Halo Suamiku!

Aku Bukan Istri Sahnya (9)



Aku Bukan Istri Sahnya (9)

0"Jadi Jun Hang... kamu bilang pada ayahku bahwa kamu ingin menikahiku... Apa pendapatmu tentang aku? Hanya karena aku mencintaimu dan mencurahkan hidupku untuk mencintaimu... jadi kamu bisa menginjak-injaknya sembarangan...?! Hanya karena aku mencintaimu, kamu pikir aku tidak bisa meninggalkanmu-—"     

"Bo! En! You!"     

Tiba-tiba Jun Hang memanggil namanya dengan keras. Bahkan wajah sempurnanya kini benar-benar merah padam dan sorot matanya seperti awan gelap.     

Tak pelak lagi, badai besar telah tiba.     

Ia tampak sangat marah hingga urat hijau muncul di punggung tangannya.     

Sontak, ketakutan Youyou tak lagi terhindarkan dan ia ingin segera melarikan diri, tetapi sebelum ia bisa melakukannya, detik berikutnya, pinggangnya tiba-tiba tertekuk. Dengan diiringi sebuah jeritan keterkejutan, tubuhnya langsung terlempar ke ranjang.     

Meski Youyou terlempar ke ranjang besar yang empuk, tetapi kepalanya masih berdengung, dan samar-samar ia melihat wajah Jun Hang melepaskan kancing di kerah dan menarik dasinya, dengan wajahnya yang begitu suram.     

Setelah menyadari apa yang terjadi dan ia mampu bereaksi, Youyou segera merangkak, mencoba melarikan diri dengan kekuatan yang tersisa.     

Tapi pergelangan kakinya sekali lagi ditarik ke bawah, yang membuat tubuh kecilnya tergelincir ke ujung ranjang. Ia masih terus berjuang, namun tubuh bagian atas Jun Hang telah membungkuk, dasi yang terlepas itu dipegang di salah satu tangannya, dan yang lainnya digunakan untuk menekan dagu Youyou dengan erat.     

Mau tak mau, mata Youyou bertabrakan dengan milik Jun Hang dan ia bisa merasakan sorot penuh kemarahan yang terpancar. Tetapi kali ini, ia juga melihat darah merah samar, serta ketidakberdayaan dan kelelahan yang tidak dapat dipulihkan.     

Perlawanannya tiba-tiba perlahan berhenti.     

Diam-diam ia juga menatapnya dengan air mata berlinang.     

Sejujurnya, Jun Hang ingin marah, ingin, sangat ingin.     

Tapi saat ini, melihat tubuh Youyou yang mungil berbaring lemah di bawah tubuhnya, wajahnya yang murni hanya seukuran telapak tangannya, matanya yang besar memerah dan bengkak, wajahnya penuh air mata, dan bibir merah mudanya terkatup rapat.     

Seketika ia merasa tidak bisa menyakitinya.     

Hanya rasa sakit yang menikamnya tanpa henti.     

Kini, matanya yang panjang sedikit membeku dan kemarahan dari sorot matanya akhirnya menghilang secara perlahan.     

Jari-jari ramping seperti batu giok itu juga dengan lembut mengusap pipi Youyou dan menyeka air mata di wajahnya yang putih dan lembut. Perlahan ia pun berbisik, "Youyou, jangan membuat masalah denganku... Aku hanya memilikimu... Kamu adalah segalanya bagiku..."     

Dari tempatnya, Youyou perlahan menutup mata, yang menciptakan dua garis air mata mengalir dari sudut matanya, dan ia menangis putus asa.     

"... Aku hanya memilikimu dan aku hanya menginginkanmu. Memang benar aku bilang aku akan menikahimu ketika kita kembali... dan aku belum sempat memberitahumu bahwa kamu bukan hanya kekasihku, melainkan juga satu-satunya orang yang aku cintai."     

Setelah Jun Hang mengatakannya, tubuh bagian atasnya bergerak semakin turun.     

Kemudian bibir tipisnya dengan lembut mencium air mata dari sudut mata Youyou.     

Sementara Youyou masih terisak-isak seperti anak kecil dan tampak tidak bisa mengendalikan emosinya.     

Mendapati itu, Jun Hang memeluknya erat sembari mencium rambutnya, keningnya, hidungnya yang merah, hingga matanya yang basah.     

"Youyou… maaf. Semuanya salahku."     

Jun Hang pikir mereka telah sepakat bahwa akan sepenuhnya percaya satu sama lain dan yakin bahwa tidak peduli seberapa orang lain memprovokasi dan bahkan betapa munafiknya ia, Youyou akan selalu berdiri di belakangnya dan menunggu dirinya untuk menangani segalanya.     

Namun, apa yang ia pikirkan terlalu sederhana.     

Bukannya Youyou tidak memegang kesepakatan mereka, melainkan karena Jun Hang-lah yang berpikir terlalu sederhana.     

Itu salahnya, hingga membuat orang yang paling ia cintai menangis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.