Sadar (4)
Sadar (4)
Kenapa ia harus berhutang begitu banyak sekarang.
Bahkan, Bo Jing harus membantu dirinya ketika ia tidak bisa berdiri.
Meski Josh tampak ragu-ragu dan malu, tapi Bo Jing terlihat sangat tenang dan serius. Akhirnya, Josh tidak melawan lagi karena ia tidak mampu untuk melawan. Keseimbangannya benar-benar tidak stabil hingga tubuhnya gemetar, dan ia sangat membutuhkan bantuannya.
Alhasil, Bo Jing membantunya melepas celana hingga duduk di toilet. Kemudian, ia berbisik pelan, "Panggil aku jika sudah selesai."
Wajah Josh sontak terbakar.
Apalagi, ia belum pernah dilayani seperti ini, terlebih oleh pria yang ia cintai.
Cinta…!
Entah apa yang Josh pikirkan, tapi tiba-tiba ia sedikit terkejut.
Ia mencintainya?
Apa… apa Bo Jing sudah mengetahuinya?
...
Tentu Bo Jing sudah sangat tahu rahasia terdalam dari hatinya.
Itu sebabnya pria itu berani bertindak lebih "tidak bermoral" dan intim dengan dirinya, bukan?
Karena Bo Jing tahu bahwa ia tidak akan marah dan tidak akan melawan…
… Yang membuat Josh semakin kehilangan muka.
Faktanya, Bo Jing menyayanginya dan mencintainya bukan karena ia cantik, luar biasa, dan memesona, bahkan ia sering berharap jika Josh hanyalah manusia biasa saja. Meski ia tidak bisa balapan, tidak bisa menari, atau pun tidak seperti sekarang, ia akan tetap menjadi harta karun yang paling berharga di hidup Bo Jing.
Ia tidak membutuhkan sosok Josh yang selalu memesona di hadapannya. Bagaimanapun, ia telah mengetahuinya luar dalam dan ia adalah orang terdekatnya.
...
"Apa? Seseorang melakukan ini dengan sengaja?!" Josh tersentak di tempat. Mobil yang ia kendarai terkoyak dan tidak ada yang tersisa oleh amukan api besar itu. Ada masalah dengan rem mobilnya saat itu. Jadi sangat tidak mungkin untuk mengetahui apakah itu disengaja oleh orang luar atau tidak.
Tapi bagaimana Bo Jing tahu?
Kini, Bo Jing membelai lembut rambutnya sembari memberi isyarat agar ia tidak boleh terlalu bersemangat, "Aku baru saja pergi untuk menemui Barton. Dia-lah yang memberitahuku bahwa semua yang terjadi tidak sesederhana itu."
"Barton?"
Josh tampak mengerutkan bibir dan keningnya.
"Yah, Barton telah bersepakat dengan Linda bahwa dia akan memberimu beberapa pelajaran saat di lintasan, tetapi sangat masuk akal untuk mengatakan bahwa Barton sama sekali tidak memberikan pelajaran apa pun padamu, yang tidak seperti apa yang diharapkan Linda. Barton juga mengatakan bahwa sebelum Linda mencarinya, wanita itu samar-samar mengungkapkan bahwa dia telah mencoba bersepakat dengan pria lain, tetapi pria itu tidak menyetujui. Namun, setelah kecelakaan itu, dia curiga bahwa pria yang dimaksud Linda-lah yang melakukannya."
Ketika Bo Jing mengatakan ini, tidak terdengar sedikit pun nada kebahagiaan atau pun kemarahan, melainkan hanya sorot matanya yang sudah tertutup lapisan es.
Karena Josh terluka parah hingga seperti sekarang, tentu Bo Jing akan memastikan tidak akan ada dari mereka yang bisa melarikan diri.
Sebenarnya, Linda memang orang pertama yang ia curigai ketika kecelakaan itu terjadi.
Jika saja Josh tidak terluka parah, ia pasti akan langsung berurusan dengan wanita itu.
Tapi karena kondisi Josh sekarang masih sangat lemah, alhasil, ia hanya mengirim seseorang untuk berjaga-jaga jika saja wanita itu melarikan diri.
Yang menarik, wanita itu masih berpura-pura menjalani kehidupan normal, seolah-olah ia tidak tahu apa-apa.
Melihatnya, Bo Jing hanya ingin menebas wanita jahat itu.
Sementara Josh tampak agak memucat karena ia sama sekali tidak menyangka jika Linda akan begitu membenci dirinya.
Saat ini, bibirnya sedikit menarik senyum yang dibuat-buat, "Apa sebegitu keterlaluankah yang telah aku lakukan hingga dia benar-benar ingin membunuhku?"
"Dia-lah yang melakukan hal-hal keji itu. Akan kupastikan, dia akan segera membayar harga yang mahal atas perilakunya. Josh, kamu berbeda darinya. Bahkan kamu mendapat berkah karena masih selamat. Semuanya akan menjadi lebih baik nanti."
Sesaat setelah pernyataan Bo Jing terlontar, hati Josh justru semakin rumit.
Benarkah demikian?