Halo Suamiku!

Monster Kecil Berubah Karenanya (3)



Monster Kecil Berubah Karenanya (3)

2Apa yang ia saksikan saat ini membuatnya menatap monster kecil dengan tak percaya.     

Dan lebih dari itu, jari-jari monster kecil yang ada di hadapannya kini tampak begitu indah dan sedikit lebih panjang daripada jari anak-anak seusianya. Bahkan, jari atasnya yang tumpul terasa begitu keras dan tumbuh kuku yang tajam, di mana itu sangat berbeda dari milik orang pada umumnya, seperti cakar binatang buas yang kuat layaknya serigala.     

Namun, bocah itu tidak memerhatikan perubahan kuku monster kecil, yang ia saksikan hanyalah penyembuhan lukanya yang diluar nalar. Hanya sekadar itu saja, ia sudah tidak bisa memercayainya. Lalu tiba-tiba ia mengangkat garpunya lagi. Kali ini, ia menggoreskannya di wajah monster kecil.     

Tapi monster kecil melompat dengan cepat di detik berikutnya dan langsung menggulingkannya ke lantai. Tanpa aba-aba, tangannya juga menggaruk wajah bocah laki-laki itu dengan keras, yang berhasil meninggalkan tiga bekas darah akibat cakaran yang sangat dalam dari alis hingga mulut.     

"Aaaahhh…!"     

Sontak, bocah kecil itu berteriak kesakitan.     

Dan garpu bocah itu juga masih digunakan untuk menggaruk wajah putih monster kecil, yang langsung menunjukkan beberapa jejak darah.     

Tapi monster kecil tidak berhenti menyerang. Ia justru membuka mulutnya dan tanpa diduga menggigit leher bocah kecil itu.     

"Jangan!"      

Su Li bergegas masuk ketika ia mendengar sesuatu dari lantai bawah. Benar saja, ia langsung dihadapkan dengan pemandangan seperti itu dan segera berteriak.     

Dengan cepat ia menarik putranya dan di saat itulah ia mendapati mata putranya yang bersinar dengan cahaya hijau, dingin dan ganas. Wajah dan bibirnya berlumuran darah, ditambah dengan noda darah di jari-jarinya. Begitu matanya beralih ke bawah, ia melihat kuku milik putranya yang tidak normal.     

Saat itu juga, hati Su Li benar-benar sakit dan hampir berkedut.     

Tanpa membuang waktu, ia bergegas berbalik, memeluk Xiaobai dengan erat, mencium dahinya dengan dalam, terus-menerus menenangkan emosinya, dengan dadanya yang naik turun dengan keras, "Tidak apa-apa, tidak apa-apa, Nak, jangan lakukan ini, jangan lakukan ini, Ibu datang, Ibu datang..."     

Selama ini, Su Li selalu melindungi putranya dengan baik dan mendidiknya dengan sangat baik. Dengan apa yang dilakukan Su Li sejauh ini, Xiaobai memang lebih suka diam, pintar dan bijaksana, yang merupakan kebanggaan atas keberhasilan Su Li. Bahkan Su Li berpikir jika putranya akan selalu seperti ini. Ketika dewasa nanti, ia juga akan menjadi seorang pria kecil yang elegan dan sopan.     

Tapi ia hampir lupa bahwa itu hanya pemikiran dangkal.     

Gen yang dimiliki putranya adalah gen "manusia serigala" murni. Hanya ia, Xiaobai, serta Ye Zi yang membantu memeriksa tubuh putranya yang mengetahui rahasia ini.     

Tetapi bagaimanapun juga, saat Su Li melihat putranya meluncurkan serangan seperti itu untuk pertama kalinya, seperti manusia serigala kecil yang tak terbayangkan, ia benar-benar tidak bisa menerima semua ini selama sejenak.     

Namun apa yang lebih ia takutkan adalah jika kelainan anaknya ditemukan oleh orang lain.     

Sementara kedua anak lain di sana tentu benar-benar terkejut ketika melihat pemandangan di depan mereka saat ini. Xiao Ba Wanghua yang sedari tadi diam pun hanya bisa terpana.     

Ia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi sekarang hingga bisa seperti ini.     

Jika di waktu biasa, saat ia terjauh atau sedikit terluka saja, ia pasti akan menangis dan mencari Ibu. Bahkan satu kali, jarinya pernah tertusuk kecil hingga mengeluarkan darah sedikit, ia sudah menangis tanpa henti. Sungguh, ia benar-benar cengeng dan lemah hingga harus mengandalkan ibunya setiap saat.     

Jadi sekarang, ketika melihat monster kecil berlumuran darah di beberapa tempat, bahkan wajahnya tergores dengan mengerikan, tetapi ia masih bertarung dengan bocah jahat itu tanpa menyerah. Hati kecilnya tentu benar-benar terkejut, dan matanya yang menatap monster kecil itu hampir berubah.     

Berbeda dengan Xiao Meibao yang sudah menangis ketika ia melihat begitu banyak darah di mana-mana, terlebih saat darah itu berasal dari Xiaobai..     

Dan tepat ketika Rong Zhan bergegas masuk, Xiao Meibao tampak menangis di samping tempat tidur. Tanpa bisa dicegah, Rong Zhan dihadapkan dengan kekacauan di ruangan itu, di mana noda darah tercecer di sana-sini, putrinya yang menangis, dan juga putranya yang ketakutan. Tanpa pikir panjang, ia bergegas memeluk mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.