Rong Zhan Menghancurkan Keharmonisan (3)
Rong Zhan Menghancurkan Keharmonisan (3)
Akankah adik laki-lakinya tidak lagi pernah bermain dengannya nanti?
Tidak.
Ia tidak mau.
Alhasil, Rong Zhan menarik napas dalam-dalam, setengah berjongkok sambil memeluk erat gadis yang meronta dengan satu tangan. Kemudian ia mencoba memberikan pengertian kepada putranya, "Yunyun, Ayah tidak bisa membohongimu, tetapi kamu melihatnya sendiri, kan? Beritahu Ayah, apakah Xiaobao sendiri yang menangkap bocah laki-laki itu, lalu menggigit lehernya, dan membuat tubuhnya penuh darah?"
Wajah kecil Xiao Ba Wanghua sontak memucat, lalu ia mengerucutkan mulut kecilnya dan tidak berbicara.
"Jika Ayah membiarkan kalian terus bermain bersama, bagaimana jika suatu hari dia melakukan itu padamu dan juga adikmu?"
Setidaknya, tidak untuk sekarang!
Tentu Rong Zhan tidak bisa mengambil risiko sampai ia tahu segalanya secara menyeluruh.
Akhirnya, Xiao Ba Wanghua segera menggelengkan kepalanya, "Ayah, tidak, adik laki-laki memang menggigit orang yang jahat."
Meski hati Rong Zhan benar-benar telah mengeras layaknya batu, tapi tangisan putus asa gadis kecil dalam pelukannya saat ini benar-benar berhasil menghancurkannya.
Hanya saja, sebagai seorang ayah, ia harus melakukan sesuatu.
Apalagi saat ini, ia juga tahu bahwa ini semua baru lah sebuah permulaan.
Mau tak mau, ia memeluk Xiao Meibao dengan kehangatan yang coba ia salurkan, terus menciumi keningnya, lalu mencoba menasihati dengan berbisik pelan, "Baiklah, beri Ayah waktu, biarkan ayah mengorek informasi dan mempelajarinya lebih dulu."
Kini, Xiao Meibao hanya mampu menangis tanpa kekuatan. Dengan lemah, ia bersandar di tubuh Rong Zhan dengan mata merah dan bengkak.
Kemudian, Rong Zhan mengajak Xiao Ba Wanghua turun ke lantai bawah untuk menunggu Ibu pulang, sementara ia terus menggendong Xiao Meibao sembari membelai punggung kecilnya untuk menenangkan suasana hatinya.
...
Ketika Sang Xia dalam perjalan kembali, tepat di persimpangan sudut sebelum sampai ke xilla, ia melihat dua sosok, satu orang dewasa, dan satu lagi seorang anak kecil, berdiri di tepi trotoar.
Lebih tepatnya, seorang wanita dan seorang anak.
Wanita itu terlihat berjongkok, memegang tangan anak itu di satu tangan, dan menyeka air mata anak itu di tangan yang lain.
Sedangkan wanita dengan rambut panjang itu sudah menunjukkan matanya yang benar-benar memerah.
Begitu Sang Xia melihat pemandangan seperti itu, matanya seketika melebar. Kemudian ia menginjak rem dalam-dalam dan berhenti di sisi jalan.
Lalu ia berlari cepat ke arah mereka berdua.
Karena wanita dan anak itu adalah Su Li dan putranya, Xiaobai.
Tentu saja Sang Xia benar-benar dibuat terpana saat mendapati mereka berdua berdiri di pinggir jalan. Ia tidak tahu apa yang telah terjadi. Bagaimana mereka bisa seperti ini?
Tapi, meskipun Sang Xia tidak tahu apa yang terjadi, ia mengerti jika semua ini pasti ada hubungannya dengan keluarganya.
Lalu bagaimana dengan Xiao Meibao dan Xiao Ba Wanghua?
Sembari terengah-engah, Sang Xia berlari ke arah mereka. Su Li-lah yang pertama kali melihat kedatangannya. Sontak, matanya kembali basah.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung menggendong putranya dan hendak pergi.
Hanya saja, suara serak Xiaobai berhasil menghambat langkahnya, "Bu, Bu, aku merindukan adik perempuanku... aku merindukan adik perempuanku..."
Pun, Sang Xia yang turut melihat pemandangan ini langsung menghentikan mereka, "Su Li, apa yang terjadi!? Ini... Kalian?! Ada apa?"
Selama ini, Xiao Meibao selalu merindukan Xiaobai. Bahkan sebelum keduanya berpisah, gadis kecil itu juga terus berteriak padanya untuk membawanya bermain dengan Xiaobai setiap hari. Saat itu, mau tak mau Sang Xia memberitahu bahwa Xiaobai telah pergi. Alhasil, air mata jatuh di detik berikutnya dan gadis kecil itu menangis selama beberapa hari.
Jadi seharusnya, ini adalah momen yang baik untuk mereka bertemu sekarang.
Hingga, Sang Xia melihat Su Li menghisap ingus di hidung merahnya, menyeka matanya dengan kasar, dan kemudian mengeluarkan suara seraknya "Tanyakan saja pada Rong Zhan. Dia akan memberitahumu karena dia sudah di rumah."