Halo Suamiku!

Hamil Anak Kedua (4)



Hamil Anak Kedua (4)

1"Bu, di mana adik perempuan itu? Dari mana dia berasal?"     

Monster kecil berdiri di depan ibunya sambil bertanya dengan wajah kecilnya mendongak keheranan.     

"Dia juga anak dari ibu dan ayah. Dia adalah adik perempuanmu. Bisakah kamu menerimanya jika kamu memilikinya?" Kini, Su Li berjongkok dan menatapnya dalam. Karena monster kecil sudah cukup mengerti, jadi ia harus mengkomunikasikan ini dengannya secara hati-hati dan serius.     

Sementara monster kecil kali ini tampak mengatupkan mulut kecilnya dan berhenti berbicara, karena ia sontak memikirkan adik perempuan lain, yang mungkin memang berasal dari ayah dan ibu… yang membuatnya tidak lagi menjadi satu-satunya… Seketika saja, rasa sedih menyergapnya tanpa bisa dicegah.     

Begitu Su Li melihat bahwa ia tidak mengatakan apa-apa, Chen Nianbai tiba-tiba menggendong putranya dan berbalik untuk mendandaninya dengan pakaian tebal karena mereka akan membawanya turut serta.     

Sembari menyibukkan diri dengan monster kecil, Chen Noanbai berkata kepada Su Li tanpa menoleh ke belakang, "Terlalu dini untuk mengatakan ini sekarang. Lagipula, belum pasti itu perempuan. Kalaupun memang benar kamu hamil, jika itu adik laki-laki, apa yang akan kamu lakukan?"     

"Dulu, aku bilang akan punya anak laki-laki dan hasilnya sesuai dengan prediksi, dan sekarang aku bilang anak perempuan, pasti nanti yang lahir perempuan." Ucap Su Li dengan sedikit ragu.     

Tapi, semua pasti seperti itu. Ya. Pasti.     

Su Li penuh percaya diri.     

Setelah selesai bersiap, akhirnya mereka pergi ke rumah sakit untuk mencari kepastian. Saat itu, Xiaobai mengikuti ayahnya dengan dot kecil di mulut dan berlari bolak-balik untuk memeriksa ibu. Tampaknya Xiaobai sangat tidak tahan di tempat ini, tetapi ia tidak ingin meninggalkan mereka. Itulah kenapa ia harus pergi bersama ayah dan ibu.     

Setelah masuk, Su Li langsung melakukan pemeriksaan USG.     

Entah bagaimana hasilnya nanti, masih tidak ada yang bisa memprediksi. Apalagi, keduanya sama-sama memiliki pemikiran mereka masing-masing. Yang satu merasa senang, sementara yang lain merasa khawatir.     

Chen Nianbai-lah yang mengambil sendiri hasil dari USG yang dilakukan Su Li. Sekilas ia melihat tampilan dan gambar yang tertera di sana.     

Sontak saja, ia sedikit tercengang. Meski ia tidak memahami secara rinci, tapi ia tahu.     

Benar saja, Su Li... hamil.     

Kini, Chen Nianbai benar-benar tidak tahu harus berkata apa, "..."     

Ketika ia hendak menemui Su Li dan dokter dengan lembar tes USG itu, ia mendapati wanitanya telah menunggu di pintu.     

Melihatnya berjalan mendekat, Su Li menatapnya sejenak, seolah ia telah tahu betul apa yang ada di tangan Chen Nianbai saat ini dan seperti hasil itu bukan untuknya, melainkan untuk Chen Nianbai.     

Tapi Chen Nianbai sepertinya tidak melihatnya. Ketika sudah di depannya, ia langsung meraih tangan Su Lu dan membawanya masuk sembari meletakkan lembar tes di depan dokter.     

Su Li terpana.     

Melihat dokter di depannya tampak membaca hasil tes itu, Su Li sangat gugup.     

Sebenarnya ia benar hamil atau tidak?     

Dan tepat di detik setelahnya.     

Dokter mengangkat kepalanya, lalu menatap Su Li di depannya dan berkata dengan kacamata presbiopi yang tersemat di hidungnya, "Selamat, kamu telah hamil selama satu bulan. Sekarang kondisimu juga sangat sehat. Tapi mulai sekarang, tolong lebih diperhatikan lagi untuk tidak berolahraga dengan keras dalam tiga bulan pertama. Apalagi, ini adalah anak kedua. Kalian pasti juga sudah paham apa yang harus diperhatikan."     

Begitu ucapan ini keluar, Su Li langsung melebarkan matanya, "Sungguh, sungguh, benarkah aku hamil?"     

"Kenapa? Kamu tidak menginginkannya?" Dokter menatap mereka dengan heran.     

"Tidak, tidak, tidak, tidak begitu dokter. Hanya, apa dia laki-laki atau perempuan? Aku benar-benar tidak menyangka!" Kali ini, Su Li sangat bersemangat. Terlebih lagi, masih ada kesenjangan besar antara tebakan dan fakta. Meski begitu, kenyataan bahwa ia benar-benar hamil masih membuatnya sangat bahagia.     

Dan tepat setelah ia mengatakan itu, dokter segera memberinya tatapan rumit, tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Hm, bagaimana bisa kita melihat jenis kelamin dalam usia kandungan sebulan? Tapi aku berdoa semoga kalian selalu sehat, baik anaknya nanti perempuan atau laki-laki."     

"Terima kasih, terima kasih, dokter!" Su Li teramat senang hingga berterima kasih berkali-kali.     

Sementara Chen Nianbai yang menatapnya sangat bahagia, meski hatinya tidak rela, tapi tetap masih ada kilatan sayang dari sorot matanya. Kemudian ia beralih menatap dokter dan berkata, "Dokter, dia melahirkan melalui operasi caesar sebelumnya dan sekarang dia hamil lagi. Akankah ini..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.