Ketahuan Tidur Bersama (1)
Ketahuan Tidur Bersama (1)
Tidak ada sedikit pun jejak yang tertinggal di sana.
Dan begitu Jun Hang membuka mata, ia langsung disuguhkan dengan pemandangan seperti itu. Tak bisa disangkal, ia seolah terjerat tanpa bisa berpaling sedetik pun.
Tepat di detik berikutnya, tubuh menawan yang lembut itu mendekat ke wajah Jun Hang dan langsung terkubur dalam pelukannya.
Bagian bawah Jun Hang seketika mengeras. Tanpa rangsangan pun, tubuh pria yang bangun pagi pasti akan secara alami menegang, apalagi melihat wanita kesayangannya seperti ini. Sosok Youyou yang begitu menggoda benar-benar tak terbantahkan.
Hal itu pun membuat Jun Hang langsung menyalakan hasratnya yang mengamuk.
Karena suhu udara di pagi hari agak dingin, jadi saat menekan ke bawah, tanpa sadar Jun Hang membuka selimut, membungkus tubuh Youyou yang telanjang dan langsung menariknya ke dalam, kemudian memeluknya begitu erat, hingga akhirnya berbalik——
**
Sementara itu, Putri Anne, yang dituntun oleh pelayannya, sudah menunggu di ruang makan istana.
Koki di istana ini memang direkomendasikan olehnya. Saat itu, ketika makan bersama, seseorang bertanya pada Jun Hang bagaimana rasa makanannya, kemudian ia mengatakan bahwa rasanya enak. Itulah kenapa, Putri Anne mengirim kokinya sendiri ke istana agar memasak makanan untuk Jun Hang.
Memang, jika mengesampingkan semuanya, rasa makanan yang dibuat oleh koki ini sangat lezat.
Bahkan Youyou pun sangat menyukainya.
Sebenarnya, Jun Hang sendiri selalu ingin makan bersama dengan Youyou setiap hari, tetapi ketika waktu tidak memungkinkan, maka ia akan memerintahkan Menteri Administrasi, yang setara dengan pembantu rumah tangga pribadinya untuk mengatur segalanya yang dibutuhkan Youyou.
Youyou harus 100% puas dengan apa yang ia ingin makan dan minum.
Sedangkan saat ini, Putri Anne sudah lama menunggu, hingga waktu sarapan pagi sudah dimulai. Ya, ia datang hari ini dengan janji yang telah dibuat kemarin, tapi ia tidak kunjung melihat Jun Hang sedari tadi.
Tampaknya, Putri Anne telah mempertahankan kesabaran yang baik, tetapi sebenarnya ia tidak bisa duduk diam menunggu tanpa kepastian.
Seperempat jam kemudian, Putri Anne akhirnya sudah kehilangan kesabaran. Tanpa ragu, ia bangkit dan berjalan ke kamar tempat Jun Hang berada.
Menteri Administrasi yang bertanggung jawab atas segala sesuatu di istana segera melangkah maju dan berkata dengan hormat sambil tersenyum, "Putri Anne, Yang Mulia masih beristirahat dan belum bangun. Apakah Anda ingin menunggu?"
Wajah Putri Anne yang bermartabat dan cantik itu sama sekali tidak menunjukkan kemarahan, tetapi nada suaranya menunjukkan ketidaksenangan, "Yang Mulia, bagaimana bisa dia tidak tepat waktu?"
Bisa dibilang, negara Jerman benar-benar menganut praktik bahwa waktu merupakan hal yang sangat penting dalam proses komunikasi interpersonal.
Jika tidak tepat waktu, maka sama saja ia akan meninggalkan kesan buruk.
Kemudian, Menteri administrasi itu lagi-lagi tersenyum sembari berkata, "Putri Anne, apakah Anda telah membuat janji dengan Yang Mulia kemarin?"
Begitu ia mengatakan ini, wajah Putri Anne tiba-tiba sedikit berubah.
Kemarin, ketika ia makan malam dengan Yang Mulia, sang putri menyebutkan tentang janji di antara keduanya pagi ini. Yang Mulia pun setuju. Tapi kemudian, Yang Mulia belum juga menampakkan diri sedari pagi... Sudah pasti ia mengetahui dengan jelas janji yang telah ia sepakati kemarin.
Dan sekarang, Putri Anne tidak lagi menanggapi Menteri Administrasi lagi. Hanya saja, kini ia sedikit mengangkat dagunya dan terus berjalan ke depan menuju ke kamar tempat Jun Hang berada.
"Putri Anne, Yang Mulia masih belum terjaga..."
"Memangnya kenapa kalau dia belum bangun, Charles? Aku adalah calon permaisurinya. Apa aku bahkan tidak berhak untuk melihatnya?!" Karena kesabaran Putri Anne sudah benar-benar lenyap, alhasil ia memanggil nama menteri itu dengan nada dingin dan keras.
Saat itu juga Charles mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
Kemudian ia mengulurkan tangan dan membiarkannya pergi.
Jika dilihat situasinya, memang mustahil bagi Putri Anne jika ia tidak marah.