Halo Suamiku!

Kalau Begitu, Menikah Saja (3)



Kalau Begitu, Menikah Saja (3)

2Matanya selalu melirik sosok An Xiaoyang tanpa sadar.     

Andai saja ia tidak memiliki kulit yang bersih dan tampan, sudah pasti dirinya akan dianggap sebagai pria cabul jika menatap seperti itu.     

Hanya saja, "kecabulan" remaja itu tidak berlangsung lama. Ia berjalan beberapa langkah dengan jangkah panjang dan segera mensejajarkan posisinya dengan An Xiaoyang, "Kenapa hari ini kamu terkesan terburu-buru tanpa menungguku? Apa hal yang aku tanyakan pada Bibi Chen hari ini membuatmu marah?"     

An Xiaoyang hanya terdiam, "..."     

Sejujurnya, ia hanya merasa malu.     

Ketika Sang No menatapnya dan mendapati wajahnya yang memerah, saat itulah ia merasa bahwa segala sesuatunya tidak seperti yang ia pikirkan. An Xiaoyang tidak marah, tapi kenapa? Apakah benar karena... ucapan Bibi Chen sebelumnya?     

Selama sesaat, Sang No mencoba berpikir dengan hati-hati, lalu tiba-tiba ia meraih lengan An Xiaoyang, menatapnya dalam dengan diiringi suara rendah, hingga sebuah pertanyaan terlontar dari mulutnya, "Apa karena ucapan Bibi Chen yang menyatakan bahwa kamu akan lebih baik jika sudah menikah? Mungkinkah itu berarti kamu masih harus menunggu lama karena usiamu belum cukup?"     

Ini adalah penjelasan paling masuk akal yang Sang No pikirkan sebagai remaja laki-laki.     

Jika bukan karena itu, ia tidak bisa lagi memikirkan alasan di balik sikap aneh yang ditunjukkan An Xiaoyang hari ini.     

Tapi bukankah menikah hanyalah formalitas?     

Apa menikah benar-benar bisa menyembuhkan nyeri datang bulan?     

Kini, ada seratus ribu alasan yang berputar di kepala Sang No dalam satu waktu.     

Sementara An Xiaoyang sudah tidak bisa mendengarnya lagi. Dengan wajah tersipu, ia segera menghentikan Sang No dengan berpura-pura serius, "Tidak ada. Aku baik-baik saja dengan ucapan Bibi Chen. Jadi kamu tidak perlu memikirkannya."     

Begitu Sang No mendengar ini, ia menyadari bahwa ada sesuatu yang mencurigakan, tetapi An Xiaoyang tampaknya tidak ingin mengatakannya, dan Sang No pun tidak akan menanyakannya lagi.     

Tapi ingat, tidak ada yang bisa menghentikan apa yang ingin ia ketahui.     

Terlebih, ia bisa memeriksanya sendiri!     

Jadi saat di kelas, Sang No diam-diam mengeluarkan ponsel untuk membuka Baidoo (mesin pencarian dalam bahasa Mandarin). Kata kunci yang ia gunakan saat itu adalah, "Apa yang dimaksud dengan seorang wanita tidak akan merasakan nyeri perut saat menstruasi setelah menikah?"     

Setelah keluar, hasilnya benar-benar mengejutkan Sang No.     

Cukup lama ia hanya mampu termangu menatap informasi yang baru saja ia temukan.      

Sampai akhirnya, si gendut kecil yang duduk di sisinya mengingatkan bahwa guru bahasa Mandarin di kelas sedang turun untuk berpatroli. Buru-buru Sang No menyembunyikan ponselnya dalam keadaan yang masih syok.     

Tentu Si gendut kecil menyadari perubahan ekspresi di wajah temannya dan ia tampak terpana dengan penampilannya saat ini. Mau tak mau, ia bertanya dengan suara rendah, "Ada apa denganmu? Apa kamu baru saja melihat situs porno?"     

"Diam!"     

Sang No membalas tanpa mengangkat kepala, tapi telinganya telah dipenuhi dengan rona merah samar.     

Kemudian pikirannya kembali meneriakkan semua informasi yang ia cari sebelumnya setelah guru melewatinya tanpa menemukan sesuatu yang aneh.     

Hubungan intim yang rutin dapat meredakan nyeri perut saat menstruasi.     

Ternyata maksud sebenarnya dari ucapan Bibi Chen bukanlah akan jauh lebih baik setelah menikah.     

Melainkan karena ketika sudah menikah, hubungan intim yang dilakukan suami istri-lah yang dapat membantu wanita meringankan nyeri di perutnya.     

Nyeri semacam itu hanya bisa diatasi dengan sering melakukan hubungan intim.     

Hanya saja…     

Pernikahan masih terlalu dini bagi An Xiaoyang maupun Sang No. Lagipula, mereka baru saja akan mencapai kedewasaan, tapi——     

Membantu kekasih menghilangkan rasa sakit tidak berarti harus menikah, kan?     

Sungguh, ia sangat ingin, tetapi usianya tidak mengizinkan.     

Namun, ia sendiri juga merasa tertekan ketika melihat An Xioayang yang begitu lemah saat datang bulannya tiba.     

Hari ini, sebuah dunia baru benar-benar terbuka setelah Sang No mendapati semua informasi yang ia temukan. Ia tidak menyangka bahwa pria ternyata sangat berguna.     

Tanpa bisa disangkal, saraf di tubuhnya kini tampak melonjak bersemangat.     

Apa ia akan menerapkannya?     

Tapi gadis kecil itu tidak akan membunuhnya, kan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.