Kehangatan Malam Natal di Malam Pernikahan (1)
Kehangatan Malam Natal di Malam Pernikahan (1)
Beberapa tokoh internasional yang misterius mulai berdatangan.
Namun, kedatangan mereka benar-benar cukup tenang hingga membuat orang-orang tidak mengetahuinya, bahkan tidak menaruh curiga sedikit pun.
Pernikahan sudah dekat. Besok adalah harinya.
"Su Li, apa kamu yakin pengantin wanita akan datang baru di saat hari pernikahan tiba? Dia seperti tidak menganggap jika pernikahan ini serius. Bahkan gaun pengantinnya pun justru dikirimkan kepadamu. Apa yang lebih penting daripada pernikahan bagi mereka?"
Kini, Sang Xia terdengar mengeluh sembari menggelengkan kepala.
Sebenarnya, tidak masalah jika ia juga harus menjadi pengiring mempelai wanita bersama dengan Su Li. Hanya saja, ia bahkan belum pernah melihat seperti apa sosok dari pengantin wanita itu.
Namun tampaknya, ia seharusnya sama sekali tidak perlu merasa khawatir. Lagi pula, bukan dirinyalah yang akan menikah. Ia hanyalah seorang pengiring pengantin. Itu saja.
Hanya saja, saat melihat orang lain menikah, apa yang ada di pikiran Sang Xia adalah pernikahannya sendiri.
Di Roma, rancangan pernikahan akbar itu seperti dongeng, tapi tidak pernah selesai sampai akhir.
Meskipun ia tidak pernah membahasnya kepada siapa pun, tapi itu adalah penyesalan seumur hidupnya.
Jadi sekarang, ketika ia harus menghadiri pernikahan orang lain, perasaan sesak itu masih cukup melekat kuat di rongga dadanya.
Terlebih lagi, pernikahan ini juga tak kalah megah. Tetapi kedua belah pengantin justru sama-sama berada di tempat lain dan tidak muncul. Bahkan sehari sebelum pernikahan pun, Sang Xia masih tidak melihat sosok mereka.
Hal ini membuat ia merasa bahwa mereka mungkin tidak terlalu memedulikan pernikahan ini.
Padahal pernikahan bersama dengan orang terkasih hanya terjadi sekali seumur hidup. Jadi menurutnya, mereka harus benar-benar menghargai momen sakral ini.
Dan di saat itu, Su Li mengeluarkan gaun pengantinnya dengan hati-hati, kemudian helaan napasnya keluar bersamaan dengan sebuah pujian dalam, "Indah, terlalu indah, seperti gaun seorang ratu."
Gaun pengantin ini sangatlah mewah dan menonjol, bahkan aura yang terpancar cukup untuk membunuh semua pakaian yang ada di dunia.
Sang Xia pun juga terpana sekaligus terpesona oleh gaun pengantin yang perlahan disajikan di depannya kini.
Gaun pengantin yang ia kenakan sebelumnya sangat retro dan seksi, yang memicu atmosfer dan pancaran kastil kuno di Roma. Sebenarnya, gaun Sang Xia saat itu cukup cantik, tetapi gaun pengantin di depannya sekarang membuatnya merasa lebih terkesima.
Gaun pengantin putih itu dihiasi dengan jahitan emas dan perak di bagian bawah, lapisan desain gumpalan perak di luar, bertatahkan berlian besar dan kecil, bertitik seperti bintang, yang membuatnya semakin terlihat luar biasa sekaligus memesona.
Sementara di bagian atas depan membentuk desain bra yang menonjolkan keseksian, dengan huruf V besar di bagian belakang, yang juga memperlihatkan punggung seksi dan putih.
Ujung gaun pengantin itu panjang berkelok-kelok di lantai, dengan lapisan gumpalan tembus pandang berwana perak sesuai dengan helai putih lembut di bawahnya, yang menakjubkan dan hampir mencekik.
Jika mengenakan gaun pengantin ini, tampaknya itik jelek pun akan berubah menjadi angsa putih yang agung dan cantik.
"... Benar-benar sangat indah."
Dari lubuk hati terdalamnya, Sang Xia tak henti-hentinya mendecakkan kekaguman.
Sedangkan Su Li mengangguk lagi dan lagi. Bahkan matanya tak pernah mau beranjak dari gaun pengantin yang ia pegang saat ini. Lalu, ia bergumam samar, "Dikatakan bahwa mempelai pria bahkan menghabiskan waktu lama untuk mendesain gaun ini sendiri. Setiap detailnya juga dirancang sendiri olehnya."
Tak pelak lagi, Sang Xia benar-benar tercengang ketika mendengar ini.
Padahal ia sudah mengambil kesimpulan jika kedua mempelai itu tampaknya tidak terlalu antusias dengan acara megah yang luar biasa ini.
Tapi sang mempelai pria ternyata mendesain gaun si wanita sendiri?
Jika benar demikian, maka dapat dilihat bahwa mempelai pria pasti sangat mencintai calon istrinya.
Hanya saja, Sang Xia merasa sedikit kasihan. Seharusnya, mempelai wanita lah yang melihat pertama kali betapa indahnya gaun yang akan ia kenakan nanti. Tapi, gaun cantik ini justru dikirim pada ia dan Su Li di sini.
Kemudian, tampak Su Li mengangkat gaun pengantin itu untuk memandangnya dengan cermat. Sampai akhirnya, ia berkata di depan Sang Xia, "Sayang, apa kamu ingin mencobanya? Ini benar-benar luar biasa. Saat memakainya, kamu pasti bisa membuat orang-orang terpesona."