Halo Suamiku!

Hidup Barunya (3)



Hidup Barunya (3)

1Obat yang benar-benar mampu menyembuhkan dirinya dan menghidupkan kembali kejantanannya.     

Hingga, Tang Ye akhirnya berhenti mondar-mandir. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi tiba-tiba, sorot matanya seketika menggelap. Tepat ketika matanya menangkap rona kemerahan di mata wanita itu setelah dipermalukan olehnya, Tang Ye seketika bergegas ke arahnya di detik berikutnya.     

Ia langsung menekan bahu wanita itu di tempat tidur dan menimpali dengan cibiran, "Bukankah kamu ingin 'bermain keras' untuk mendapatkanku sekaligus menarik perhatianku? Baiklah, aku akan mewujudkannya! Aku akan mewujudkannya untukmu!"     

Di akhir kalimat, Tang Ye merobek selimut di tempat tidur tanpa menunggu penolakan wanita itu, lalu ia menundukkan kepalanya dan mulai membuat kekacauan. Sampai di detik itu juga matanya secara tidak sengaja melihat bercak merah di atas seprai.     

Tubuh beratnya yang menekan wanita itu tertegun seketika.     

Mata Tang Ye yang melihat darah mengalir di atas lembaran putih itu juga menegang. Tepat ketika ia baru menyadari apa yang terjadi, sontak ia mengubah wajahnya, mengerutkan alisnya dan mengutuk tajam, "Sial, kamu masih perawan?!"     

Wanita yang terbaring lemah di tempat tidur itu tidak lagi memandangnya. Kini, tampilannya benar-benar menyedihkan dengan mata merah dan ekspresi datar.     

"Sialan!"      

Setelah lagi-lagi umpatan keluar dari mulut Tang Ye, ia langsung bangkit berdiri. Bagaimanapun, wanita ini adalah sosok wanita dengan pesona yang mirip dengan seseorang yang sangat dicintainya dan ia telah merenggut kesuciannya untuk pertama kali. Sungguh, Tang Ye tidak tahu apakah ia justru merasa bahagia atau tidak.     

Sebenarnya, permasalahan ini tidak terlalu penting bagi Tang Ye. Apalagi, ia sendiri merasa kesulitan selama ini.     

Hanya saja, tidak disangka…     

Kemudian, wanita yang sebelumnya telah mencoba merawat Tang Ye dengan memberinya sup itu benar-benar tidak memiliki ekspresi saat ini. Sebaliknya, ia beralih menatap Tang Ye dengan mata merah dan berucap, "Ya, aku memang masih perawan. Harga yang telah kamu bayar tadi malam satu juta. Kamu sendiri yang membeliku. Tapi kamu masih meminta lagi hari ini? Kalau begitu, aku dapat memberimu harga lebih murah 500.000 yuan untuk yang kedua."     

Bagaimana bisa Tang Ye mengingat semua itu? Ia telah gagal bercerai, ditambah dengan Su Li yang akhirnya pergi, hingga membuatnya minum sampai tak sadarkan diri. Tak bisa disangkal, ia benar-benar menjadi bodoh kemarin.     

Hanya saja entah kenapa, saat melihat wanita yang tampak polos itu menyatakan harga dengan jelas, tiba-tiba ia merasakan kemarahan di hatinya melonjak kuat.     

Sorot matanya juga ikut menegang, tapi sudut mulutnya tertarik ke atas dan sebuah senyum sinis akhirnya tersungging, "Oke, ayo, ayo!"     

Setelah mengatakan itu, ia tidak ragu lagi dan langsung melompat ke atasnya.     

Hingga hasratnya tak lagi bisa dikendalikan.     

Kemarin, meski ia telah minum terlalu banyak anggur, yang membuatnya tidak bisa mengingat banyak hal dengan jelas, tapi penglihatannya berbeda.      

Dengan ganas, ia melampiaskan kemarahannya pada wanita itu tanpa alasan, melampiaskan kemarahannya atas kegagalan perceraian, melampiaskan kemarahannya atas ketidakmampuannya mendapatkan Su Li, dan melampiaskan segalanya yang membuatnya hancur. Jika apa yang dilakukan Tang Ye tidak bisa dikendalikan, ia bisa saja membunuh wanita yang lemah ini hidup-hidup.     

Hingga akhirnya, ia melihat wanita itu menangis. Runtuhnya tangisan itu seperti keputusasaan, yang membuat lubuk hati Tang Ye tiba-tiba melunak.     

Wanita ini hanya memiliki kemiripan dengan Su Li.      

Jadi akan sangat salah jika ia memperlakukannya sebagai Su Li.     

Dan akhirnya, Tang Ye mencubit rahangnya, sedikit tersentak dan melontarkan sebuah pertanyaan, "Sekali lagi, siapa namamu? Katakan padaku nama aslimu."     

"Hai Tang." jawabnya dengan suara serak dan lemah.     

Hai Tang, itu nama aslinya.     

Dan Tang Ye mengingat namanya kali ini.     

Pada hari itu, ketika pada siang hari Tang Ye memutuskan untuk pergi, barulah ia mengamati semua tatanan hangat di apartemen kecil itu. Sembari berpakaian dan membuka pintu setelahnya, ia kembali berucap pada pemilik apartemen ini, "Berhentilah dari pekerjaan klub malam dan ikut denganku nanti."     

 ...     

Keesokan harinya, sesuatu yang tidak terduga terjadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.