Halo Suamiku!

Kemampuan Monster Kecil yang Berbeda (1)



Kemampuan Monster Kecil yang Berbeda (1)

0Kepalanya terasa kosong selama sesaat dan perasaan gugup seketika menyergapnya tanpa bisa dikendalikan, seolah ia sedang dihipnotis oleh seseorang.     

Tiba-tiba, Tang Ye merasa pusing dan pijakan kakinya tampak tidak stabil. Ia terhuyung ke depan, dan kemudian seketika pulih dari perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Setelah berhasil menguasai diri, ia menggelengkan kepalanya dan ingin tahu apa yang terjadi pada saat itu, tetapi ia tidak dapat mengingatnya.     

Apalagi saat ia melihat kembali ke arah Su Li dan putranya, semuanya nampak normal, dan keduanya telah memunggunginya.     

Dengan tak berdaya, Tang Ye menjambak rambutnya yang berantakan, mengerutkan keningnya dalam-dalam, dan hatinya benar-benar carut marut. Mungkinkah karena ia benar-benar menderita gangguan saraf hingga membuatnya seperti barusan?     

Semakin Tang Ye memikirkannya, semakin besar kemungkinan yang ia rasakan.     

Lalu tiba-tiba ponselnya berdering.     

Tanpa membuang waktu, Tang Ye segera mengeluarkan ponsel sembari mengamati dengan matanya, tapi segera ia kembali mengerutkan kening dengan erat.     

Setelah menolak panggilan yang masuk, ponselnya kembali berdering tanpa menunggu detik berlalu, seolah sosok di seberang sana sedang menagih hutang yang mendesak. Benar-benar tak ada habisnya!     

Tentu saja hal itu membuat wajah Tang Ye berangsur-angsur menjadi semakin kusut.     

Sampai akhirnya, ia mengambil napas dalam-dalam, baru kemudian menekan tombol untuk menghubungkan. Seketika, suara seorang wanita yang keras di sana berteriak dengan nada tajam, "Di mana kamu, Tang Ye? Aku menelepon sekretaris perusahaan dan dia mengatakan kamu tidak ada di sana sama sekali! Kemana saja kamu? Apa kamu sedang mencari seorang wanita di luar? Kuperingatkan sekali lagi, jika kamu tidak pulang untuk makan bersamaku, aku akan menemui ayahmu untuk mengadu dan memberitahukan semuanya! Biarkan saja semua orang tahu bahwa putranya tidak bisa 'berdiri'! Putranya bukan laki-laki!!"     

Begitu Tang Ye mendengar jeritan suara tajam wanita itu, sekujur tubuhnya tampak gemetar karena marah.     

Dulu ia masih bisa menahannya.     

Demi ayahnya, ia bertahan, bahkan mengakui bahwa ia sengaja tidur dengan wanita itu saat mabuk, lalu ia bersedia dibohongi dengan kehamilannya dan menuntut pernikahan. Tak hanya itu, pada akhirnya ia juga menikahi wanita yang tidak ia cintai, yang juga menghina dirinya lagi dan lagi, pun selalu mengancamnya tanpa ampun.     

Tapi hari ini, ketika Tang Ye melihat wanita yang dicintainya muncul seperti mimpi, sosok itu masih tetap seperti dewi dan menghantuinya. Alhasil, ia sudah merasa tidak lagi bisa menahannya kali ini.     

Jika demikian, mengapa ia harus hidup untuk orang lain? Tidak ada yang bisa membahagiakan atau menyakitkan baginya. Sarafnya telah melemah dan ia tidak bisa memiliki minat seksual begitu ia mengingat wajah wanita itu. Sampai kapan ia akan terus seperti ini?!     

Ia pun tidak akan bisa memiliki anak dengannya. Ia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk wanita itu, yang paling penting, ia tidak bisa membiarkan anak-anaknya dikandung oleh wanita jalang itu.     

Tidak ada yang tahu seberapa keras jantungnya berdetak ketika ia melihat putra Su Li yang tampan dan menawan. Bahkan untuk sesaat, ia seperti ingin menangis. Kenapa bukan ia yang memiliki anak dengannya?!     

Kenapa ia tidak bisa hidup bersama Su Li dan memiliki anak yang begitu tampannya?!     

Dan kenapa justru anak itu milik Su Li dan laki-laki lain?!     

Selama sesaat, Tang Ye akhirnya percaya bahwa reinkarnasi sebab dan akibat adalah pembalasan untuk manusia, tetapi jika sarafnya bisa "berdiri" lagi, ia lebih suka menjadi pria dengan tubuh dan pikiran yang berdedikasi, hanya menunggu Su Li, hingga nantinya kekasih yang selalu ada di hatinya itu memberinya kesempatan dengan tulus.     

Namun…     

Asumsi hanyalah menjadi asumsi belaka.     

Apa yang ia impikan tidak akan pernah mungkin terjadi.     

Hanya saja, tepat sebelum itu, ia telah merencanakan untuk hidup seperti ini sepanjang waktu. Tetapi ketika melihat Su Li pergi, sepertinya saraf yang selama ini melemah tiba-tiba terbangun.     

Meski tak bisa bersama wanita yang ia sukai, setidaknya ia tidak bisa hidup pasrah tanpa harapan.     

Kali ini, akhirnya ia berharap saat bertemu dengan Su Li lagi, ia akan menjadi pribadi yang bersemangat, bukan dirinya yang tak berdaya dan frustrasi seperti saat ini.     

Dan setelah Tang Ye memahami itu semua—-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.