Kehangatan Malam Natal di Malam Pernikahan (2)
Kehangatan Malam Natal di Malam Pernikahan (2)
Dan gaun pengantin ini telah disiapkan oleh Rong Zhan lebih dari setahun yang lalu.
Kini, Sang Xia tampak terperanjat ketika ia mendengar kata-kata Su Li dan buru-buru menyela, "Hentikan! Bagaimana aku bisa memakai gaun milik sang mempelai wanita."
Setelah mengatakannya, mata Sang Xia kembali jatuh pada gaun pengantin itu. Kemudian, ia mengulurkan tangan untuk menyentuhnya, tapi ia takut jika gaun pengantin ini rusak. Sampai akhirnya, ia menghela napas dalam dan berkata perlahan, "Aku harap pengantin wanita yang mengenakan gaun pengantin ini akan bahagia. Su Li, ayo kita kembalikan. Jangan merusaknya, apalagi coba-coba memakaikannya pada orang lain."
Su Li yang melihat penampilan Sang Xia, yang bahkan tidak berani menyentuh gaun ini hanya bisa tercenang. Ia tidak tahu apa yang ada di lubuk hatinya sekarang. Namun segera, ia menyingkirkan keheranan yang terpancar kuat di matanya.
Meski terbesit rasa sakit yang menghujam hatinya.
Sungguh, Sang Xia benar-benar wanita konyol.
Padahal gaun pengantin ini adalah miliknya dan khusus dibuat untuknya, tapi ia sama sekali tidak berani menyentuhnya sekarang.
Tak pelak lagi, ia memang benar-benar pengantin sejati masa depan.
Alhasil, Su Li tidak memaksanya lagi dan dengan patuh meletakkan kembali gaun pengantin itu dengan hati-hati.
Karena ia harus menunggu hingga hari esok.
Tepat di tanggal 25 Desember, bersamaan dengan perayaan Natal.
Hingga kemudian, Su Li dan Sang Xia harus berpisah hari itu karena besok adalah hari pernikahan yang ditunggu-tunggu. Pernikahan akan diadakan di gereja terbesar di Kota T.
Terdengar desas-desus jika orang-orang yang datang hanyalah kerabat dan sahabat dari kedua keluarga, sama sekali tidak ada orang luar.
Setelah lebih dulu meninggalkan Su Li malam itu, Sang Xia berjalan di tepi jalan. Di bawah lampu jalan kuning yang redup, di depan tanda pemberhentian bus, di dekat menara lonceng yang menjulang tinggi, ia berdiri di sana sendirian.
Tampak ia menyelipkan tangannya ke dalam saku mantel Beige-nya, mengenakan sepasang sepatu bot Martin hitam dan syal cokelat, sembari melihat lalu lalang di jalan.
Hari ini adalah Malam Natal. Karena tidak ada angin, jadi udara tidak terasa dingin saat itu.
Selain Sang Xia, ada juga pasangan muda yang berdiri di dekat pemberhentian bus, yang terlihat baru berusia 17 atau 18 tahun.
Sang gadis tampak sering melihat ke arah Sang Xia seolah tertarik dengan wajah samping yang familiar dan aura dingin yang unik dari sosok wanita di bawah sorot lampu jalan.
Atau mungkin ia penasaran kenapa wanita itu sendirian.
Hanya saja, baru sebentar wanita itu berdiri di sana, tiba-tiba ponselnya berdering.
Saat ia menunduk untuk melihat ponselnya, wajahnya tampak begitu menakjubkan. Bahkan tiba-tiba, senyum lembut muncul dari bibirnya hingga ke mata, raut wajahnya juga tampak melunak, yang membuat siapa pun berdebar hebat saat melihatnya.
Gadis itu bertanya-tanya siapa yang menelpon.
Hingga membuat sosok wanita itu terlihat berubah dalam sekejap.
Sementara di pihak Sang Xia.
Setelah ponselnya berdering, ia melihat ID penelpon dan segera mengangkat alisnya sembari menjawab tanpa pikir panjang. Seketika, suara imut dan menggemaskan terdengar dari seberang telepon, "Bu, Bu, kapan kamu dan ayah akan pulang? Ayah bilang dia akan membawakan manusia salju kecil saat pulang hari ini."
Kini, mata Sang Xia bersorot hangat, "Sayang, ibu dan ayah akan segera pulang. Apa kamu dan kakakmu patuh di rumah?"
Ternyata, Xioa Meibao-lah yang berbicara di sana. Kemudian ia menjawab pertanyaan ibunya dengan penuh semangat, "Kami sangat patuh, Bu, Bu. Kalau begitu beritahu ibu baptis untuk meminta adik laki-lakiku tinggal dan bermain denganku malam ini."
Kali ini, Sang Xia sedikit termenung, "..."
Karena ia dan Su Li sibuk dengan pernikahan akhir-akhir ini, jadi monster kecil selalu bermain dengan kedua anaknya. Tapi setiap malam, monster kecil akan dijemput oleh Chen Nianbai untuk dibawa pulang. Hanya saja hari ini, Su Li secara khusus mengatakan bahwa ada baiknya membiarkan anak-anak bersama dan menyatukan mereka sebagai pengiring pengantin besok.
Jadi monster kecil tidak akan dibawa ke rumahnya hari itu.
Jadi mau tak mau, Sang Xia menghela napas pelan, "Mari kita bicarakan ini saat Ibu di rumah nanti. Ayah dan Ibu akan segera kembali. Jangan menggertak adik laki-lakimu lagi jika kalian bersama nanti, oke?"