Monster Kecil Mencium Xiao Meibao (2)
Monster Kecil Mencium Xiao Meibao (2)
Saat ini, bocah laki-laki kecil itu mengenakan pakaian musim gugur yang tipis dan celana panjang rumahan. Hanya saja, karena celana panjang musim gugur kecilnya masih terbuka seperti milik bayi, alhasil pantat kecilnya terekspos begitu saja, sangat berbanding terbalik dengan Xiaobai yang berpakaian seperti pria dewasa. Meski keduanya memiliki penampilan yang bertolak belakang, namun kebahagiaan tetap terpancar kuat di sana.
Melihat itu, Sang Xia hanya mampu tersenyum tak berdaya sembari menggelengkan kepala.
Lihatlah, bagaimana tampilan anaknya sendiri yang begitu kekanak-kanakan!
Putranya sendiri yang jelas-jelas telah mempermalukan dirinya!
Kedatangan Su Li kali ini tentu karena adik laki-laki dan ipar perempuannya memiliki anak dan ia telah resmi menjadi bibi. Tak hanya itu, putranya sendiri seringkali berceloteh tentang "calon istri masa depannya". Jadi itulah kenapa Su Li datang tanpa mengucapkan sepatah kata pun ketika ia mengetahui bahwa keluarga Rong Zhan juga telah datang ke Roma.
Jelas, ia ingin mewujudkan keinginan yang selalu diimpikan putranya.
"Di mana menantu perempuanku? Cepat, biarkan aku melihatnya sekarang. Aku dan putraku sudah dibuat sekarat karena merindukannya."
Ucap Su Li sembari melepaskan mantelnya.
Kemudian, matanya menangkap sosok kecil yang terbaring lemah di sofa.
"Ini…"
Tatapan Su Li langsung tertuju ke arah Sang Xia.
"Dia terserang flu sejak di Kota T, tapi kondisinya sudah jauh lebih baik sekarang, meski bisa dibilang belum pulih sepenuhnya. Kali ini, aku khawatir dia akan menularkan virusnya pada putramu jika mereka berdekatan." jawab Su Li dengan raut menyesal.
Namun, Su Li tetap berjalan mendekat dan dengan lembut menarik sudut mulutnya, "Tidak perlu mengkhawatirkan tentang anakku."
Meski sistem imun dalam tubuh putranya terlihat lemah, tapi nyatanya fisiknya terlihat berbeda. Bahkan, ia relatif kuat. Bocah itu memang bisa menahan flu dan pilek layaknya orang biasa, tapi akan dibutuhkan sedikit usaha jika ia benar-benar sakit.
Kini, Su Li yang telah duduk di samping sofa dengan lembut menyentuh wajah kecil Xiao Meibao yang cantik, kemudian mencium keningnya perlahan. Lalu, ia mengangkat kepalanya dan melambai kepada putranya.
Sementara itu, Xiaobai yang sudah mempersiapkan diri untuk menemui "adik kecilnya" ini justru merasa gugup setengah mati, padahal ia sudah tidak sabar untuk melihatnya.
Dan begitu ia masuk tanpa bisa menemukan adiknya, rasa penasaran serta herannya seketika meluap.
Tepat di saat ia melihat ibunya melambaikan tangan ke arahnya, barulah ia memerhatikan sosok kecil yang terbaring lemah di sofa.
Sontak, ia langsung berlari.
Mendapati itu, Xiao Ba Wanghua juga bergegas tak ingin ketinggalan dengan pantat kecilnya yang telanjang.
"... Ibu..."
Melihat adik perempuannya tidur di sofa, sorot mata Xiaobai yang awalnya begitu bahagia itu berangsur-angsur menjadi bingung, "... Bu, adik, dia..."
"Adikmu sakit dan dia masih tidur. Saat bangun nanti, dia baru bisa melihatmu."
Jelas Su Li sembari ia mengambil handuk basah hangat untuk menyeka dahi Xiao Meibao.
Sedangkan Sang Xia yang berdiri di samping tampak menarik napas panjang, "Rong Zhan sangat sibuk akhir-akhir ini, begitu pun aku. Jadi kami bergiliran merawatnya. Ditambah lagi, anakku yang satunya baru membuat masalah denganku, untungnya kamu datang."
Setelah mengatakannya, Sang Xia melanjutkan, "Sekarang, lebih perhatikan kesehatan anakmu. Sungguh, anak-anak memang memiliki daya tahan yang buruk. Jangan sampai Xiaobai tertular virus dari Xiao Meibao."
"Oke, jangan khawatir. Aku akan menjaganya. Sekarang istirahatlah dulu. Aku akan mengawasinya."
Jawab Su Li mencoba menenangkan.
Karena kondisi fisiknya juga sangat lelah, alhasil, Sang Xia mencium dahi Xiao Meibao dengan lembut, kemudian ia bergegas membawa Xiao Ba Wanghua pergi.
Hanya saja, Xiao Ba Wanghua terus merajuk meminta turun, "Bu, aku ingin bermain dengan adik laki-lakiku."
Tanpa ragu, Sang Xia langsung menepuk pantat kecilnya yang dingin, "Dasar, kenapa kamu tidak memakai popok? Bisa-bisanya kamu berlarian dengan telanjang seperti ini. Benar-benar tidak tahu malu."
Seketika, Xiao Ba Wanghua mengangkat wajahnya dan berkata, "Malu, apa itu malu, Bu?"
Kali ini, Sang Xia benar-benar telah kehabisan kata-kata, "..."