Jun Hang Telah Menjadi Ayah (3)
Jun Hang Telah Menjadi Ayah (3)
Karena sejujurnya ia tidak tahu bagaimana dirinya bisa hamil.
Ia merasa bahwa karena kesibukan yang melanda akhir-akhir ini, jadi ia dan Jun Hang seringkali tidak melakukannya. Bahkan sejauh yang Youyou ingat, terakhir mereka berhubungan intim adalah tidak lama sejak malam pernikahan, kemudian ia datang bulan.
Tunggu!
Jika kehamilannya sudah berusia lebih dari tiga bulan, seharusnya ia tidak datang bulan, kan? Tapi… bagaimana bisa ia menemukan cairan darah dari tubuhnya?!
Beberapa saat setelah mencoba mencerna semuanya, baru Youyou ingat keintimannya terakhir kali dengan Jun Hang. Lalu ingatannya kembali ketika suatu pagi dirinya mendapati darah merah keluar dari tubuhnya. Saat itu, ia mengira sedang datang bulan... Tapi tiba-tiba, kini punggungnya terasa dingin, bahkan ia tidak menyadari ketika ujung jarinya menyusut.
"Tidak, aku harus pergi ke rumah sakit. Aku harus ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan yang lebih akurat." Sergah Youyou dengan gugup.
"Putri, Anda benar-benar hamil. Anda tidak memercayainya?" Begitu melihat respon dari Youyou, dokter segera meyakinkannya.
Sejujurnya, Youyou ingin mengutarakan apa yang sebenarnya ia pikirkan, tetapi ketika mendongak dan melihat Putri Lama mendekat, ia segera menelan kembali kata-katanya.
Apalagi, saat ia mendapati dokter tua itu memberitahu Putri Lama dengan senyum di wajahnya.
Dan begitu Putri Lama mendengar ini, wajahnya tiba-tiba menunjukkan keterkejutan. Kemudian keterkejutan itu digantikan dengan kegembiraan yang luar biasa, "Benarkah? Sudah tiga bulan?!"
Belum berakhir kegembiraannya, tiba-tiba wajahnya sontak memucat sembari menatap ke arah Youyou, "Istri macam apa kamu ini? Bahkan hamil sudah tiga bulan saja tidak tahu?"
Sungguh, Youyou yang juga terkejut akan kabar ini dan justru dibentak tanpa alasan ikut tersulut emosinya. Dadanya ikut tercekat dan ia hampir memuntahkan amarahnya.
Untungnya, orang-orang di sekitar buru-buru menenangkan Tuan Putri Lama, "Oh, ini adalah kegembiraan yang luar biasa. Bukankah kabar ini baru diketahui sekarang? Selamat. Kini, satu hal yang paling diutamakan adalah merawat janin dengan baik."
Jika boleh jujur, Youyou benar-benar sudah muak dengan Tuan Putri Lama. Ketika dulu mendapati Jun Hang mengidap sakit parah, ia meninggalkannya dan menelantarkannya meski putranya masih bayi merah. Dan sekarang, giliran Jun Hang telah memiliki status bangsawan, setiap saat ia selalu berpura-pura menyenangkannya, seolah menunjukkan bahwa ia adalah ibu terbaik. Ya, Youyou benar-benar tidak tahan lagi.
Apa ia sungguhan peduli dengan anaknya?
Ah.
Lupakan. Kini, terlintas sebuah cahaya rumit dari sorot mata Youyou.
Hanya saja, ketika Putri Lama hendak mengatakan sesuatu lagi padanya, tiba-tiba Youyou memegang dahinya, dan kakinya yang belum benar-benar stabil tampak gemetar hingga membuatnya hampir jatuh. Segera, kegaduhan lain tercipta di sana. Tentu saja dokter membantu menopang tubuhnya dengan sigap, "Bagaimana kalau kita bawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut?"
Tak pelak lagi, raut yang terpancar dari wajah Putri Lama kali ini benar-benar menyiratkan kekhawatiran.
Tapi yang membuatnya khawatir bukanlah Youyou, melainkan isi dalam perutnya.
Setelah sesaat, begitu tubuh Youyou kembali stabil, ekspresi di wajahnya menunjukkan perasaan bersalah sekaligus penyesalan. "Dokter, aku sangat ingin menjaga darah daging suamiku, tapi tolong bantu aku. Sungguh, aku tidak tahu bahwa aku telah hamil sebelumnya, dan sepertinya ada tanda-tanda keguguran. Apa yang harus aku lakukan? Tolong aku." Ucapnya dengan penuh permohonan.
Dokter dan semua yang ada di sana tentu terkejut ketika kata-kata itu diucapkan. Jelas, Putri Lama-lah yang lebih dulu membuka suara dengan keras sembari membelalakkan matanya lebar-lebar, "Kenapa kamu begitu ceroboh ? Kamu memang benar-benar—"
Youyou tahu Putri Lama pasti akan bersikap demikian, itulah kenapa ia sengaja melakukan itu. Bahkan ia yakin Putri Lama bisa saja membunuhnya karena pernyataan ini.
Dan di saat yang sama, Youyou kembali dengan sengaja membuat wajahnya terlihat pucat, seolah berhasil ditakuti dengan teriakan Putri Lama. Namun, sebelum Putri Lama melanjutkan teriakannya, ia mundur selangkah, "Tidak, itu bukan karena aku—-"