Halo Suamiku!

Bagaimana Lagi, Aku Tidak Mencintaimu (2)



Bagaimana Lagi, Aku Tidak Mencintaimu (2)

1Sampai akhirnya, ia menandatangani bagiannya dengan rapi.     

Beban yang selama ini bersarang di hati dan bahunya tampak terangkat sekaligus, juga batu besar yang menindasnya sejak lama juga akhirnya menghilang. Kini, Tang Ye merasa sangat lega.     

Bahkan setelah menandatangani berkas itu, ia langsung bangkit dan hendak pergi.     

Namun, wanita di belakangnya masih saja menangis dan terdengar ia berkata perlahan, "... Ternyata benar, kamu memang tidak mencintaiku sama sekali. Tapi aku akan tetap mengatakan satu hal... aku sudah hamil selama dua bulan."     

"Sialan, gugurkan saja!"     

Begitu mendengarnya, tangis wanita itu semakin tak terkendali.     

Tanpa berbalik, Tang Ye sedikit memiringkan kepalanya dan berucap dengan tenang, "Aku akan memberimu kompensasi, tetapi anak itu lebih baik tidak dilahirkan. Seorang anak yang tidak diharapkan oleh ayahnya akan sangat menderita setelah lahir. Kuharap kamu bisa memikirkannya."     

Setelah itu, Tang Ye pergi tanpa keraguan sedikit pun.     

Hanya saja, selangkah setelah ia keluar, terdengar teriakan histeris wanita di dalam, "Tang Ye...! Kenapa kamu tidak bisa mencintaiku...!"     

Tentu saja Tang Ye sudah tidak menggubrisnya lagi.     

Bahkan ia baru memikirkan kata-kata tadi setelah melangkah cukup jauh sembari menggelengkan kepalanya dengan lembut.     

Bagaimana lagi, tidak ada cinta yang ia rasakan untuknya.     

Alasan mengapa ia tidak menyukainya bukan karena wanita itu terlihat biasa saja. Sama sekali bukan. Meskipun ia terlihat cantik sekali pun, jika tidak cinta, ya tidak.     

Jika mencintai seseorang, mana perlu apa alasannya.     

Di antara rumitnya kehidupan, perasaan adalah satu hal yang harus diperhatikan.     

Karena jika kita tidak bisa hidup dalam damai, maka kita akan jatuh dalam suatu keputusasaan.     

 **     

Malam itu, Hai Tang telah bersiap dengan pakain rapi dan hendak menuju ke teras dengan tas jinjing. Tapi tiba-tiba, terdengar ketukan di luar pintu apartemen kecilnya.     

Selama sesaat, ia hanya mampu tertegun di tempat dan tidak segera membuka pintu. Alhasil, ketukan di sana menjadi semakin keras dan tak terkendali.     

Sembari menahan napas, ia mengintip dari lubang pintu untuk melihat siapa yang ada di luar.     

Benar saja, ia melihat seorang pria bermantel coklat tua, tangan dimasukkan ke dalam saku, dan wajahnya yang terlihat sedikit memucat karena musim dingin.     

Tampaknya udara di luar sangat dingin hingga pria itu mengepalkan tinjunya dan mengembuskan napas beberapa kali.     

Melihat tampilan itu, samar-samar Hai Tang mengedipkan mata, lalu menarik napas dalam-dalam... sebelum akhirnya mengulurkan tangannya untuk membuka pintu.     

Sementara Tang Ye yang sibuk menghembuskan panas di luar pintu sedikit tersentak saat pintu tiba-tiba terbuka.     

Namun, ia segera menghentikan aksinya dan beralih menatap sosok di depan tanpa ekspresi.     

Bahkan tanpa ragu, ia langsung menerobos masuk dan membanting pintu hingga tertutup.     

Kemudian ia memandangnya dengan acuh tak acuh dan bertanya, "Sudah jam berapa ini? Kemana kamu akan pergi? Jangan sampai kamu memberitahuku bahwa kamu akan pergi ke tempat para setan."     

"Tempat para setan? Bukankah kamu yang membawaku kembali dari tempat itu kemarin?" Hai Tang yang merasa dipermalukan hanya menunjukkan ekspresi saat ini.     

Namun, Tang Ye hanya mendengus dingin, lalu meraih lengannya dan menyeretnya ke dalam ruangan. Tanpa aba-aba, ia juga meraih tasnya dan membuangnya secara sembarangan, "Sudah kukatakan, kamu tidak diizinkan pergi ke tempat itu lagi dan ikut denganku setelah ini."     

"Oh, berapa harga yang akan aku dapatkan untuk mengikutimu? Aku sangat mahal."     

"Kamu—!"     

Wajah Tang Ye benar-benar kusut sekarang. Rupanya wanita ini sengaja mengatakan beberapa patah kata itu dengan santai. Sungguh, ia selalu membalas Tang Ye dengan mengungkapkan harga atas dirinya.     

Bukankah sebenarnya ia bukan wanita seperti itu?!     

Tapi kali ini, tanpa diduga, Tang Ye tidak lagi marah.     

Karena ia seketika teringat akan informasi yang dikirim oleh asisten pribadinya sore tadi.     

Hai Tang, berusia 23 tahun, penduduk asli kota dengan orang tua tunggal. Ia baru saja meninggalkan perusahaan milik negara dan baru menjajaki VIP klub malam hanya selama tiga hari. Ibunya sakit parah dan sangat membutuhkan transplantasi sumsum tulang.     

Sesaat setelah memikirkan ini, Tang Ye merentangkan pergelangan tangannya, menekan nyala api yang berkobar di dadanya, kemudian mengeluarkan sepatah kata——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.