Halo Suamiku!

Sadar (3)



Sadar (3)

1Bahkan ia mulai takut mati.     

Mungkin setelah waktu ini, Josh tampaknya menyadari bahwa balap mobil yang pernah dianggap lebih penting daripada hidupnya telah digantikan oleh hal-hal lain, seperti mobil yang dulunya tidak bisa ia tinggalkan.     

 **     

Dan setelah bencana yang disebabkan oleh kecelakaan mobil itu, Josh tampaknya telah membuat beberapa keputusan.     

Karena cedera serius yang ia alami, rencana awalnya untuk pergi ke Tiongkok akhirnya ditunda. Sebaiknya, ia terbang ke sana sehari sebelum pernikahan Rong Zhan digelar.     

Apalagi, Bo Jing tidak berani main-main kali ini. Tubuh Josh benar-benar sangat lemah sekarang.     

Dua hari setelah kondisi Josh membaik, Josh tidak melihat sosok Bo Jing saat matanya terbuka.     

Padahal Josh sudah terbiasa berjalan setiap langkah dengannya selama dua atau tiga hari ini. Jadi begitu ia bangun dan tidak mendapati sosoknya, hatinya sontak merasa sedikit kosong dan kesepian.     

Nampaknya, ia menjadi semakin terikat pada Bo Jing. Dari yang awalnya menjadi orang mandiri hingga pria itu sepenuhnya memasuki kehidupan dan tubuhnya, bahkan tidak dapat dipisahkan darinya.     

Setelah menunggu lebih dari setengah jam, akhirnya Josh menelepon, tapi tidak ada jawaban apa pun. Mau tak mau, ia turun dari tempat tidur secara perlahan.     

Ia ingin pergi ke koridor atau ke suatu tempat.     

Sakit.     

Tubuhnya sangat sakit sehingga ia hanya merasakan kesakitan luar biasa dan kakinya gemetar.     

Alhasil, ia berjalan tertatih dengan menjadikan dinding sebagai tumpuan.     

Tepat ketika ia hampir menyentuh pintu, terdengar suara langkah kaki di luar. Tiba-tiba saja, ia ingin mengambil dua langkah cepat yang justru membuat lututnya seketika melunak!     

"Aaahhh…!"     

Begitu pintu terbuka, tubuhnya langsung jatuh ke pelukan seseorang dalam sekejap.     

"Josh, kamu belum pulih. Kenapa kamu turun?" Dengan segera, Bo Jing mengangkat tubuhnya.     

Kini, Josh menunjukkan perasaan bersalahnya karena takut jika Bo Jing akan memarahinya. Dan karena merasa tidak nyaman, akhirnya ia berkata, "Aku, aku hanya ingin pergi ke kamar mandi."     

"Lalu kenapa kamu tidak memanggil perawat?"     

"... Kupikir aku bisa sendiri..." Kali ini, Josh menatapnya dengan tatapan serius, kemudian ia segera melanjutkan perlahan, "... Aku tidak ingin mengganggu orang lain, rasanya seolah-olah aku seperti pecundang."     

Kalimat terakhirnya itu diucapkan antara memang disengaja dan tidak.     

Tapi yang pasti, hal itu berhasil membuat hati Bo Jing melunak dalam sekejap.     

Lalu, ia menundukkan kepalanya untuk mencium kening Josh dengan diiringi suaranya yang lebih lembut, "Bodoh! Jangan terlalu banyak berpikir. Tubuhmu belum pulih. Lagi pula, bagaimana mungkin kamu menjadi seseorang yang tidak berguna? Kamu akan menjadi jauh lebih baik karena diberi kesempatan untuk tetap hidup. Jangan pikirkan itu, kamu mengerti?"     

Mau tak mau, Bo Jing harus membujuknya seperti anak kecil.     

Sementara Josh langsung mengangguk, seperti ayam yang mematuk nasi. Kali ini, ia terlihat seperti anak kecil yang sangat pintar.     

Intinya, selama Bo Jing kembali ada di hadapannya, semua akan baik-baik saja..     

Awalnya, ia hanya ingin bertanya ke mana Bo Jing pergi, tapi pria itu telah lebih dulu menggendongnya dan langsung membawanya ke kamar mandi. Kemudian, ia bertanya dengan suara yang dalam, "Kamu ingin pergi ke kamar mandi, kan? Ada yang bisa kubantu?"     

Nada suaranya seperti matahari yang cerah bersinar. Meski itu sangat wajar bagi pasangan suami-istri, tapi wajah Josh seketika memerah. Sesaat setelah menelan salivanya, ia menggelengkan kepala sambil berkata dengan penuh semangat, "Aku, aku bisa melakukannya sendiri."     

Tepat ketika Bo Jing menangkap telinganya yang memerah, ia hanya mampu menghela napas.     

"Josh, aku bukan orang luar. Aku suamimu dan kekasih terdekatmu. Ada apa dengan ketidaknyamanan yang kamu rasakan sekarang padaku?"     

Saat Bo Jing mengatakannya, tangan Josh yang awalnya memegang Bo Jing telah tergelincir tanpa sadar dan mendarat di pinggang celananya.     

Josh sangat malu. Meskipun ia mengerti apa yang Bo Jing maksud, tapi ia hanya ingin menunjukkan yang terbaik di hadapannya. Meskipun tidak mungkin untuknya melakukan sendiri, tapi sangat memalukan jika seorang pria dewasa harus membantunya di kamar mandi.     

"Sudah, menurutlah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.