Halo Suamiku!

Monster Kecil Berubah Karenanya (4)



Monster Kecil Berubah Karenanya (4)

0"Ayah... Ayah... aku sangat takut, aku sangat takut ..." Seketika, Xiao Meibao melemparkan dirinya ke pelukan Rong Zhan sambil menangis, sementara Xiao Ba Wanghua yang hanya menganga ketakutan langsung mengerucutkan mulut kecilnya dan memeluk ayahnya dengan erat. Setelah berkedip beberapa kali, baru tangisnya hendak pecah, tetapi dengan sekuat tenaga ia mencoba menahannya.     

Sekarang, tatapannya beralih pada monster kecil yang terluka tapi tidak mengeluarkan air mata setitik pun. Jika demikian, bagaimana bisa ia menangis? Bagaimanapun, monster kecil adalah sahabatnya.     

Dan saat ini, Rong Zhan benar-benar berkeringat dingin. Ia memeluk mereka erat-erat, mencium mereka, terengah-engah, lalu berbisik, "Tidak apa-apa, tidak apa-apa, Ayah sudah pulang, Ayah di sini."     

Tak hanya Rong Zhan, orang tua dari bocah nakal itu juga datang, dan begitu wanita muda itu melihat putranya jatuh ke lantai sambil menangis dengan keras, ia terkejut setengah mati dan bergegas.     

Pria paruh baya di sisinya juga tak kalah panik dan langsung berlari ke arah putranya.     

"Apa yang terjadi?"     

Tepat ketika pria itu melihat tanda darah yang dalam di wajah putranya dan bekas gigitan di lehernya, ia berteriak ngeri.     

Saat itulah Rong Zhan memalingkan wajahnya dan berkata dengan marah, "Lihat apa yang ada di tangan putramu!"     

Ya, Rong Zhan melihatnya saat ia masuk. Terlihat garpu tajam yang dipegang erat-erat oleh bocah laki-laki itu dengan lumuran darah segar di sana. Itu sebabnya ia benar-benar bergidik ngeri. Bagaimana bisa anak itu memegang garpu di tangannya?!     

Sedang Su Li, memunggungi semua orang dan terus menenangkan suasana hati Xiaobai.     

Tubuh Xiaobai yang awalnya menegang mulai perlahan ditenangkan, dilemaskan, dan kemudian disandarkan dalam pelukan ibunya. Perhatian Su Li kini sepenuhnya tercurahkan pada stabilitas emosinya, kukunya yang tajam seperti binatang buas juga perlahan-lahan menyusut, bahkan warna matanya pun juga telah berangsur-angsur kembali normal, sama seperti sebelumnya.     

Meski Su Li sangat tahu bahwa putranya dapat melindungi dirinya sendiri dengan kemampuan ini, tapi ia tetap merasa sangat tertekan.     

Dengan mata yang masih memerah, akhirnya Xiao Meibao terisak dengan suara kecilnya yang terdengar menyedihkan sekaligus ketakutan, "Ayah, ayah, dia orang jahat. Dia memegang garpu untuk menikamku dan kakak...!"     

Tepat setelah kalimat itu terlontar, Xiao Meibao kembali menyusut ke pelukan ayahnya karena ketakutan.     

Dan Rong Zhan yang mendengar ini seolah disengat listrik seketika, "Apa?!"     

Xiao Ba Wanghua pun yang sebelumnya diam, akhirnya membuka mulut sembari tetap menahan tangisnya yang hampir meluncur keluar. Kini, tangan kecilnya mencoba memberi isyarat, "Dia benar-benar penjahat. Tadi saat di bawah, dia merampok Superman-ku dan memukulku. Lalu, dia mengambil garpu untuk menikam kami. Adikku sangat takut hingga dia menangis, dan Xiaobai yang bergegas datang langsung memukulnya!"     

Di akhir kalimat, semangat Xiao Ba Wanghua seolah tersulut setelah ia kembali teringat akan aksi yang ditunjukkan monster kecil.     

Rong Zhan sendiri yang mendengarkan penuturan putri dan putranya masih tidak menyangka, bahkan sulit untuk memikirkan ada anak yang begitu kejam macam itu.     

Meski kejadian menegangkan itu telah berlalu, ia pun hanya mampu mendengarkan dengan diselimuti rasa takut yang tak ada habisnya!     

Alhasil, Rong Zhan sontak memeluk anak-anaknya untuk menenangkan mereka. Sampai ketika ia menoleh ke belakang, tatapan marahnya ditujukan tepat untuk keluarga itu, kemudian teriakannya yang menggelegar tak lagi bisa dihindari, "Ini anak kalian?! ini yang dilakukan anak kalian!"     

Tentu pasangan di depan Rong Zhan juga mendengar apa yang dikatakan Xiao Meibao dan Xiao Ba Wanghua.     

Namun, wanita muda itu tampak tidak terima dan langsung menyeka darah putranya sambil berteriak, "Bohong! Bohong! Apa yang mereka katakan tidaklah benar. Anakku terluka. Sekarang, siapa yang menggertak siapa!"     

Meski ia mengatakan demikian, tapi di lubuk hatinya yang terdalam, tentu ia sangat tahu bagaimana karakter anaknya dibanding siapa pun.     

Bahkan saat itu, ia sendiri melihat putranya naik ke atas dengan garpu di tangan, dan ketika melihatnya, ia sama sekali tidak menghentikannya.     

Hanya saja, apa yang tidak ia duga adalah anaknya sendiri yang justru akan terluka.     

Kemudian, pria paruh baya itu juga tampak naik darah, langsung menampar wanita muda itu dan berteriak dengan keras, "Sudah kukatakan untuk mengawasinya! Sekarang, kamu masih juga belum bergegas untuk membawanya ke rumah sakit!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.