Halo Suamiku!

Rong Zhan Menghancurkan Keharmonisan (5)



Rong Zhan Menghancurkan Keharmonisan (5)

1Entah kenapa semua kalimat itu tidak bisa diutarakan, semuanya kembali tertelan dengan rasa getir yang menyelimuti.     

Ia sendiri tidak mengerti, begitu pun dengan Sang Xia.     

Mungkin semua ini akibat dari ketakutannya sendiri, kekhawatirannya sendiri... juga beberapa harapannya yang tidak akan pernah terwujud.     

Bagaimanapun, sifat manusia memang egois. Semakin banyak orang mengetahuinya, maka semakin tidak aman keberadaannya.     

Kemudian, Sang Xia memegang tangannya, mengambil napas dalam-dalam dan berkata dengan sedikit permintaan maaf, "Jika Rong Zhan telah mengatakan sesuatu yang membuatmu sedih, aku benar-benar meminta maaf padamu."     

Lalu, Sang Xia terdiam sejenak, "Faktanya, kamu juga tahu bahwa masalah ini tidak akan berakhir seperti ini. Dia adalah kepala markas, dan dia pasti akan meminta kita untuk membantumu menghadapinya bersama. Selain itu, dia juga seorang ayah. Jika kamu ubah sudut pandangnya sedikit, kamu bisa mengerti bagaimana situasi pihak lain. Perkataannya memang sulit didengar dan aku tahu kamu tidak bisa memaafkannya, tapi aku harap kamu tidak terlalu marah... Yang pasti, kesehatanmu lebih penting, oke?"     

Su Li menatapnya cukup dalam. Meskipun matanya memerah, tapi sudut bibirnya dengan lembut ditarik ke arah dan akhirnya mengangguk.     

Ia bisa mengerti Rong Zhan.     

Tapi ia belum bisa memaafkan.     

Ia benar-benar tidak ingin memaafkannya.     

Sebenarnya, semakin banyak kata yang terucap, justru semakin baik.     

Ini adalah pertama kalinya ia menjadi seorang ibu. Ia tidak tahu harus berbuat apa kecuali berusaha melindungi anak-anaknya. Ia tidak bisa memprediksi apa yang akan dilakukan putranya di masa depan, hanya bisa melihatnya selangkah demi selangkah, dan berharap semuanya berjalan lancar.     

Dan baru saja, ketika sesuatu terjadi secara tiba-tiba, ia mulai mengkhawatirkan janin yang ada di perutnya.     

Sekarang ini, ia telah memiliki satu lagi. Sementara anaknya yang telah lahir seperti ini, lalu bagaimana dengan bayi di perutnya?     

Detik setelahnya, Su Li menelpon Chen Nianbai, memintanya untuk menjemput anak dan istrinya. Sejujurnya, Sang Xia benar-benar menyesal atas apa yang terjadi, bahkan harus membahas semua permasalahan ini di tempat yang kurang tepat.     

Sekarang, Su Li benar-benar dalam kondisi yang buruk. Bahkan ia merasa tidak begitu nyaman saat membawa putranya kembali.     

Mau tak mau, Sang Xia mengantar mereka keluar dari pintu dan begitu Su Li melihat Chen Nianbai membuka pintu dan turun, ia segera bergegas tanpa berkata apa-apa!     

Ia memeluk suaminya erat-erat sembari membenamkan wajahnya di depan dadanya. Sungguh, ia tidak bisa menahan emosinya sepanjang waktu. Bahkan air mata telah mengalir sepenuhnya di depan orang-orang yang dikasihinya.     

Bahunya tampak bergetar.     

Melihat itu, Chen Nianbai mengerutkan kening, memeluknya erat-erat, turut merasa sangat tertekan, membelai bagian belakang kepala Su Li, beralih ke rambut panjangnya, mencium dahinya dan mencoba menenangkan.     

Apa yang ada di hadapan Sang Xia saat ini benar-benar membuatnya terenyuh.     

Sampai akhirnya, ketika Su Li selesai menangis dan Chen Nianbai datang untuk mengambil alih anaknya, Sang Xia menggelengkan kepalanya dan tidak ingin mengatakan apa-apa. Hingga, ia ia harus berkata dengan suara rendah, "Maaf, aku benar-benar minta maaf."     

Chen Nianbai tidak mengatakan apa-apa, hanya mengangguk dan berkata mereka akan pergi. Lalu, Sang Xia melangkah mundur dan melihat mereka bertiga naik ke mobil hingga sosok ketiganya menghilang.     

Cukup lama Sang Xia masih bertahan di tempat yang sama, meski mereka telah pergi jauh.     

Pikirannya kacau balau dan otaknya dipenuhi dengan kondisi Xiaobai saat ini. Kalau begitu, bagaimana anak itu akan tumbuh nanti?     

Pasti ia akan menjadi orang normal hampir sepanjang waktu dan baru akan berubah hanya dalam keadaan tertentu. Seperti yang dikatakan Su Li, saat itu, anak laki-laki lain memang lebih dulu mengambil garpu untuk melukai kedua anaknya, kemudian Xiaobai merasakan emosinya tak terkendali dan ia mulai melakukannya.     

Sang Xia tahu bahwa segalanya tidak sesederhana itu.     

Tapi ia benar-benar ingin membuat segalanya lebih mudah.     

Andai, jika ia harus berandai-andai.     

Andai putrinya dan Xiaobai benar-benar jatuh cinta di masa depan, dan Xiaobai adalah manusia serigala, sebagai seorang ibu, akankah ia akan tetap membiarkannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.