Halo Suamiku!

Hidup Barunya (1)



Hidup Barunya (1)

2Tang Ye benar-benar merasa sedih dan hampa. Bagaimana lagi? Wanita yang dicintainya bukan miliknya dan hidupnya sendiri kini benar-benar berantakan.     

Perceraiannya gagal karena wanita jalang itu mengatakan jika dirinya hamil. Sungguh konyol! Bahkan ia begitu niat hingga mengeluarkan laporan tes kehamilan yang menunjukkan bahwa dirinya sedang mengandung selama dua bulan.     

Tentu saja perceraiannya tidak bisa dikabulkan.     

Karena itulah ia tak kunjung kembali ke rumah dan justru semalaman menghabiskan waktu di klub malam. Padahal sudah lama ia tidak pernah menjamah tempat itu.     

Sebelum ini, ia merasa sudah cukup bersenang-senang dan bosan. Ia ingin hidup sederhana dengan jujur, tetapi ketika tahu bahwa wanita itu hamil dan perceraiannya gagal total, ia hanya mampu melampiaskan semuanya pada botol minuman.     

Tak hanya itu, ia juga telah menyiapkan jika wanita jalang itu memeriksa emailnya dan menelepon, ia akan memberitahu bahwa dirinya sedang bermain-main dengan wanita dan tidur dengan wanita lain.     

Ketika pergi dalam keadaan mabuk kemarin, ia mendengar wanita itu menangis dan berteriak, tetapi ia tidak peduli sama sekali. Ya, ia akui dirinya memang sampah. Ia tidak bisa bertanggung jawab atas wanita yang tidak ia sukai.     

Ia salah. Seharusnya ia tidak berkompromi dengan alasan orang tuanya.     

Dan sekarang.     

Ketika Tang Ye jatuh ke dalam kekacauan di benaknya, tiba-tiba pintu balkon didorong terbuka oleh sepasang tangan putih yang ramping.     

Sesosok tubuh yang tampak lemah muncul, terbungkus jaket panjang berlapis, dengan dua kaki putih ramping dan tanpa alas di bawahnya.     

Sejujurnya, Tang Ye sedikit terkejut ketika melihat sosok itu datang kepadanya.     

"Aku sudah membuatkan sup untukmu. Bukankah kamu bilang kamu akan berangkat kerja pagi kemarin? Makanlah dulu. Ini akan menyelamatkanmu dari sakit kepala." Terdengar suara seorang wanita yang begitu lembut.     

Selama sesaat, tampaknya Tang Ye tidak mampu bereaksi.     

Bahkan, ia tidak tahu mengapa dirinya bangun di tempat yang asing pagi ini. Ditambah lagi dengan kehadiran seorang wanita telanjang di sebelahnya. Sejauh yang ia bisa ingat, ia hanya pergi ke klub malam untuk mencurahkan isi hatinya karena perceraiannya gagal kemarin. Malam itu, banyak wanita mengelilinginya, tetapi apa yang ia lakukan selanjutnya…     

Hanya setelah melihat segala sesuatu yang berantakan di tempat tidur, Tang Ye baru akan mengerti.     

Hanya saja, ia bahkan tidak mau repot-repot melihat wanita di sisinya. Pagi tadi, ia langsung berlari ke balkon untuk minum sembari menunggu pesawat melintas, karena ia tahu mereka akan berangkat hari ini.     

Ia ingin melihat kekasih hatinya untuk terakhir kalinya.     

Dan saat ini, dengan sup di tangan wanita yang muncul di depannya, Tang Ye melihatnya dengan sorot kebingungan.     

Namun kali ini, botol anggur di tangannya jatuh seketika.     

Jatuh ke lantai dan langsung berguling, menumpahkan cairan ke mana-mana.     

"Lili… Lili, kamu.. Ini kamu…"     

Mata Tang Ye melebar dan bibirnya bergetar, seolah-olah ia sedang bermimpi.     

Dan suara lembut wanita itu kembali terdengar, "Kemarin kamu juga memanggil nama ini, dan sekarang pun begitu."     

Jadi, nama itu pasti memiliki makna yang dalam untuknya.     

Dan wanita itu cukup pintar tanpa harus bertanya.     

Sontak, Tang Ye tersadar ketika ia mendengar pernyataan itu. Ini bukan Su Li.     

Kemudian, ia menggelengkan kepalanya dan menatap wanita itu lagi, tetapi sorot matanya masih tetap menyiratkan kebingungan, "Siapa namamu?"     

Tang Ye masih tidak percaya. Karena penampilan wanita ini, pesona mata dan bulu matanya agak mirip dengan Su Li, bahkan sosoknya juga tidak bisa dibedakan. Ditambah dengan pengaruh dari alkohol, jadi pikirannya masih carut marut dan mengira itu adalah Su Li.     

"Namaku Hai Tang."     

"Hai Tang? Kamu…"     

Tang Ye mengerutkan kening dan mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin.     

Dan nama ini terdengar seperti pemilik klub malam…     

Benar saja, sebelum ia selesai memikirkannya, wanita itu lebih dulu membuka mulutnya tanpa menyembunyikan, "Aku pemilik bar yang minum denganmu kemarin."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.