kenapa justru dirinya?
Leng Xiaomo tidak pernah membencinya seperti sekarang. Padahal ia berniat baik. Jika saja ia tidak datang untuk memberitahukan bahwa kekasihnya adalah sampah, akankah ia tahu fakta yang sebenarnya?
Dengan begini, Leng Xiaomo juga bisa mengungkapkan pada seluruh dunia bahwa bocah ini adalah pria sampah, kan?
Namun sekali lagi, bibir Leng Xiaomo justru menyunggingkan sebuah senyum penuh ironi, "Leng Yunchen, kamu adalah pria sampah."
"Kamu tidak berhak menjagaku."
"Kamulah orang yang paling sampah."
Kalimat ini, kalimat ini, benar-benar mampu membuat Leng Yunchen hanya mampu berdiri di sana, menerima serangan bertubi-tubi dari adiknya. Hingga ketika kata demi kata itu merangsek masuk ke dalam hatinya, semuanya menjadi hunusan pisau tajam yang menyayatnya tanpa ampun.
Apakah ia salah?
Padahal ia hanya berharap Leng Xiaomo akan memiliki kehidupan yang lebih baik untuk ke depan. Bagaimanapun, ia adalah adiknya. Dengan mengetahui bahwa kekasihnya berselingkuh, tentu ia ingin memberinya pelajaran dan meminta mereka putus. Lantas, salahkah ia?
Hingga akhirnya, Leng Yunchen hanya bisa memberikan tatapan penuh dengan sentuhan rasa sakit yang berangsur-angsur bersorot dari matanya.
Tubuhnya yang tinggi tegap pun perlahan menjadi lemah. Kemarahan yang sebelumnya meledak benar-benar menghilang sedikit demi sedikit, berubah menjadi kesedihan yang tak ada habisnya.
Ya, ia begitu tampak menyedihkan.
Tetapi di saat seperti ini pun, ia masih berusaha untuk tetap membuka suara, "Xiaomo, meski kamu mengatakan jika aku tidak memenuhi syarat untuk mengaturmu, tapi kamu adalah adikku."
Kerumitan di wajah Lu Anzhe pun seketika mencuat. Jelas, ia sama sekali tidak menyangka jika pria ini adalah kakak Xiaomo.
Pantas saja jika ia memukulnya begitu keras.
Namun, tepat di detik berikutnya, ia mendengar Xiao Mo berkata, "Begitukah? Kalau begitu, apakah sebuah tindakan benar jika kakak laki-laki mencium adik perempuannya secara paksa?"
Seketika itu juga.
Lu Anzhe menatap Leng Yunchen dan Leng Xiaomo dengan tidak percaya. Ia, mereka——