Halo Suamiku!

Hamil Anak Kedua (3)



Hamil Anak Kedua (3)

1Apalagi anaknya lahir melalui operasi caesar saat itu.     

Ia benar-benar tidak tahan jika wanita tercintanya menderita seperti itu lagi, bahkan meski ia suka memiliki anak bersamanya, yang menunjukkan buah hasil dari cinta mereka.     

Kali ini, mata Su Li perlahan bersorot cerah dan tiba-tiba berkata, "Xiaobai, kita sudah memiliki seorang putra. Aku akan memberimu anak perempuan sekarang. Bukankah kamu menyukai anak perempuan? Aku akan memberimu satu dan memberi Xiao Xiaobai seorang adik perempuan."     

Sungguh, Su Li tidak mengerti mengapa Xiaobai-nya tidak terlihat terlalu bahagia.     

Padahal ketika ia melahirkan tahun itu, Chen Nianbai selalu menemaninya di ruang bersalin. Ketika akhirnya ia melahirkan seorang anak dengan memeprtaruhkan nyawa, Su Li melihat Chen Nianbai menangis dengan mata kepalanya sendiri.     

Sejujurnya, ia juga takut, sangat takut, takut sakit, takut mati, dan lebih takut terjadi sesuatu pada anaknya.     

Tetapi ketika memikirkan kelahiran Xiaobai, ia tidak bisa mengukur betapa berharganya rasa sakit yang ia derita sebelumnya.     

Dan sekarang, jika ia benar-benar memiliki anak kedua, ia juga akan berpikir begitu. Selama ia bisa melahirkannya dalam keadaan sehat, Su Li akan rela masuk neraka lagi.     

Anak perempuan?     

Kelopak mata Chen Nianbai sedikit berkedip, tetapi tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat dibandingkan dengan wanitanya.     

Sungguh, ia benar-benar tidak bisa menahannya.     

Jadi sekarang, Chen Nianbai dengan lembut membawanya ke dalam pelukan, mencium keningnya dengan lembut, memeluknya, dan berbisik perlahan, "Mungkin itu hanya ketidaknyamanan biasa. Karena belum bisa dipastikan, jangan terlalu banyak berpikir."     

Jika bisa, Chen Nianbai masih berharap agar Su Li tidak hamil, karena sejujurnya ia benar-benar sangat takut.     

Namun kini, Su Li mengangkat alisnya sedikit sembari menatapnya dengan penuh arti, "Kenapa? Kamu tidak menginginkan anak perempuan? Sebelum putra kita lahir, kamu mengatakan setiap hari bahwa kamu menginginkan anak perempuan secantik aku. Bukankah begitu?"     

Mendengar ini, Chen Nianbai tampak menghela napas samar.     

Ia tahu bahwa Su Li mengatakannya dengan sengaja, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.     

Kemudian, setelah membantu Su Li membersihkan sisi muntahan itu, ia langsung menggendongnya dan membawanya berjalan ke dapur.     

Setelah mendudukkannya ke kursi yang empuk, Chen Nianbai membawakan susu hangat dan jus segar, juga roti panggang dan telur goreng satu per satu. Tanpa membuang waktu, Su Li langsung melahapnya dengan tidak sopan, bahkan pipinya tampak begitu penuh dengan makanan.     

Melihat itu, Chen Nianbai tidak bisa berkata-kata, "..."     

Sampai akhirnya, ia hanya bisa menghela napas panjang dan berkata, "Makanlah perlahan dan jangan buru-buru. Setelah selesai makan, kita akan memeriksanya dan kita tunggu sampai hasil tes keluar."     

Dari tempatnya, Su Li dengan sengaja mengedipkan mata padanya, "Kamu juga menginginkannya, kan?"     

"...Kalau tidak?" sahut Chen Nianbai sambil meliriknya.     

Tapi memintanya untuk aborsi adalah suatu hal yang lebih tidak mungkin.     

Hanya saja, jika Su Li benar-benar hamil, tentu Chen Nianbai akan tetap menyesalinya.     

Sangat berbeda dengan Su Li yang saat ini justru tertawa bahagia.     

Meskipun ia sedikit takut, tapi ia sudah membuktikan bisa melahirkan monster kecil dengan selamat. Jadi, bukankah tidak apa-apa untuk memiliki yang lain, kan?     

Apalagi ia sangat ingin melahirkan seorang putri untuk Chen Nianbai dan seorang adik perempuan untuk putra mereka.     

Terlebih saat memberikan nama untuk anak-anak mereka.     

Karena Su Li ingin memberi Chen Nianbai salinan kecil seperti sosoknya, jadi ia akan memberikan nama setiap anak adalah bagian dari nama keduanya. Alhasil, ketika anak laki-laki keluar, ia akan memberinya nama Su Mubai. Sebaliknya, jika perempuan, ia akan diberi naman Chen Muli.     

Tak lama berselang, Xiaobai bangkit dan turun dari tempat tidur. Saat ini, ia sedang mengenakan pakaian kecilnya dan berlari ke arah ibunya. Hari itu, ia ingin bermain dengan adik perempuan, tetapi ibunya tiba-tiba menyela, "Nak, apa kamu ingin punya adik perempuan?"     

Sontak, monster kecil tampak memiringkan kepalanya karena terkejut, adik perempuan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.