Kisah Cinta Manis di Hari Natal (1)
Kisah Cinta Manis di Hari Natal (1)
**
Sekarang, waktu menunjukkan sudah lebih dari pukul 9 malam dan lampu di kamar-kamar villa telah padam satu per satu. Banyak dari mereka yang datang ke sini untuk sementara dan memutuskan untuk tidur lebih awal setelah seharian melakukan aktivitas padat.
Tapi untuk remaja muda yang energik, itu berbeda.
Ketika Sang Xia sibuk membantu pengurus rumah menyiapkan tempat bagi kerabat dan teman untuk beristirahat, Rong Zhan sedang berbicara dengan seorang remaja, Sang No.
Saat itu, Rong Zhan bertanya tentang apa yang terjadi pada Sang No di Kota G dan apa yang telah ia siapkan untuknya. Biasanya, seseorang memang sudah selalu memberitahunya tentang apa yang terjadi di sana, tetapi hal itu berbeda dari apa yang Sang No katakan. Akhirnya, mau tak mau Rong Zhan menilai dan mencoba mengulas Sang No secara pribadi.
Pertama, yang membuatnya senang tentu karena sekarang Sang No sudah baik-baik saja, lalu kedua, kualitas fisik serta keterampilannya jauh lebih baik daripada ketika ia pergi ke Kota G sebelumnya. Dan satu hal yang sangat menjadi perhatian Rong Zhan adalah karakter Sang No.
Itu adalah sesuatu yang tidak ia miliki dan Rong Zhan tentu menghargainya.
Sang No benar-benar sosok yang baik dan berpikiran terbuka, yang sebenarnya sangat bagus untuk pertumbuhannya. Tidak seperti dirinya yang kejam dan berdarah dingin, bahkan suka menyinggung banyak orang sejak lama. Ditambah dengan pikiran cerdas Sang No, Rong Zhan sangat ingin mengulik dan melatihnya dengan baik.
Tapi itu juga berarti bahwa Sang No akan menyimpang dari kehidupan orang biasa.
Selain ia tidak akan memberitahu Sang Xia, tetapi ia juga tidak akan memaksa Sang No. Sekarang ini, ia hanya akan mengajukan saran dan pilihan tetap di bawah kendali Sang No sendiri. Apalagi, ia adalah anak yang cerdas dan tahu kehidupan apa yang ia inginkan.
Tepat ketika Sang Xia kembali dari pekerjaannya yang sibuk, ia melihat Rong Zhan sedang berbicara dengan adiknya tidak jauh dari sana. Sementara itu, di sisi lain sofa, Xiao Ba Wanghua sedang menciumi kekasih Sang No yang dibawa kemari dengan mulut kecilnya yang lucu.
Melihat itu, Sang Xia benar-benar kehabisan kata-kata. Ya, pria kecil ini memang sungguh adalah anaknya.
Hanya saja, gadis itu…
Sang Xia tampak mengangkat alisnya. Yah, lumayan, ia terlihat putih, lembut, dan cukup segar dibandingkan saat ia berada di rumah sakit Kota G waktu itu.
Sedang An Xiaoyang yang menyadari pandangan Sang Xia seketika mendongak. Lalu rona merah samar terlukis di wajahnya yang putih dan lembut. Detik setelahnya, ia dengan cepat berdiri dan berkata dengan gugup, "Halo, kakak."
Untuk pertama kalinya, An Xiaoyang bertemu dengan kakak Sang No. Tentu ia sangat gugup, hingga wajah kecilnya terlihat sangat memerah.
Bahkan beberapa kali ia tidak berani menatap secara langsung.
Terutama saat mengingat kembali betapa Sang Xia nampak sangat luar biasa di pesta pernikahan tadi. Tak pelak lagi, An Xiaoyang merasa sosok Sang Xia seperti seorang dewi yang hanya bisa dilihat dari kejauhan.
Sedangkan kini, Xiao Ba Wanghua masih memegangi kakinya dan bermain dengan genit, "Kakak Xiaoyang, Kakak Xiaoyang, gendong Yunyun, gendong Yunyun..."
An Xiaoyang yang terjerat oleh Xiao Ba Wanghua tidak tahu harus menggendongnya atau tidak. Tidak perlu dikatakan lagi, ia sudah benar-benar malu.
Namun Sang Xia yang melihat penampilan gugup An Xiaoyang hanya bertanya-tanya apakah gadis ini belum terbiasa dengan wajahnya yang dingin. Alhasil, ia menunjukkan senyum lembut padanya, "Jangan terlalu sungkan. Bagaimana dengan studimu sekarang? Aku khawatir acara ini akan mengganggumu."
Setelah mengatakannya, Sang Xia membungkuk untuk menggendong Xiao Ba Wanghua sembari ia menepuk pantat kecilnya, "Jujurlah dengan ibu. Ini adalah kekasih paman kecilmu. Kamu tahu, kamu tidak bisa memintanya menciummu dengan santai, jika tidak, hati-hati, paman kecilmu akan memukulmu nanti."
Di gendongan ibunya, Xiao Ba Wanghua tampak menggerak-gerakkan mulutnya, yang membuat Sang Xia tidak tahu harus menangis atau tertawa.
Dan ketika An Xiaoyang melihat kakak Sang No sangat lembut padanya, ketegangan di hatinya seketika mereda dan ia menjawab——