Hidup Barunya (2)
Hidup Barunya (2)
Apa pun yang terjadi, wanita ini tetap bukan Lili. Apalagi perbedaan antara keduanya masih begitu besar. Bagaimana bisa seorang pemilik bar dibandingkan dengan Lili-nya? Dan terus terang, bukankah pemilik bar ini hanyalah orang yang tidur dengan para tamu?
Jadi tidak ada bedanya dengan wanita malam lainnya.
Hanya saja, baru ia mengambil sebotol anggur, tiba-tiba cahaya di depannya terhalang. Aroma samar seketika menguar dan rambutnya yang panjang tergerai.
Wanita itu tampak menekan tangan Tang Ye yang memegang botol anggur. Matanya yang sipit juga menatap Tang Ye sembari ia memberinya sup yang menenangkan, "Jangan diminum lagi. Jika kamu meminumnya lagi, kamu akan keracunan alkohol."
Sungguh, Tang Ye benar-benar kesal karena seseorang datang untuk mencampuri kehidupannya, apalagi itu orang luar. Kini, tampak ia mengerutkan keningnya dan hendak marah. Namun, ketika matanya yang marah menyapu sosok di depannya, api yang membara di dadanya tiba-tiba lenyap.
Tanpa sadar, ia mengatupkan bibirnya dengan erat. Tepat ketika ia melihat wanita dengan pesona yang mirip dengan Su Li di hadapannya kini, tiba-tiba lengannya terulur untuk meraih pergelangan tangan wanita itu dan langsung menariknya ke dalam kamar.
Tapi ini hanya mirip. Apakah ia pantas mendapatkannya! Apakah wanita ini pantas mendapatkannya!
"Kamu pikir kamu siapa? Mengapa kamu peduli padaku! Tidak ada yang bisa mengendalikanku pada akhirnya! Aku bisa melakukan apa pun yang aku mau, bahkan meski aku harus mati di jalan!" Setelahnya, Tang Ye melemparkan wanita itu ke tempat tidur besar diiringi dengan teriakan penuh amarah, ditambah dengan dadanya yang naik turun dengan hebat.
Tanpa diduga, wanita itu sontak menutupi pergelangan tangannya yang merah dan terlihat sedikit pucat, kemudian ia berkata perlahan, "Aku tidak peduli di mana kamu mati. Aku hanya tidak ingin kamu mati karena keracunan di rumahku."
"Kamu—!"
Sebelum mampu melanjutkan kalimatnya, Tang Ye seketika terdiam. Sampai, wajahnya berubah sedikit malu dan akhirnya ekspresi semacam ejekan terlintas di matanya, "Oh? Beraninya kamu membalikkan ucapakanku. Apa kamu mencoba untuk menangkapku dan dengan sengaja mencoba menarik perhatianku? Kamu hanyalah seorang wanita yang menemani tidur berbagai pria! Jadi jangan banyak bermimpi di siang hari, bahkan jangan pernah memikirkannya sekali pun!"
Di akhir kalimat, Tang Ye memegang dagu wanita itu erat-erat dengan sorot mata tajam.
Sementara wanita yang ada di depannya kini tampak terpana oleh penghinaan Tang Ye, lalu bulu matanya terlihat gemetar dengan diselimuti warna merah di matanya.
Tapi kali ini, ia sama sekali tidak membuka mulut, hanya menyesap bibirnya kuat-kuat dan tidak membantah.
Dan Tang Ye yang menatap mata merahnya saat ini justru semakin bingung. Penampilan wanita yang merasa tertekan itu membuatnya benar-benar terganggu.
"Sialan!"
Tang Ye tanpa ragu melepaskan dagunya dengan kasar dan berganti mondar-mandir dengan marah. Mengapa, mengapa pikirannya selalu tertuju pada Su Li ketika ia memandang wanita ini? Mungkinkah karena mereka memiliki pesona yang sedikit mirip? Tapi tetap saja ini bukan Su Li!
Su Li itu unik!
Dan Tang Ye sendiri tidak ingin sosok Su Li digandakan! Karena ia tahu bahwa semua ini hanya akan menipu dirinya sendiri! Apalagi dengan membuat pemilik bar ini bertindak sebagai wanita yang dicintainya, benar-benar menentang hati Tang Ye. Wanita ini tidak layak disamakan dengan kekasihnya dan sama saja ini menghina perasaannya terhadap Su Li.
Sungguh, ia sudah bersikap kurang ajar sepanjang hidupnya dan satu-satunya wanita yang pernah dicintainya hanyalah Su Li.
Jadi sekarang, ketika ia ingin melemparkan uang dan pergi dengan penghinaan untuk wanita di hadapannya, tiba-tiba saja Tang Ye menyadari jika ia tidak bisa pergi seperti ini. Alasannya tentu karena pemilik bar yang tidur dengannya semalam benar-benar memiliki pesona yang mirip dengan Su Li, apalagi tampilan matanya yang tampak memerah saat ini.
Dan sebenarnya, ada satu hal yang tidak ingin ia akui.
Untuk pertama kalinya, keinginannya sebagai seorang pria menjadi begitu tak terkendali setelah sekian lama hilang. Untuk sesaat, ia pikir ia tidak akan merasakannya lagi, tetapi sekarang, ia baru menemukan bahwa bertemu dengannya seperti menemukan dosis obat yang terbaik.