Halo Suamiku!

Kisah Cinta Manis di Hari Natal (6)



Kisah Cinta Manis di Hari Natal (6)

1Tidak akan.     

Kebetulan, hari ini kakak iparnya bertanya tentang pilihannya untuk masa depan.     

Tentu ia memilih jalan yang kuat dan apa yang ingin ia lalui, tetapi jalan itu pasti penuh dengan bahaya. Lagipula, jalan mana yang benar-benar mulus?     

Sang No sendiri juga ingin berdiri tegak dan menjadi cukup kuat untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi.     

Tetapi saat ini, setelah An Xiaoyang mengucapkan kata-kata seperti itu, percikan gelombang di hati Sang No tak terelakkan. Bahkan ia bertanya-tanya apakah pilihannya benar-benar... tepat?     

Namun, lagi-lagi Sang No teringat saat kakak iparnya datang ke Kota G dan menyelamatkan mereka dari serangan gangster dengan mudah. Tentu hal itu yang lebih memperkuat keyakinan atas pilihan yang sudah ia buat.     

Ia ingin seperti kakak iparnya.     

"Bajumu sangat tipis. Apa kamu tidak kedinginan?"     

Begitu An Xiaoyang menyentuh tubuhnya, ia mampu merasakan suhu yang tertambat di sana, dan sontak membuat keningnya mengerut dalam.     

Saat itulah Sang No mengambil kesempatan untuk mengangkat selimut di tubuh An Xioayang dan langsung masuk ke dalam. Bahkan kali ini, ia juga sengaja berkicau, "Dingin. Sangat dingin. Tubuhku membeku."     

Hanya saja, ketika An Xiaoyang menyadari jika tubuh Sang No sangat besar, sementara ranjang ini hanya berukuran 1.8 meter, tentu dengan keduanya sama-sama berbaring di sini akan membuat tempatnya semakin sempit dan tubuh mereka saling berhimpitan. Seketika, rasa malu di hati An Xiaoyang merembet hingga ke wajah. Alhasil, ia berusaha mendorong Sang No dengan tidak berdaya. "Ayolah, Sang No, kita masih kecil. Tidak baik seperti ini."     

Ujarnya dengan wajah tersipu malu-malu.     

Tanpa diduga, Sang No justru memeluk pinggang rampingnya, mengangkat kepala An Xiaoyang dari lehernya yang harum, lalu menatapnya dengan dalam, "Apa yang kamu takutkan? Aku berjanji tidak akan melakukan apa pun padamu."     

Tak bisa disangkal, suhu dan darah di tubuh An Xiaoyang turut melonjak hebat, apalagi saat ia juga merasakan napas yang jernih dari tubuh Sang No. Kali ini, ujung jarinya pun terasa panas, "Kalau begitu, apa yang ingin kamu lakukan?"     

Apakah tidak cukup hanya dengan memeluk dan menyentuh?     

"Aku ingin melakukan lebih banyak hal." Tegas Sang No dengan bibir yang terangkat.     

Tepat setelah kalimat itu terlontar, ia mencondongkan tubuh untuk menggigit daun telinga An Xiaoyang yang memerah. Bahkan suaranya yang rendah terdengar semakin serak, "Banyak hal, sangat banyak."     

Berciuman dan meremas diam-diam bukanlah apa-apa.     

Sisanya, Sang No akan menunggu hari ketika mereka tumbuh dewasa.     

Namun An Xiaoyang-lah yang merasa belum mengetahui banyak hal mengenai keintiman.     

Jadi begitu melihat bahwa Sang No semakin berlebihan, ia mencoba menepis tangan Sang No yang telah menempel di dadanya, "Sang No, cepat keluarlah. Situasi akan semakin buruk jika seseorang mengetahuinya."     

Lagipula mereka sedang tidak berada di tempat mereka sendiri.     

Namun, pelukan Sang No justru semakin erat dan ia kembali berbisik di telinganya, "Xiaoyang, hari ini adalah Natal."     

"Lalu, kenapa?"     

"Ini adalah Natal pertama yang benar-benar milik kita. Aku ingin menghabiskannya bersamamu." terang Sang No.     

Kemudian, ia menambahkan bumbu-bumbu untuk meyakinkan An Xiaoyang, "Jangan khawatir, besok pagi-pagi sekali aku akan pergi, jadi kita tidak akan ketahuan."     

Kini, An Xiaoyang menatapnya seperti tembok yang menghalangi. Sungguh, ia benar-benar tidak berdaya. Kekuatan gadis itu benar-benar terlalu lemah. Bisa diibaratkan, ia seperti anak ayam yang tidak memiliki kemampuan untuk melawan.     

Mau tak mau, setelah Sang No terus menerus mengucapkan kata-kata untuk meyakinkannya, An Xiaoyang hanya bisa berkompromi.     

Hanya saja, kata-kata kakak Sang No sebelum ini masih memenuhi pikirannya. Jadi kini, ia hanya mampu mengerucutkan mulut kecilnya dan akhirnya mendesah pelan.     

Sebaiknya ia bersikap kejam pada Sang No setelah mereka kembali nanti.     

Malam itu, akhirnya Sang No berhasil naik ke ranjang An Xiaoyang di tengah malam. Tak bisa disangkal, ia begitu bangga, sangat senang, dan puas.     

Dan Sang No memang benar-benar tidak mengingkari ucapannya malam ini.      

Ruangan ini tidak besar dan sangat hangat. Setelah tirai krem ​​​​setengah ditarik——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.